Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih melanjutkan pelemahan di awal pekan ini. Rilis laporan kinerja emiten di semester I 2015 ditambah laju nilai tukar rupiah akan memberikan sentimen di bursa saham.
Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menilai tekanan terhadap IHSG masih berlanjut pada perdagangan saham Senin pekan ini. Saat ini belum ada sentimen positif yang membangkitkan laju IHSG. Hal itu lantaran harapan pelaku pasar terhadap rilis laporan keuangan emiten tidak terlalu baik. Tekanan IHSG juga dipengaruhi laju nilai tukar rupiah. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah berada di kisaran 13.448 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat 24 Juli 2015 dari periode Kamis 23 Juli 2015 di kisaran 13.394 per dolar AS.
Baca Juga
"Saat ini ada sejumlah tekanan di bursa saham. Level 4.800 mungkin bisa tembus. IHSG akan berada di kisaran 4.815-4.900 di awal pekan ini," kata David saat dihubungi Liputan6.com, Senin (27/7/2015).
Advertisement
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menilai, pergerakan IHSG masih dalam kondolidasi sehingga potensi naik masih cukup besar. Apalagi ada sejumlah laporan keuangan yang akan dirilis pada awal pekan ini dan menjelang rilis data ekonomi bari.
"Support saat ini pada level 4.846 sedang diuji dengan target resistance 4.992. IHSG dalam jangka panjang masih berada dalam jalur uptren," kata William.
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, IHSG akan bergerak melemah di kisaran 4.811-4.883. Sejumlah sentimen yang pengaruhi laju IHSG antara lain dari Amerika Serikat akan merilis data penjualan rumah baru yang sebelumnya di level 2,2 persen MoM. Sedangkan dalam negeri menantikan dirilisnya data foreign direct investment (FDI).
Untuk rekomendasi saham, David mengatakan, saat ini pilihan saham bergantung dari hasil kinerja emiten. Diperkirakan kinerja emiten barang konsumsi dan bank masih cukup baik. Saham-saham bank yang jadi pilihan antara lain saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sedangkan William memilih saham BBCA, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
Pada penutupan perdagangan saham Jumat 24 Juli 2015, IHSG ditutup turun 46,25 poin (0,94 persen) ke level 4.856,59. IHSG sempat berada di level tertinggi 4.892,41 dan terendah 4.848,72. Investor asing pun melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 123,8 miliar. (Ahm/Ndw)