Wall Street: Indeks Nasdaq Bangkit, Saham Nvidia Melambung 9 Persen Usai Tertekan Imbas DeepSeek

Saham Nvidia juga menguat dengan naik hampir 9 persen setelah kapitalisasi pasar susut USD 589 miliar pada sesi sebelumnya. Tiga indeks acuan di wall street pun melesat.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Jan 2025, 08:11 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2025, 08:11 WIB
Wall Street: Indeks Nasdaq Bangkit, Saham Nvidia Melambung 9 Persen Usai Tertekan Imbas DeepSeek
Indeks Nasdaq dan S&P 500 bangkit pada perdagangan Selasa, 28 Januari 2025. (AP Photo/Seth Wenig, file)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Nasdaq dan S&P 500 bangkit pada perdagangan Selasa, 28 Januari 2025. Kenaikan indeks saham acuan di wall street itu terjadi usai aksi jual saham yang dipicu perusahaan rintisan China DeepSeek dan efek berantai yang dapat ditimbulkan oleh model artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang berpotensi lebih murah pada big tech.

Mengutip Yahoo Finance, Rabu (29/1/2025), saham Nvidia juga kembali menguat dengan naik hampir 9 persen setelah kapitalisasi pasar susut USD 589 miliar pada sesi sebelumnya.

Dibantu oleh kenaikan saham Nvidia, indeks Nasdaq melonjak lebih dari 2 persen setelah merosot lebih dari 3 persen. Indeks S&P 500 menguat 0,9 persen. Indeks Dow Jones bertambah 0,3 persen.

Sektor teknologi mencatat pembalikan dua hari terbesarnya dalam lebih dari dua tahun setelah mencatat hari terburuk sejak Maret 2020 pada Senin, 27 Januari 2025.

Saham mulai memangkas kerugian yang dibukukan dalam penurunan yang dipimpin teknologi pada Senin pekan ini. Hal ini seiring desas-desus berkembang untuk model AI DeepSeek yang berpotensi lebih murah.

Risiko terhadap kepemimpinan AS dalam AI itu menimbulkan pertanyaan tentang apakah pembuat chip dan nama-nama teknologi lainnya dapat menindaklanjuti ekspektasi pendapatan yang tinggi.

Dengan mempertimbangkan risiko DeepSeek, fokus utama pasar pada kinerja keuangan big tech yang dirilis pekan ini antara lain Apple, Tesla, Meta, dan Microsoft.

Investor juga menilai nada yang lebih keras pada tarif dari Presiden Donald Trump karena pasar menantikan keputusan suku bunga Federal Reserve pada Rabu di mana dampak kebijakannya kemungkinan akan dibahas.

Bank sentral akan membiarkan suku bunga tidak berubah, mengingat pembacaan ekonomi yang solid baru-baru ini.

Dolar AS menguat setelah ancaman tarif baru dari Trump yang menghidupkan kembali kekhawatiran tentang perang dagang, yang sudah menjadi fokus setelah kebuntuan singkat dengan Kolombia. Trump mengatakan dia menginginkan tarif universal "jauh lebih besar" daripada 2,5% yang kabarnya direncanakan akan diperkenalkan secara bertahap oleh Menteri Keuangannya yang baru, Scott Bessent.

Indeks Hang Seng Hong Kong Menguat, Nikkei Jepang Anjlok Terseret DeepSeek

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, bursa saham Hong Kong naik pada perdagangan Selasa, 28 Januari 2025. Hal ini setelah wall street alami penurunan besar pada saham perusahaan teknologi. Di sisi lain, sejumlah bursa saham Asia Pasifik libur Tahun Baru Imlek.

Mengutip CNBC, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,14 persen menjadi 20.225,11. Pasar hanya diperdagangkan selama setengah hari seiring menyambut Tahun Baru Imlek.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok 1,39 persen ke posisi 39.016,87. Indeks Topix mendatar di posisi 2.756,90. Ini adalah hari kedua indeks berada di wilayah negatif.

Saham terkait chip Jepang memperpanjang koreksi untuk hari kedua. Hal ini seiring tantangan perusahaan rintisan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) China DeepSeek terhadap kepemimpinan global Amerika Serikat (AS) dalam kecerdasan buatan mengancam perusahaan teknologi Asia yang merupakan bagian dari rantai AI Amerika Serikat (AS).

Saham Advantest anjlok 11,14 persen. Saham Tokyo Electron merosot 5,71 persen. Sedangkan saham Renesas Electronics terpangkas 3,56 persen. Di sisi lain, indeks acuan Nifty 50 India dan indeks BSE Sensex masing-masing naik 0,97 persen dan 1,07 persen dalam dua jam terakhir perdagangan.

Adapun Bank Sentral India pada Senin mengumumkan serangkaian rencana untuk menyuntikkan lebih dari USD 17 miliar ke dalam ekosistem keuangan melalui berbagai langkah termasuk pembelian obligasi dan pertukaran mata uang.

Adapun, indeks ASX 200 di Australia ditutup turun tipis 0,12 persen ke posisi 8.399,1 setelah kenaikan pada sesi sebelumnya. Pelemahan pada saham penambang emas, energi dan teknologi sebagian diimbangi oleh kenaikan pada saham penambang bijih besi dan keuangan.

Adapun bursa saham Taiwan, Korea Selatan dan China libur.

 

AI China DeepSeek Pukul Saham Teknologi, Indeks Nasdaq Turun 3 Persen

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)... Selengkapnya

Sebelumnya, indeks S&P 500 dan Nasdaq turun tajam pada perdagangan Senin, 27 Januari 2025. Hal ini seiring kekhawatiran tentang gelembung saham kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang meletus. 

Kekhawatiran itu muncul seiring perusahaan rintisan China DeepSeek yang membuat model AI yang kompetitif dengan harga jauh lebih murah dari miliaran dolar AS yang dibelanjakan Silicon Valley.

Mengutip CNBC, Selasa (28/1/2025), indeks Nasdaq anjlok 3,07 persen ke posisi 19.341,83. Indeks S&P 500 merosot 1,46 persen menjadi 6.012,28. Indeks Dow Jones naik 289,33 poin atau 0,65 persen ke posisi 44.713,58. Saham Johnson&Johnson, Apple dan Travelers bantu angkat indeks Dow Jones.

Pada pekan lalu, DeepSeel merilis R1, model sumber terbuka yang dilaporkan mengungguli OpenAI dalam beberapa pengujian, dan telah naik ke peringkat teratas di toko aplikasi. DeepSeek mengatakan, versi awal model bahasa besarnya yang diluncurkan pada akhir Desember, habiskan biaya kurang dari USD 6 juta atau sekitar Rp 97,14 miliar untuk desain.

Sementara Wall Street mempertanyakan angka itu, klaim perusahaan rintisan itu tetap menimbulkan kekhawatiran kalau model AI besar dapat dibangun dengan investasi jauh lebih sedikit.

Saham Nvidia merosot hampir 17 persen, asham Broadcom terpangkas 17,4 persen, dan saham AMD turun 6,4 persen. Saham Microsoft susut 2,1 persen, dan saham Palantir terpangkas 4,4 persen.

Saham derivatif dari pengembangan AI seperti penyedia daya juga merosot. Saham Constellation Energy turun hampir 21 persen, sedangkan saham Vista terpangkas 28 persen.

"Investor merasa valuasi agak berlebihan untuk teknologi secara umum dan semikonduktor secara khusus,” ujar Chief Investment Strategist CFRA Research, Sam Stovall.

Ia menambahkan, pasar akan hadapi volatilitas terutama saat berhadapan dengan pasar yang dinilai tinggi. Di sisi lain, rotasi ke area pasar yang lebih defensif membantu meredakan kerugian.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya