Liputan6.com, New York - Wall Street berakhir lebih rendah pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) setelah Federal Reserve (the Fed) menetapkan suku bunga acuannya tidak berubah, tetapi membuka pintu jika kenaikan tarif baru akan berlangsung di akhir tahun ini.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones ditutup melemah sebesar 0,01 persen menjadi 18.472,17 poin. Sementara indeks S&P 500 berakhir turun 0,12 persen ke posisi 2.166,58 poin.
Namun indeks Nasdaq Composite bertambah 0,58 persen menjadi 5.139,81 poin.
Pada pertemuannya yang berlangsung dua hari dan berakhir pada Rabu, The Fed diharapkan tidak mengubah kebijakan suku bunganya. Namun investor cemas tentang petunjuk kapan kenaikan ini akan terjadi, di tengah kekhawatiran dampak hengkangnya Inggris dari Uni Eropa pada Juni lalu.
The Fed menunjukkan tidak terlalu khawatir tentang kemungkinan guncangan yang bisa mendorong ekonomi AS keluar dari jalur dan mencatat bahwa ekspektasi inflasi sedikit berubah dalam beberapa bulan terakhir.
Advertisement
Baca Juga
"Pernyataan itu lebih konstruktif tentang ekonomi. Kenaikan tingkat (suku bunga) dibenarkan tahun ini, kemungkinan besar pada akhir tahun ini, tapi banyak hubungannya karena kondisi dunia yang sedikit tenang," jelas Mike Materasso, Wakil Presiden Senior Franklin Templeton di New York.Â
Seusai investor mengabaikan Brexit yang berlangsung pada akhir Juni lalu, indeks S & P 500 menguat dan naik 6 persen sampai saat ini.
Adapun indeks S & P 500 baru-baru ini diperdagangkan sekitar 17,2 kali dari laba, naik dari sekitar 16,5 pada awal tahun ini, menurut Thomson Reuters Datastream.
Enam dari 10 besar sektor pada indeks S&P jatuh, dipimpin penurunan pada saham konsumen sebesar 1,44 persen, diikuti saham utilitas yang susut 1,17 persen.
Sekitar 7,3 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di atas hampir 6,4 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.
Adapun saham yang mencetak kenaikan adalah Facebook yang menguat 6 persen, usai melaporkan hasil kuartalan yang tinggi.
Kemudian saham Boeing naik 0,8 persen setelah perusahaan melaporkan kerugian lebih kecil dari yang diperkirakan.
Kemudian Apple Inc mencatat kenaikan saham naik 6,6 persen setelah perusahaan menjual iPhones lebih dari harapan pada kuartal ketiga.