IHSG Sepekan Anjlok 7,83%, Simak Daftar Top Gainers dan Top Losers pada 24-28 Februari 2025

Berikut top gainers-losers pada 24-28 Februari 2025 saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 01 Mar 2025, 15:06 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2025, 14:04 WIB
IHSG Sepekan Anjlok 7,83%, Simak Daftar Top Gainers dan Top Losers pada 21-28 Februari 2025
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24-28 Februari 2025 ditutup bervariasi.(Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24-28 Februari 2025 ditutup bervariasi. Berdasarkan data Bursa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.270,597, turun 532,404 poin atau 7,83% dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di 6.803,001.

Kapitalisasi pasar IHSG turut mengalami penurunan. Pekan ini, total kapitalisasi pasar tercatat Rp 10.880 triliun, turun 7,68% dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp 11.786 triliun.

Total volume perdagangan dalam sepekan mencapai 111,79 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 91,92 miliar saham. Secara rata-rata harian, volume transaksi naik 21,62% dari 18,38 miliar saham menjadi 22,36 miliar saham.

Total nilai perdagangan selama sepekan mencapai Rp 68,43 triliun, naik dari pekan sebelumnya yang mencapai Rp 58,90 triliun. Rata-rata harian nilai transaksi pun tumbuh 16,19% menjadi Rp 13,69 triliun dibandingkan Rp 11,78 triliun pada pekan sebelumnya.

Frekuensi transaksi juga mencerminkan kondisi perdagangan yang lebih lesu. Sepanjang pekan ini, frekuensi transaksi mencapai 5,89 juta kali, dengan rata-rata harian 1,18 juta kali, turun 4,52% dibandingkan pekan sebelumnya yang mencatatkan 1,23 juta kali per hari.

Investor asing pada Jumat, 28 November 2025 mencatatkan nilai jual bersih Rp 2,91 triliun dan sepanjang 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 21,90 triliun

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (1/3/2025), berikut daftar top gainers dan top losers periode 24-28 Februari 2025:

Top Gainers:

• Saham INAI naik 121,98% ke posisi 202 dari posisi 91 pada pekan sebelumnya.

• Saham AREA naik 84,87% ke posisi 440 dari posisi 238 pada pekan sebelumnya.

• Saham LIVE naik 60,19% ke posisi 330 dari posisi 206 pada pekan sebelumnya.

• Saham MSIN naik 45,79% ke posisi 780 dari posisi 535 pada pekan sebelumnya.

• Saham DCII naik 43,99% ke posisi 116.125 dari posisi 80.650 pada pekan sebelumnya.

• Saham BESS naik 39,68% ke posisi 880 dari posisi 630 pada pekan sebelumnya.

• Saham INET naik 34,48% ke posisi 156 dari posisi 116 pada pekan sebelumnya.

• Saham NAIK naik 26,40% ke posisi 498 dari posisi 394 pada pekan sebelumnya.

• Saham SRAJ naik 20,85% ke posisi 2.840 dari posisi 2.350 pada pekan sebelumnya.

• Saham PTSN naik 20,62% ke posisi 234 dari posisi 194 pada pekan sebelumnya.

 

Top Losers Sepekan

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Sementara itu, saham yang mengalami penurunan terbesar atau Top Losers:

• Saham RONY turun 38,73% ke posisi 1.210 dari posisi 1.975 pada pekan sebelumnya.

• Saham OBAT turun 32,74% ke posisi 565 dari posisi 840 pada pekan sebelumnya.

• Saham AIMS turun 27,42% ke posisi 270 dari posisi 372 pada pekan sebelumnya.

• Saham INKP turun 25,40% ke posisi 4.700 dari posisi 6.300 pada pekan sebelumnya.

• Saham TOBA turun 25,23% ke posisi 332 dari posisi 444 pada pekan sebelumnya.

• Saham FORU turun 24,44% ke posisi 2.690 dari posisi 3.560 pada pekan sebelumnya.

• Saham RAJA turun 23,44% ke posisi 2.940 dari posisi 3.840 pada pekan sebelumnya.

• Saham MDKA turun 23,29% ke posisi 1.400 dari posisi 1.825 pada pekan sebelumnya.

• Saham ECII turun 23,18% ke posisi 169 dari posisi 220 pada pekan sebelumnya.

• Saham DAAZ turun 21,88% ke posisi 5.000 dari posisi 6.400 pada pekan sebelumnya.

 

IHSG Melambung 2,48 Persen pada 17-21 Februari 2025, Ini Sentimennya

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan pada periode 17-21 Februari 2025. Penguatan IHSG ini dinilai didukung neraca perdagangan Indonesia.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (22/2/2025), IHSG melonjak 2,48 persen ke posisi 6.803 pada 17-21 Februari 2025. Pekan lalu, IHSG turun 1,5 persen ke posisi 6.638.

Kenaikan IHSG juga diikutp kapitalisasi pasar bursa. Kapitalisasi pasar bursa melonjak 3,37 persen menjadi Rp 11.786 triliun dari pekan lalu Rp 11.401 triliun.

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa melambung 18,99 persen menjadi 18,38 miliar saham dari 15,45 miliar saham pada pekan lalu.

Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa melonjak selama sepekan. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa naik 6,17 persen menjadi 1,23 juta kali transaksi dari 1,16 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 3,74 persen menjadi Rp 11,78 triliun dari Rp 12,24 triliun pada pekan lalu. Sepanjang 2025, investor asing jual saham Rp 11,68 triliun.

 

Kata Analis

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG naik 2,48 persen yang didorong sejumlah faktor. Pertama, rilis data neraca dagang Indonesia yang masih surplus. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia surplus USD 3,45 miliar pada Januari 2025.  Di sisi lain, suku bunga acuan tetap 5,75 persen. Kedua, pergerakan nilai tukar rupiah yang masih cenderung tertekan terhadap dolar Amerika Serikat.

"Ketiga, perkembangan dari pertemuan FOMC, di mana diperkirakan cenderung berhati-hati dalam penerapan kebijakan moneter ke depannya sembari mencermati dan mempertimbangkan terhadap beberapa rilis data yang akan datang, tetapi demikian secara konsensus diperkirakan the Federal Reserve (the Fed) masih akan cenderung pertahankan suku bunga acuan,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Keempat, aliran dana investor asing yang keluar dari IHSG masih cenderung besar dan diperkirakan masih mencapai Rp 1 triliun. Sepanjang 2025 saja, investor asing jual saham Rp 11,68 triliun.

Pada pekan depan, Herditya prediksi IHSG berpeluang naik dengan level support di 6.656 dan level resistance 6.932. Pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. “Kedua, ada rilis data GDP dan PCE AS,” kata Herditya.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya