IHSG Kembali Catat Level Tertinggi di 5.651

Aksi beli investor asing dan sektor tambang telah menopang penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Apr 2017, 16:19 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2017, 16:19 WIB
20161114-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11).Tekanan IHSG tersebut juga didorong saham-saham berkapitalisasi besar yang merosot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah berada di zona hijau, dan kembali cetak level tertinggi pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Aksi beli investor asing turut mendukung kenaikan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (4/4/2017), IHSG naik 45,03 poin atau 0,80 persen ke level 5.651,82. Indeks saham LQ45 menguat 1,06 persen ke level 940,86. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Ada sebanyak 171 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 149 saham melemah sehingga hambat penguatan IHSG lebih besar. 109 saham pun tak bergerak.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Tercatat total frekuensi perdagangan 364.262 kali dengan volume perdagangan 12,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 6,8 triliun.

Investor asing mencatatkan aksi beli bersih sekitar Rp 613 miliar di pasar reguler. Sedangkan posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.326.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham tambang naik 3,59 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham perdagangan mendaki 1,56 persen dan sektor saham infrastruktur mendaki 1,11 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 23,95 persen ke level Rp 414 per saham, saham PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA) melonjak 20,61 persen ke level Rp 199 per saham, dan saham PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) menanjak 20,24 persen ke level Rp 101 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO) menguat 13,33 persen ke level Rp 650 per saham, saham PT Eratex Djaja Tbk (ERTX) merosot 13,33 persen ke level Rp 130 per saham, dan saham PT Atlas Resources Tbk (ARII) tergelincir 12,5 persen ke level Rp 392 per saham.

Sementara itu, bursa Asia sebagian besar melemah. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,30 persen ke level 2.161,10, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,91 persen ke level 18.810, dan indeks saham Singapura turun 0,27 persen ke level 3.179.

Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, aliran dana investor asing masuk ke saham-saham unggulan mendukung kenaikan IHSG. Selain itu, data ekonomi Indonesia positif juga menjadi katalis positif. Kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan deflasi Maret sekitar 0,02 persen.

Bima menuturkan, hal itu mengurangi sentimen negatif seiring kekhawatiran inflasi tinggi. "Dengan deflasi mendorong spekulasi Bank Indonesia (BI) tidak perlu buru-buru menaikkan suku bunga," ujar dia.

Selain itu, ia menambahkan, sentimen kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve juga mereda meski ada pernyataan agresif dari pejabat bank sentral Amerika Serikat.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya