Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia melonjak pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini, setelah Federal Bureau of Investigation (FBI) menyatakan Calon Presiden Hillary Clinton bersih dari potensi tuntutan pidana terkait penyelidikan email pribadinya.
Melansir laman CNBC, Senin (7/11/2016), indeks patokan Australia ASX 200 naik 0,96 persen, terdorong kekuatan di semua subindexes. Sementara indeks Nikkei 225 melonjak 1,59 persen. Dan indeks Korea, Kospi dibuka naik 0,89 persen.
FBI pada hari Minggu pekan lalu mengatakan, dari pemeriksaan terkait email pribadi Clinton saat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, ternyata hasilnya menemukan tidak berubah seperti pada Juli, ketika pertama kali FBI mengaku tidak menemukan bukti untuk mendukung tuduhan kriminal.
Baca Juga
"Hal ini telah membuat banyak hal lebih mudah bagi Hillary Clinton dan itu akan membantu dia untuk meredakan beberapa ketidakpastian dan menjadi kabar baik bagi investor yang memiliki selera untuk risiko di lingkungan ini," Kepala Analis Pasar ThinkMarkets Naeem Aslam dalam sebuah catatannya.
Sementara indeks Dow melonjak 220 poin ketika FBI merilis hasil penyelidikannya.
Namun pasar AS sempat ditutup lebih rendah pada Jumat, dengan indeks S&P membukukan kekalahan beruntun terpanjang dalam hampir 36 tahun seiring ketidakpastian pemilu.
Advertisement
Dow Jones Industrial Average berakhir turun 0,24 persen di posisi 17.888,28, indeks S & P 500 berakhir lebih rendah sebesar 0,17 persen pada posisi 2.085,18. Kemudian indeks komposit Nasdaq berakhir turun 0,24 persen ke level 5.046,37 poin.Â
Investor Asia juga akan cenderung memantau ketegangan politik di Hong Kong dan Korea Selatan.
Pada hari Sabtu, sekitar 43.000 orang menggelar protes di Seoul, meminta Presiden Park Geun-hye untuk berhenti karena skandal yang melibatkan teman dekatnya yang diduga menggunakan persahabatan mereka untuk mencampuri urusan negara.
Di Hong Kong, ribuan orang memprotes campur tangan China dalam kasus dua anggota parlemen pro-kemerdekaan.
Sementara itu, Bank of Japan merilis risalah rapat September, yang menunjukkan bahwa salah satu anggota dewan mengatakan bank sentral harus siap untuk memobilisasi semua langkah-langkah kebijakan guna mencapai target inflasi 2 persen. Sementara yang lain menilai tekanan inflasi membutuhkan waktu.
Juga pada hari Senin, China akan mengungkapkan cadangan mata uang asing untuk Oktober.(Nrm/Ndw)