Dana Investor Asing Membanjiri Pasar SUN dan Saham

Pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia dan ketidakpastian ekonomi global mendorong investor asing kembali melihat aset di emerging market.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Mei 2014, 10:05 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2014, 10:05 WIB
Ilustrasi Investasi
Ilustrasi Investasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia masih menjadi tempat menarik bagi investor asing untuk berinvestasi di pasar keuangan. Lihat saja kepemilikan asing di Surat Utang Negara (SUN) dan saham terus bertambah.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (Kemenkeu), kepemilikan asing di SUN mencapai Rp 384,86 triliun pada 14 Mei 2014. Jumlah ini naik sekitar Rp 61 triliun (18,84%) dari kepemilikan asing SUN pada Desember 2013 mencapai Rp 323,83 triliun.

Sedangkan dana asing yang masuk ke pasar modal mencapai Rp 38,25 triliun hingga 16 Mei 2014. Padahal tahun lalu dana asing keluar sekitar Rp 20 triliun pada semester kedua 2013. Dana asing masuk ke pasar modal Indonesia mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tembus ke level tertinggi di 5.031 pada 2014.

Sejumlah ekonom menilai, dana asing terus masuk ke pasar keuangan Indonesia didukung dari sentimen politik. Pemilihan umum (Pemilu) legislatif berjalan cukup baik memberikan harapan terhadap pemilu Presiden pada Juli 2014 juga berjalan lancar. Selain itu, imbal hasil SUN Indonesia masih tinggi juga menarik investor asing.

Ekonom David Sumual mengatakan, pasar keuangan Indonesia masih menarik karena melihat sejarah, pelaksanaan pemilu memberikan harapan tinggi terhadap pemerintahan baru. Apalagi kalau pelaksanaan pemilu berjalan satu putaran sehingga memberikan kepastian politik.

Masuknya investor asing ke emerging market termasuk Indonesia juga didukung dari ketidakpastian ekonomi global di Amerika Serikat dan Eropa. "Data tenaga kerja dan manufaktur Amerika Serikat kurang baik membuat investor kembali melihat aset di emerging market," ujar David saat dihubungi Liputan6.com, seperti yang ditulis Minggu (18/5/2014).

Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro mengatakan hal yang sama. Andry menambahkan, data ekonomi Indonesia cukup baik dengan inflasi dan defisit transaksi berjalan masih terkendali pada awal 2014 sehingga masih memberikan sentimen positif untuk investor asing. Lalu perbandingkan imbal hasil masih baik juga menjadi daya tarik buat investor.

"Makro ekonomi cukup baik, tidak adanya gejolak saat pemilu sehingga memberikan dampak positif untuk politik ke depan sehingga mendorong asing masuk," kata Andry.

Kedua ekonom ini pun sepakat dana asing masih akan terus masuk ke Indonesia dengan catatan pemilu berjalan aman dan makro ekonomi Indonesia baik.

Meski demikian, memang kepemilikan asing terus bertambah di pasar keuangan ini perlu diwaspadai. Apalagi kalau tiba-tiba dana asing keluar karena adanya gejolak global dan domestik.

"Bila terjadi turbulensi maka akan menaikkan imbal hasil yang dapat mempengaruhi suku bunga dalam negeri," tutur David.
David menuturkan, bila kepemilikan asing masih sekitar 30% dari total kepemilikan SUN yang beredar maka itu masih cukup baik.

Selain itu, instrumen penawaran surat utang yang beragam juga dinilai dapat menjadi antisipasi untuk mengurangi risiko bila dana asing keluar.

"Sekarang ada saving bond jadi instrumen investasi menjadi lebih beragam. Jadi investor asing dan domestik tidak terfokus pada satu instrumen saja sehingga risiko jadi lebih tersebar," ujar David.

Sedangkan Andry menilai, selama ini Bank Indonesia (BI) dan pemerintah sudah mempersiapkan crisis management protocol (CMP) untuk mengantisipasi risiko volatilitas apabila dana asing itu keluar dari Indonesia. (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya