Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih betah bergerak di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Kekhawatiran pelaku pasar terhadap nilai tukar rupiah masih tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen negatif di pasar modal.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (20/8/2015), IHSG melemah 42,33 poin (0,94 persen) ke level 4.441,91. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,12 persen ke level 747,95. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah pada hari ini.
Baca Juga
Ada sebanyak 227 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Akan tetapi, 58 saham menguat dan 69 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Transaksi perdagangan saham tercatat mencapai 173.409 kali. Volume perdagangan saham sekitar 5,70 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,01 triliun. Transaksi saham besar dipicu ada transaksi saham PLIN di pasar negosiasi.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham aneka industri naik 0,32 persen. Sektor saham perkebunan turun 1,94 persen, dan memimpin penurunan sektor saham pada hari ini. Disusul sektor saham konstruksi melemah 1,5 persen dan sektor saham keuangan tergelincir 1,25 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 2,5 triliun. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 2,5 triliun.
Berdasarkan data RTI, ada transaksi saham di pasar negosiasi mencapai Rp 2,3 triliun. Saham yang ditransaksikan tersebut yaitu saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN). Harga saham PLIN ditransaksikan sekitar Rp 2.500 per saham. Total frekuensi perdagangan 1 kali dengan volume perdagangan 904 juta saham. Kemungkinan transaksi saham itu difasilitas oleh PT UBS Securities Indonesia dan PT BCA Sekuritas.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham pada hari ini antara lain saham AISA naik 2,89 persen ke level Rp 1.600 per saham, saham DILD mendaki 1,94 persen ke level Rp 525 per saham, dan saham ARTI menanjak 3,33 persen ke level Rp 217 per saham.
Sedangkan saham-saham berkapitalisasi besar cenderung tertekan pada hari ini. Saham-saham itu antara lain saham BBCA turun 3,35 persen ke level Rp 12.275 per saham, saham BBRI melemah 1,77 persen ke level Rp 9.725 per saham, dan saham SMGR tergelincir 2,12 persen ke level Rp 8.075 per saham.
Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS telah menekan IHSG. Spekulasi bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga pada September 2015 membuat dolar AS makin menguat sehingga menekan rupiah. Rupiah tertekan dikhawatirkan akan kembali menekan kinerja emiten di semester II 2015.
"Saat ini belum ada sentimen baru. Masih dampak The Federal Reserve menaikkan suku bunga.Investor asing juga masih melakukan aksi jualnya," ujar David saat dihubungi Liputan6.com.
Berdasarkan data RTI, nilai tukar rupiah berada di kisaran 13.880 per dolar AS. Bursa saham Asia melemah juga menekan IHSG. Indeks saham Jepang Nikkei turun 0,94 persen menjadi 20.033,52. Hal itu diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,77 persen ke level 22.757,47. Indeks saham Singapura tergelincir 0,99 persen ke level 3.011,21. (Ahm/Ndw)