Mengekor Wall Street, IHSG Dibuka Menguat

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 24 Feb 2017, 09:15 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2017, 09:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau mengikuti pergerakan bursa global pada Jumat pekan ini.

Pada pembukaan perdagangan, Jumat (24/2/2017), IHSG menguat 4,8 poin atau 0,09 persen ke level 5.377. Indeks saham LQ45 naik 0,09 peren ke level 893,7. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Ada sebanyak 36 saham melemah. Sedangkan 100 saham menguat sehingga menguatkan IHSG. Sedangkan 80 saham lainnya diam di tempat.

IHSG sempat berada di level tertinggi 5.380,91 dan terendah 5.370,78 Total frekuensi perdagangan saham sekitar 8.573 kali dengan volume perdagangan 444,5 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 204 miliar.

Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 6,6 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.329. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat dan melemah. Sektor saham perdagangan naik 0,25 persen,. Sektor saham perkebunan 0,13 persen dan industri dasar naik 0,32 persen. Sedangkan sektor saham aneka industri melemah 0,46 persen.

Saham-saham yang menguat pada Jumat pagi antara lain saham BIMA naik 9,01 persen ke level Rp 121 per saham, saham AGRO mendaki 8,21 persen ke level Rp 1.060 per saham, dan saham PLAS naik 8,20 persen ke level Rp 66 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham HOME turun 6,96 persen ke level Rp 214 per saham, saham LPPS merosot 6,90 persen ke level Rp 108 per saham, dan saham DNAR tergelincir 6,67 persen ke level Rp 280 per saham.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menjelaskan, IHSG ditutup menguat pada perdagangan kemarin. IHSG berhasil menguat 14,06 poin ke level 5.372,75.

"Indeks sektor aneka dasar menjadi penekan dengan melemah 0,74 persen sedangkan indeks sektor aneka industri dan perdagangan menjadi pendorong penguatan bursa," kata dia, Jakarta, Jumat (24/2/2017).

Namun, investor tengah memperhatikan kemungkinan kenaikan suku Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Sehingga, investor asing mencatatkan aksi jual saham. "Investor asing pun masih tercatat net sell sebesar Rp 246,65 miliar," kata dia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya