Harga Minyak Tekan Bursa Asia

Aksi jual menyebabkan harga minyak susu sehingga membebani bursa Asia pada perdagangan Kamis pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Agu 2016, 08:57 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2016, 08:57 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang4
Sejumlah orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks saham di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Harga saham Nikkei mengalami perubahan mengikuti gejolak pasar Tiongkok. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Aksi jual menyebabkan harga minyak susut dalam perdagangan Asia sehingga berimbas ke bursa Asia pada perdagangan Kamis pekan ini. Harga minyak itu membebani bursa Asia lantaran kekhawatiran kembali bangkit terhadap permintaan minyak secara global di tengah pasokan berlebih.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang turun 0,5 persen pada pukul 10.00 waktu Tokyo. Indeks saham Australia/ASX 200 melemah 0,8 persen lantaran sektor saham energi susut 1 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,3 persen. Indeks saham Taiwan dan Singapura masing-masing susut 0,5 persen.

Indeks saham Selandia Baru melemah 0,1 persen. Bank sentral Selandia Baru memutuskan memangkas suku bunga 25 basis poin menjadi dua persen.

Harga minyak menjadi fokus pelaku pasar. Apalagi harga minyak mentah AS juga merosot hingga diperdagangkan di bawah US$ 42 per barel. Hal itu lantaran kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan.

Selain itu, penurunan harga minyak mentah juga membuat pertimbangan para pengambil kebijakan mulai dari Tokyo hingga Frankfurt untuk memutuskan stimulus sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Sentimen lainnya datang dari keputusan bank sentral. Bank sentral Selandia Baru dan Australia memutuskan memangkas suku bunga. Hal ini juga diikuti bank sentral Korea Selatan yang memangkas suku bunga ke rekor rendah pada Juni.

Selain itu pelaku pasar bertaruh kalau suku bunga bank sentral Amerika Serikat tetap di bawah 50 persen meski ada kenaikan.

"Risiko terbesar ke pasar pada saat ini adalah penurunan besar dalam harga minyak. Kami akan melihat penurunan jangka pendek dalam beberapa minggu mendatang. Investor pun cenderung membeli saham seiring kebijakan bank sentral memberikan katalis positif untuk saham," ujar James Woods, Strategist Rivkin Securities seperti dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (11/8/2016).

Di pasar uang, mata uang Selandia Baru naik 72,75 sen Amerika Serikat setelah mencapai level tertinggi 73,41 sen. "Meski penurunan suku bunga 25 basis poin oleh bank sentral Selandia Baru, namun ada ketidakpastian bank sentral Selandia akan menurunkan suku bunga 50 basis poin. Setelah ketidakpastian itu tidak ada maka dolar Kiwi segera reli," kata Angus Nicholson, Analis IG Ltd.

Mata uang Korea Selatan won melemah 0,3 persen. Keputusan soal suku bunga mempengaruhi gerak mata uang won. Sedangkan indeks dolar AS turun 0,8 persen terhadap 10 mata uang utama.

Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,8 persen menjadi US$ 41,37 per barel di perdagangan Asia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya