Mengekor Bursa Asia dan Wall Street, IHSG Kompak Melemah

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada awal perdagangan saham Jumat pekan ini.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 17 Feb 2017, 09:16 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2017, 09:16 WIB

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada awal perdagangan saham Jumat pekan ini. Pelemahan ini senada dengan bursa Asia dan global

Pada pembukaan perdagangan saham, Jumat (17/2/2017), IHSG melemah 14,3 poin atau 0,27 persen ke level 5360,18. Ada sebanyak 62 saham menguat namun tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 42 saham melemah dan menekan IHSG. Di luar itu, 93 saham lainnya diam di tempat.

IHSG sempat berada di level tertinggi 5.370,33 dan terendah 5.359,41. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7.701 kali dengan volume perdagangan 308,3 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 235,9 miliar.

Investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 14 miliar di pasar reguler. Posisi dolar AS berada di kisaran Rp 13.322.

Secara sektoral, hampir semua sektor melemah. Hanya dua sektor yang menguat yaitu sektor tambang yang turun 0,34 persen, dan sektor konstruksi melemah 0,03 persen.

Sementara sektor yang menguat dipimpin oleh sektor aneka industri yang turun 2,33 persen.

Adapun saham yang menguat antara lain BKDP naik 10 persen ke level Rp 88 per saham, saham MAYA mendaki 8,79 persen ke level Rp 2.600 dan BNII menanjak 7,69 persen ke level Rp 394 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham CANI turun 18,52 persen ke level Rp 550 per saham, saham BBHI susut 8,99 persen ke level Rp 81 per saham, dan saham VIVA merosot 4,32 persen ke level Rp 310 per saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pada perdagangan saham jelang penutupan pekan. IHSG diperkirakan bergerak di antara support 5.324 dan resistance 5.400.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menjelaskan, IHSG ditutup melemah tipis pada perdagangan saham kemarin. Di mana IHSG susut 2,67 poin ke level 5.377,99. "Indeks sektor pertanian menjadi penekan dengan melemah hampir 1 persen," kata Lanjar di Jakarta, Jumat (17/2/2017).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya