The Fed Dongkrak Bunga, Investor Asing Beli Saham Rp 1,4 Triliun

Bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga 0,25 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Mar 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2017, 16:00 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Indeks sempat meraih level tertinggi di 5.399,99 dan terendah di 5.371,67 sepanjang perdagangan hari ini, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau usai bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga 0,25 persen menjadi 0,75 persen-1 persen. Penguatan IHSG juga ditopang oleh aksi beli investor asing mencapai Rp 1 triliun.

Berdasarkan data RTI, sekitar pukul 15.24 WIB, IHSG naik 56,10 poin atau 1,04 persen ke level 5.489,14. Indeks saham LQ45 menguat 1,6 persen ke level 913. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menghijau.

Tak hanya IHSG menguat, investor asing juga mencatatkan aksi beli cukup besar pada Kamis pekan ini, bahkan terbesar sepanjang 2017. Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 1,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.332. Padahal investor asing cenderung melakukan aksi jual Rp 41 miliar pada 2017.

"Aksi beli investor asing ini cukup besar sepanjang 2017. Investor asing sudah melakukan akumulasi beli sejak kemarin, dan melanjutkan pada hari ini," ujar Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (16/3/2017).

Ia menuturkan, aksi beli investor asing itu didorong oleh ada kepastian di pasar seiring the Federal Reserve menaikkan suku bunga 0,25 persen menjadi 1 persen. Ini menunjukkan ekonomi AS sudah pulih.

"Selain itu dolar AS dan yield obligasi AS yang merosot juga berikan sentimen positif untuk bursa saham," kata dia.

Bima menambahkan, usai kepastian kenaikan suku bunga the Federal Reserve, investor akan fokus terhadap kinerja emiten di pasar modal Indonesia pada 2016. Saat ini data ekonomi dan kinerja emiten cukup bagus. Bima mencontohkan kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Dengan melihat kondisi tersebut, Bima memperkirakan IHSG dapat tembus level 5.800. "Selain itu, investor asing masih akan melihat Indonesia tempat yang menarik," ujar Bima.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya