Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada awal pekan ini. Sepuluh sektor saham melemah turut menekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (22/6/2015), IHSG melemah 25,75 poin (0,52 persen) ke level 4.959,25. Indeks saham LQ45 merosot 0,68 persen menjadi 851,84. Seluruh indeks saham acuan cenderung tertekan.
Baca Juga
Pada hari ini, ada sebanyak 159 saham yang melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 108 saham menghijau sehingga menekan IHSG. Adapun 88 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Transaksi perdagangan saham hari ini pun relatif sepi. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 161.138 kali dengan volume perdagangan 6,96 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 3,81 triliun.
Secara sektoral, sepuluh sektor saham melemah sehingga menekan IHSG. Sektor saham infrastruktur turun 1,33 persen, disusul sektor saham perkebunan tergelincir 1,2 persen, dan sektor saham aneka industri menyusut 0,68 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 100 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 100 miliar.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham pada hari ini antara lain saham TINS naik 3,47 persen ke level Rp 745 per saham, saham ASRI mendaki 6,73 persen ke level Rp 555 per saham, dan saham NIRO menanjak 1,9 persen ke level Rp 214 per saham.
Adapun saham-saham berkapitalisasi besar cenderung tertekan pada hari ini antara lain saham BBRI turun 0,90 persen ke level Rp 10.950 per saham, saham TLKM melemah 1,9 persen ke level Rp 2.835 per saham, dan saham ASII tergelincir 0,71 persen ke level Rp 7.000 per saham.
Sedangkan bursa saham Asia cenderung menguat antara lain indeks saham Jepang Nikkei naik 1,26 persen ke level 20.428,19, indeks saham Singapura STI menguat 0,69 persen ke level 3.323,69.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, IHSG tertekan karena sepi sentimen di pasar modal Indonesia. Tekanan IHSG terjadi lantaran bursa saham Amerika Serikat (AS) yang melemah pada akhir pekan lalu sehingga menyengat IHSG di awal pekan ini.
"Ini koreksi wajar untuk bisa melanjutkan kenaikan ke depan. Selain itu juga tidak ada tekanan yang cukup berarti. Aliran dana investor asing keluar juga minim," kata William saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, transaksi harian saham juga sepi lantaran pelaku pasar telah merealisasikan keuntungan untuk menghadapi puasa dan Lebaran. (Ahm/)