Usai Terjungkal, Wall Street Melompat 2%

Rebound di Bursa saham China menjadi bahan bakar penggerak pasar saham global.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 09 Sep 2015, 04:32 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2015, 04:32 WIB
Wall Street
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York - Wall Street menguat lebih dari 2 persen pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) usai mengalami kerugian tajam pada pekan lalu. Rebound di Bursa saham China menjadi bahan bakar penggerak pasar saham global.

Harapan untuk langkah-langkah stimulus lebih dari pemerintah China meningkat setelah data pada hari Selasa menunjukkan bahwa impor China menyusut jauh lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan Agustus.

Bursa Saham China melonjak dalam reli akhir, memicu rebound di pasar saham global. Pada Senin, pemerintah China mengatakan akan menghapus pajak atas penghasilan dividen bagi investor yang memegang saham selama lebih dari satu tahun dalam upaya untuk mendorong investasi jangka panjang.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 390,3 poin atau 2,42 persen menjadi 16.492,68, indeks S&P 500 naik 48,19 poin atau 2,51 persen menjadi 1.969,41 dan Nasdaq Composite menambahkan 128,01 poin atau 2,73 persen ke 4.811,93.

Ketiga indeks saham utama AS membukukan kerugian minimal 3 persen untuk pekan lalu.

Pasar keuangan global telah terguncang dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran perlambatan China bisa menyeret pada pertumbuhan global semakin melambat. Hal ini mendorong beberapa investor bertaruh bahwa Bank Sentral AS atau The Fed akan menunda kenaikan sampai akhir tahun.

Sebuah laporan campuran di pasar pekerjaan AS di Agustus pada hari Jumat menambah ketidakpastian investor tentang apakah The Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 16 September-17 September 2015 tersebut.

Saham Apple memberikan dorongan terbesar untuk S&P dan Nasdaq, naik 2,8 persen menjadi US$ 112,31. Sedangkan saham Fitbit naik 11,2 persen menjadi US$ 35,46.

Sekitar 6,7 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan 7,6 miliar rata-rata harian, menurut data dari BATS Global Markets. (Ndw/Igw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya