Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik anjlok pada perdagangan Senin (10/2/2025). Koreksi bursa saham Asia pasifik terjadi mengikuti bursa saham berjangka Amerika Serikat (AS) yang turun jelang data ekonomi utama. Selain itu, kemungkinan tarif dagang yang lebih tinggi juga meningkatkan ketegangan perdagangan yang bebani sentimen investor.
Mengutip CNBC, Senin (10/2/2025), Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada Minggu, 9 Februari 2025 akan mengenakan tarif 25 persen pada semua impor baja dan aluminium pada Senin, 10 Februari 2025, menurut laporan Reuters.
Baca Juga
Di Jepang, indeks acuan Nikkei 225 merosot 0,41 persen. Indeks Topix susut 0,41 persen. Penyaluran pinjaman di Jepang tumbuh 3 persen year on year (YoY) pada Januari. Angka itu turun sedikit dari 3,1 persen pada Desember.
Advertisement
Indeks Kospi Korea Selatan melemah. Indeks Kospi turun 0,58 persen dan indeks Kosdaq terpangkas 0,5 persen.
Di sisi lain, indeks ASX 200 di Australia tergelincir 0,31 persen. Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 21.150, yang menunjukkan pembukaan menguat tipis dari penutupan sebelumnya di posisi 21.133,54.
Inflasi konsumen di China naik untuk pertama kalinya sejak Agustus 2024 didorong pengeluaran lebih tinggi menjelang Tahun Baru Imlek, menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional pada Minggu, 9 Februari 2025.
Indeks harga konsumen naik 0,7 persen month on month (MoM) pada Januari, lebih dari estimasi Reuters sebesar 0,4 persen. Sementara itu, indeks harga produsen yang mencakup harga grosir turun 2,3 persen dari tahun sebelumnya pada Januari, lebih dari penurunan 2,1 persen yang diperkirakan oleh Reuters.
Investor juga akan mencermati saham-saham di bursa saham India yang turun pada Jumat, setelah Bank Sentral India akan memangkas suku bunga untuk pertama kali dalam lima tahun.
Kinerja Wall Street
Sementara itu, tiga indeks acuan di wall street melemah pada Jumat, 7 Februari 2025 setelah Presiden AS Donald Trump menuturkan akan mengenakan tarif dagang pada mitra dagang.
Pasar semakin tertekan oleh rilis sentimen konsumen dan data pekerjaan yang menunjukkan peningkatan inflasi dan menaikkan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun di atas 4,5 persen pada sesi tertingginya.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 444,23 poin atau 0,99 persen. Indeks Dow Jones ditutup ke posisi 44.303,40. Indeks S&P 500 melemah 0,95 persen ke posisi 6.025. Indeks Nasdaq merosot 1,36 persen ke posisi 19.523,40. Penurunan tiga indeks saham acuan pada Jumat pekan lalu mendorong wall street lesu selama sepekan.
Advertisement
IHSG Anjlok 5,16 Persen pada 3-7 Februari 2025, Ini Penyebabnya
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan 3-7 Februari 2025. Koreksi IHSG terjadi didorong sentimen global dan domestik.
IHSG merosot 5,16 persen ke posisi 6.752,57 pada 3-7 Februari 2025 dari pekan lalu di posisi 7.109,19. Kapitalisasi pasar bursa terpangkas 5,87 persen menjadi Rp 11.595 triliun dari pekan lalu Rp 12.319 triliun. Demikian mengutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (8/2/2025).
Sementara itu, peningkatan terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa pekan ini meningkat 26,60 persen menjadi 20,75 miliar saham dari 16,39 miliar saham pada pekan lalu.
Kenaikan turut dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian bursa pekan ini. Rata-rata frekuensi transaksi harian naik 13,06 persen menjadi 1,31 juta kali transaksi dari 1,16 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian bursa melonjak 7,22 persen menjadi Rp 12,08 triliun dari Rp 11,27 triliun pada pekan lalu. Investor asing menjual saham Rp 3,80 triliun pada pekan ini. Penjualan saham oleh investor asing ini meningkat dari pekan lalu Rp 100,32 miliar. Sepanjang 2025, aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 7,52 triliun.
Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan, sentimen global dan domestik bebani IHSG sepekan. Dari global, Nico menuturkan, kebijakan tarif dagang oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menekan IHSG. Donald Trump mengenakan tarif impor terhadap Kanada, Meksiko dan China. Namun, ia akhirnya menunda selama 30 hari untuk tarif impor ke Kanada dan Meksiko.
"Ini bukan sekedar tarif. Kanada, Meksiko dan Amerika Serikat punya agreement, tetapi (Donald Trump-red) akan hajar yang dia inginkan, ini jadi hambatan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Sentimen The Fed hingga Domestik
Selain Donald Trump, sentimen kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) juga menekan IHSG. Nico menuturkan, the Fed telah memberikan sinyal untuk tidak terburu-buru menurunkan suku bunga. Dengan demikian, potensi penurunan suku bunga akan melambat. “Kami prediksi 1-2 kali penurunan suku bunga, sekitar 50 basis poin (bps),” ujar Nico.
Sedangkan dari dalam negeri, Nico mengatakan, pemangkasan anggaran oleh pemerintah dengan besaran Rp 306 triliun menjadi sentimen negatif. Hal ini seiring daya beli dan konsumsi masyarakat yang sudah melemah, seharusnya ditopang oleh belanja pemerintah.
Namun, pemerintah memutuskan untuk memangkas anggaran terutama yang tidak efektif. Nico mengatakan, saat pertumbuhan ekonomi 2024 dirilis dan inflasi Januari 2025 turun menjadi 0,76 persen dari Desember 2024 1,57 sehingga itu menunjukkan daya beli dan konsumsi masyarakat melemah. Bank Indonesia juga memangkas suku bunga acuan menjadi 5,75 persen pada 15 Januari 2025.
“Belanja pemerintah harus ditopang untuk jaga pertumbuhan ekonomi, tetapi belanja pemerintah dipotong, pengaruhi pertumbuhan ekonomi. Anggaran pemerintah dipotong memang kebanyakan perjalanan dinas, meeting di hotel. Kalau tidak ada meeting di hotel, hotel bagaimana? Semua ini berkaitan. Anggaran dipotong ini memang untuk program yang diinginkan pemerintah untuk program makanan bergizi gratis,” kata dia.
Nico menambahkan, sektor makanan memiliki multiflier effect. Dengan pemangkasan anggaran terjadi, Nico berharap program makanan bergizi gratis ini dapat berjalan sehingga menopang pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, pengumuman pengelola indeks acuan global MSCI yang melakukan pengecualiaan terhadap tiga saham emiten yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO) juga bebani IHSG.” Indeks MSCI kecualikan BREN, CUAN, dan PTRO. Selain itu, kinerja bank BUKU IV juga tidak sesuai harapan. Ada growth tapi belum sesuai,” kata Nico.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)