Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan saham sesi pertama, Rabu (5/2/2025). Koreksi IHSG juga terjadi di tengah pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 yang mencapai 5,03 persen.
Mengutip data RTI, IHSG terpangkas 0,58 persen ke posisi 7.032,58. Indeks LQ45 turun 1,04 persen ke posisi 801,60. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Advertisement
Baca Juga
Pada sesi pertama perdagangan saham, IHSG berada di level tertinggi 7.080,16 dan level terendah 7.028,43. Sebanyak 295 saham memerah sehingga menekan IHSG. 246 saham menguat dan 250 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 783.490 kali dengan volume perdagangan 17,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.306.
Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham energi naik 0,31 persen, sektor saham basic mendaki 1,02 persen, dan catat penguatan terbesar, serta sektor saham properti mendaki 0,97 persen.
Sementara itu, sektor saham transportasi melemah 1,52 persen, sektor saham infrastruktur terpangkas 1,51 persen, sektor saham keuangan terperosok 1,13 persen.
Lalu sektor saham consumer nonsiklikal melemah 0,58 persen, sektor saham teknologi merosot 0,51 persen, sektor saham kesehatan turun 0,49 persen, sektor saham consumer siklikal susut 0,46 persen, sektor saham industri melemah 0,09 persen.
Gerak Saham
Saham GOTO terpangkas 5,75 persen ke posisi Rp 82 per saham. Harga saham GOTO dibuka turun dua poin ke posisi Rp 85 per saham. Saham GOTO bergerak di level tertinggi Rp 87 dan level terendah Rp 81 per saham. Total frekuensi perdagangan 22.656 kali dengan volume perdagangan 102.959.784 saham. Nilai transaksi Rp 817,5 miliar.
Saham TPIA naik 2,62 persen ke posisi Rp 8.775 per saham. Harga saham TPIA dibuka stagnan di posisi Rp 8.550 per saham. Saham TPIA berada di level tertinggi Rp 8.825 dan level terendah Rp 8.450 per saham. Total frekuensi perdagangan 11.620 kali dengan volume perdagangan 187.187 saham. Nilai transaksi Rp 162,4 miliar.
Saham BRMS menguat 3,19 persen ke posisi Rp 388 per saham. Saham BRMS dibuka naik enam poin ke posisi Rp 382 per saham. Pada sesi pertama, harga saham BRMS berada di level tertinggi Rp 390 dan level terendah Rp 380 per saham.
Total frekuensi perdagangan 6.296 kali dengan volume perdagangan 1.818.140 saham. Nilai transaksi Rp 70,2 miliar.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham SAFE meroket 24,79 persen
- Saham SMDM meroket 24,59 persen
- Saham ASPI meroket 21,14 persen
- Saham SONA meroket 20,16 persen
- Saham MLPT meroket 19,98 persen
Â
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham SSMS merosot 18,69 persen
- Saham LION merosot 18,32 persen
- Saham BTEK merosot 16,67 persen
- Saham DNAR merosot 15 persen
- Saham TAXI merosot 14,29 persen
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham GOTO senilai Rp 799,4 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 622,3 miliar
- Saham RATU senilai Rp 377,8 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 370,1 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 353,2 miliar
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham PSAB tercatat 67.773 kali
- Saham AWAN tercatat 62.727 kali
- Saham RATU tercatat 39.140 kali
- Saham MPPA tercatat 23.371 kali
- Saham GOTO tercatat 22.289 kali
Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Capai 5,03%
Sebelumnya,  Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan IV-2024 ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan tahunan (YoY) sebesar 5,02%. Dari angka tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup solid meskipun di tengah kondisi ekonomi global yang melambat.
"Ekonomi Indonesia berdasarkan besaran PDB pada triwulan IV-2024 atas dasar harga berlaku adalah Rp 5.674,9 triliun dan atas dasar harga konstan Rp 3.296,7 triliun, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2024 bila dibandingkan dengan triwulan IV-2023 secara yoy tumbuh sebesar 5,02%," kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia A. Widyasanti, dalam konferensi pers, pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2024, di Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2024 juga tercatat positif jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Q-to-Q), yakni tumbuh sebesar 0,53%.
Secara kumulatif, perekonomian Indonesia pada 2024 tercatat tumbuh 5,03%, mencerminkan kinerja yang stabil sepanjang tahun.
"Bila dibandingkan triwulan ke-III 2024 atau secara Q to Q ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 0,53% dan secara kumulatif atau c to c ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2024 tumbuh sebesar 5,03%," jelasnya.
Perkembangan Ekonomi Global dan Dampaknya Terhadap Indonesia
Di tingkat global, menurut proyeksi IMF pada Januari 2025, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat pada tahun 2024, meskipun masih mencatatkan angka positif.
Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, diperkirakan akan mengalami pelambatan pertumbuhan dibandingkan dengan tahun 2023, meskipun tetap lebih tinggi daripada capaian global.
IMF mencatat inflasi di negara berkembang juga cenderung lebih tinggi daripada tingkat inflasi global, namun lebih rendah dibandingkan dengan inflasi tahun 2023.
Beberapa mitra dagang utama Indonesia seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan India juga menunjukkan tren pertumbuhan yang lebih melambat pada triwulan IV-2024.
Tiongkok mengalami penguatan pertumbuhan secara YoY namun melambat secara kumulatif, sementara Amerika Serikat dan India menunjukkan pelambatan baik secara tahunan maupun kumulatif.
Di sisi lain, Singapura dan Malaysia mengalami pertumbuhan yang menguat, baik secara YoY maupun kumulatif. Adapun Korea Selatan tumbuh melambat secara yoy dan tumbuh menguat secara kumulatif.
"Dengan gambaran tersebut dapat kita simpulkan bahwa ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia tetap tumbuh walaupun di tengah pertumbuhan ekonomi global yang penuh tantangan di 2024," jelasnya.
Â
Â
Advertisement