IHSG Merosot Imbas Aksi Jual Investor Asing

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 8,4 poin ke level 5.254 pada perdagangan Kamis pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Des 2016, 16:14 WIB
Diterbitkan 15 Des 2016, 16:14 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Akan tetapi, pelemahan IHSG terbatas meski bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga 25 basis poin.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (15/12/2016), IHSG turun 8,4 poin atau 0,16 persen ke level 5.254,36. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,23 persen ke level 880,68. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 168 saham melemah sehingga menahan kenaikan IHSG. Sedangkan 114 saham menguat dan 120 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.266,06 dan terendah 5.210,63.

Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan 245.950 kali dengan volume perdagangan 10,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 7,8 triliun.

Investor asing pun masih melakukan aksi jual. Nilainya mencapai Rp 674 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat menguat di Rp 13.388.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham perkebunan naik 0,82 persen dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi naik 0,18 persen. Sektor saham industri dasar merosot 0,86 persen, dan mencetak pelemahan terbesar, disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 0,47 persen dan sektor saham aneka industri melemah 0,31 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham ARII naik 18,57 persen ke level Rp 498 per saham, saham MBTO mendaki 10,12 persen ke level Rp 185 per saham, dan saham BJBR menanjak 9,09 persen ke level Rp 2.400 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain ABMM turun 4,6 persen ke level Rp 2.250 per saham, saham AGRO tergelincir 4,17 persen ke level Rp 414 per saham, dan saham RALS merosot 3,95 persen ke level Rp 1.095 per saham.

Sebagian bursa Asia merosot kecuali indeks saham Jepang Nikkei naik tipis 0,1 persen ke level 19.273. Indeks saham Hong Kong Hang Seng susut 1,77 persen ke level 22.059,40, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,01 persen ke level 2.036, indeks saham Shanghai turun 0,73 persen ke level 3.177,68, indeks saham Singapura merosot 0,82 persen ke level 2.929,75, dan indeks saham Taiwan turun 0,09 persen ke level 9.360,35.

Analis Senior PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, pasar sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve sehingga sudah mendapat kepastian dari sentimen global. The Federal Reserve memutuskan naikkan suku bunga 25 basis poin usai adakan pertemuan 13-14 Desember 2016. Oleh karena itu, pelaku pasar merealisasikan keuntungan usai mendapatkan kepastian sehingga IHSG turun tipis.

Sedangkan dari dalam negeri, menurut Reza, pelaku pasar menanti pengumuman suku bunga acuan atau 7-days reverse repo rate. Suku bunga acuan BI itu diperkirakan tetap 4,75 persen.

Ekonom PT Bahana Securities Fakhrul Fulvian menuturkan, suku bunga tetap 4,75 persen itu mengingat tekanan inflasi pada musim liburan menjelang akhir tahun selalu naik meski kenaikan itu tidak besar. "Rupiah yang masih berfluktuasi apalagi setelah the Fed menaikkan suku bunga pada hari ini," ujar dia.

Ia menambahkan, meski pasar sudah mengharapkan suku bunga the Fed naik sehingga mendorong indeks dolar AS ke level 102. Hal itu memberikan ruang kecil bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan saat ini.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya