Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuaktif menjelang akhir pekan ini. Tekanan jual investor asing berkurang membuat IHSG dapat bertahan di zona hijau.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat (14/8/2015), IHSG naik tipis 1,1 poin (0,02 persen) menjadi 4.585,39. Indeks saham LQ45 mendaki 0,17 persen ke level 776,45. Sebagian besar indeks saham menghijau kecuali indeks saham MBX turun 0,01 persen ke level 1.310,07 dan indeks saham Pefindo melemah 0,66 persen ke level 393,64.
Baca Juga
Ada sebanyak 138 saham melemah sehingga menyeret IHSG hanya naik tipis. Akan tetapi, 128 saham menghijau sehingga IHSG masih bertahan di zona hijau. Namun, 84 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Transaksi perdagangan saham juga tidak terlalu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 175.357 kali dengan volume perdagangan saham 4,98 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 3,69 triliun.
Secara sektoral, sektor saham melemah dan menguat berimbang. Sektor saham infrastruktur naik 0,57 persen, sektor saham konstruksi mendaki 0,42 persen, dan sektor saham aneka industri menanjak 0,17 persen.
Sementara itu, sektor saham perkebunan turun 0,98 persen, dan memimpin penurunan sektor saham. Lalu disusul sektor saham tambang tergelincir 0,54 persen, disusul sektor saham industri dasar melemah 0,48 persen.
Investor asing masih mencatatkan aksi jual. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 400 miliar. Pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 400 miliar.
Saham-saham berkapitalisasi besar menjadi penggerak indeks saham dan catatkan penguatan antara lain saham TLKM naik 1,77 persen menjadi Rp 2.875 per saham, saham BBRI menguat 2 persen ke level Rp 10.225 per saham, dan saham WIKA menguat 3,56 persen ke level Rp 2.760 per saham.
Saham-saham menekan indeks saham yaitu saham BMRI turun 1,1 persen menjadi Rp 9.000 per saham, saham BBNI tergelincir 1,19 persen ke level Rp 4.575 per saham, dan saham INDF melemah 4,05 persen ke level Rp 5.925 per saham.
Berdasarkan data RTI, bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Jepang Nikkei turun 0,37 persen menjadi 20.519,44. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,12 persen menjadi 23.991,02. Indeks saham Singapura naik 0,72 persen menjadi 3.114,07.
Investor Hati-hati Jelang Libur Panjang
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan pelaku pasar masih bersikap hati-hati sehingga membuat IHSG hanya menguat tipis. Tekanan jual investor asing berkurang pada perdagangan saham hari ini juga memberikan sentimen positif. Pelaku pasar juga kurang bergairah bertransaksi saham mengingat libur panjang memperingati Hari Kemerdekaan.
"Ini mau long weekend jadi transksi perdagangan saham juga sepi," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, asumsi makro ekonomi yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo juga cukup realistis. Jokowi menyampaikan pidato Kenegaraan dan Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016 di gedung MPR/DPR pada Jumat pekan ini.
Ada sebagian catatan yang diperhatikan Satrio dalam asumsi makro ekonomi itu. Pertama, asumsi harga minyak US$ 60 per barel, Satrio menilai, pemerintah mengikuti keinginan Pertamina untuk tidak segera menurunkan harga minyak bersubsidi di tengah harga minyak dunia melemah.
Selain itu, nilai tukar rupiah di kisaran 13.400 per dolar AS, Satrio menilai pemerintah kurang optimistis terhadap nilai tukar rupiah. Devaluasi Yuan dan rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga menjadi pertimbangan pemerintah.
"Bila rupiah pun menguat di kisaran 13.000. Jadi kalau nilai tukar rupiah 13.400 maka itu agak pesimistis. Jadi pemerintah berhati-hati terhadap kurs. Meski demikian, pemerintah tidak bisa terlalu optimistis karena nanti dapat dikerjain pasar," kata Satrio. (Ahm/Gdn)