Sentimen Yunani Masih Warnai IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 4.850-4.970 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Jul 2015, 07:30 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2015, 07:30 WIB
Aksi Beli Investor Asing Bikin IHSG di Zona Hijau pada Awal Sesi
Mengikuti bursa global dan regional, Indeks Harga Saham Gabungan turun tipis 8,3 poin ke level 4.983 pada pra pembukaan perdagangan saham.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Sentimen penyelesaian krisis utang Yunani dinilai masih mempengaruhi laju IHSG.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan, bila belum ada penyelesaian pasti terhadap utang Yunani dapat berdampak negatif ke IHSG. Pelaku pasar masih menunggu pertemuan pejabat Uni Eropa pada Selasa pekan ini dengan harapan ada solusi penyelesaian krisis utang Yunani.

Selain itu, Satrio menuturkan, sentimen dalam negeri belum terlalu mempengaruhi laju IHSG. Pelaku pasar menunggu realisasi kinerja emiten dan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2015.

"IHSG masih akan bergerak di kisaran 4.850-4.970 pada perdagangan saham Selasa pekan ini," kata Satrio, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (7/7/2015).

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, IHSG sedang mengalami fase konsolidasi. Investor sedang terombang ambing berita negatif tentang Yunani.

"Sikap waspada diperlukan, namun ketenangan lebih diutamakan, tekanan yang terjadi pada IHSG sifatnya wajar dan sehat. Proses kenaikan akan selalu diiringi dengan fase koreksi sehat," kata William.

William menargetkan, IHSG akan berada di level support 4.911 dan target resistance 5.015 pada Selasa pekan ini. "IHSG masih berpotensi naik. Dalam jangka panjang, IHSG masih dalam kondisi uptren," kata William.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, IHSG akan melemah di kisaran level 4.882-4.930. Sejumlah sentimen yang pengaruhi IHSG antara lain dari dalam negeri menantikan rilis cadangan devisa yang sebelumnya US$ 110,8 miliar.

Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Sedangkan Satrio mengatakan, bagi pelaku pasar untuk wait and see dalam jangka pendek. Sedangkan bagi investor jangka panjang, pelaku pasar dapat memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), ASII, dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Pada penutupan perdagangan saham, Senin 6 Juli 2015, IHSG turun 66,16 poin (1,33 persen) ke level 4.916,74. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,64 persen ke level 843,01. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.(Ahm/)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya