Merespons Kebijakan The Fed, IHSG Dibuka Menguat ke 4.528,46

Hari ini akan dirilis data klaim penggangguran di AS yang diperkirakan turun menjadi 270 ribu dari sebelumnya 276 ribu.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Nov 2015, 09:17 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2015, 09:17 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin dibuka melemah sebesar 12,76 poin. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Gerak IHSG ini seirama dengan penutupan di bursa Amerika Serikat (AS) dan juga pembukaan di beberap bursa negara-negara di kawasan Asia.

Pada pra pembukaan perdagangan saham Kamis (19/11/2015), IHSG naik 19,67 poin atau 0,44 persen ke level 4.517,58. Indeks saham LQ45 menguat 0,69 persen ke level 778,66. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham Pefindo25 yang tidak berubah sama sekali.

Penguatan IHSG berlanjut pada pukul 09.00 WIB. IHSG dibuka naik 30,50 poin atau 0,66 persen ke level 4.528,46. Ada sebanyak 91 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sedangkan 8 saham melemah. Adapun 29 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham cukup normal sekitar 5.628 kali dengan volume perdagangan 85,16 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 151,46 miliar.


Secara sektoral, semua sektor pembentuk indeks berada di zona hijau. Sektor yang mengalami penguatan tertinggi adalah sektor pertambangan yang naik 0,99 persen kemudian disusul sektor konstruksi yang menguat 0,85 persen dan sektor infrastruktur yang naik 82 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing mencatatkan aksi beli. Tercatat aksi jual investor asing mencapai Rp 5 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 5 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham BAYU naik 10,11 persen ke level Rp 980 per saham, saham EXCL mendaki 5,71 persen ke level Rp 3.705 per saham, dan saham KBLI naik 5,17 persen ke level Rp 122 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham IGAR turun 6,25 persen ke level Rp 225 per saham, saham TIRT turun 1,96 persen ke level Rp 50 per saham, dan saham SILO tergelincir 1,96 persen ke level Rp 8.800 per saham.

Analis PT BNI Securities, Thennesia Debora menjelaskan, Iindeks AS kembali ditutup positif dengan rata-rata penguatan lebih dari 1 persen, dimana Dow Jones menguat 1,42 persen ke level 17.737.

"Penguatan indeks AS pada perdagangan semalam merespon rilis dari hasil pertemuan The Fed pada bulan Oktober lalu. Hasil tersebut mengindikasikan keputusan The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuan mereka pada Desember 2015 nanti seiring dengan pulihnya perekonomian AS," tuturnya.

Selain itu, hari ini akan dirilis data klaim penggangguran di AS yang diestimasi turun menjadi 270.000 dari sebelumnya 276.000. Turunnya jumlah klaim penggangguran di AS ini menandakan baiknya penyerapan tenaga kerja di AS.

Pada indeks domestik, IHSG ditutup negatif pada perdagangan kemarin setelah sepanjang sesi perdagangan terus berada di zona hijau. IHSG ditutup melemah tipis 0,07 persen ke level 4.497. Pergerakan IHSG kemarin cenderung flat seiring dengan variatifnya pergerakan indeks regional karena pelaku pasar cenderung wait and see menanti rilis hasil pertemuan The Fed.

"Investor asing kembali mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 3,4 miliar dengan penjualan terbanyak pada saham-saham di sektor finance," tambahnya.

Hari ini BNI Securities memprediksikan pergerakan IHSG cenderung mixed merespon hasil risalah The Fed dan berpotensi tertekan karena aksi jual yang dilakukan investor yang kembali mengkhawatirkan kondisi geopolitik di Paris.

Adapun saham pilihan pada hari ini antara lain BBNI, PGAS, MLPL, dan BWPT dengan rentang indeks antara 4.460 hingga 4.550. (Gdn/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya