Liputan6.com, New York Wall Street ditutup mencetak rekor di akhir pekan terdorong kenaikan saham teknologi dan industri yang mengimbangi laporan pekerjaan.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 62,11 poin atau 0,29 persen menjadi 21.206,29. Kemudian indeks S&P 500 bertambah 9,01 poin atau 0,37 persen menjadi 2.439,07 dan Nasdaq Composite sebesar 58,97 poin atau 0,94 persen menjadi 6.305,80.
Pada minggu ini, indeks S&P naik 0,95 persen, Dow menambahkan 0,59 persen dan Nasdaq naik 1,54 persen.
Adapun data nonfarm payrolls dilaporkan meningkat sebesar 138 ribu di bulan Mei, namun angka ini jauh di bawah prediksi ekonom sebesar 185 ribu. Dua bulan sebelumnya bahkan direvisi lebih rendah 66 ribu dari laporan sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
Sementara pendapatan per jam rata-rata pekerja AS naik 0,2 persen di bulan Mei, menyusul kenaikan yang sama di bulan April, namun tingkat pengangguran turun ke level terendah dalam 16 tahun di 4,3 persen.
Meskipun data mengecewakan, pelaku pasar masih mengantisipasi langkah Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan 13-14 Juni, 90,7 persen para pedagang mengharapkan peluang kenaikan kuartalan sebesar 90,7 persen, menurut data Thomson Reuters.
"Ini tentu mengejutkan, tidak benar-benar berkorelasi baik dengan hampir semua data lain di pasar tenaga kerja yang kita lihat," kata Russell Price, Ekonom Senior Ameriprise Financial Services Inc di Troy, Michigan.
Namun, kenaikan moderat dapat menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi setelah pertumbuhan produk domestik bruto melambat pada kuartal pertama dan serangkaian data melunak pada minggu ini, termasuk laporan penjualan perumahan dan penjualan mobil.
Adapun saham industri naik 0,49 persen, dan teknologi menguat 1,04 persen, merupakan sektor dengan kinerja terbaik. Sektor teknologi telah menjadi pemain top di antara sektor pada indeks S&P utama, dengan kenaikan sebesar 21,26 persen di 2017.
Saham yang menguat antara lain milik Broadcom (AVGO.O), yang naik lebih dari 8 persen untuk mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$ 253,76.
Namun saham keuangan yang mendapat keuntungan dari suku bunga yang lebih tinggi, turun sebanyak 0,9 persen setelah data pekerjaan dikhawatirkan akan memicu Fed lebih berhati-hati setelah pertemuan Juni, dengan ditutup turun 0,37 persen.
Energi adalah sektor dengan kinerja terburuk, turun 1,18 persen. Harga minyak Brent jatuh di bawah US$ 50 per barel karena kekhawatiran bahwa keputusan Presiden Donald Trump untuk meninggalkan pakta iklim dapat memicu pengeboran minyak mentah lebih banyak di Amerika Serikat dan memperburuk pasokan global.
Sekitar 6,37 miliar saham berpindah tangan di bursa A.S., dibandingkan dengan rata-rata 6,65 miliar dolar selama 20 sesi terakhir.