IHSG Dibuka Menguat Tipis, Potensi Tekanan Masih Besar

IHSG masih berpotensi melanjutkan pelemahan yang dibukukan pada awal pekan kemarin.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Agu 2017, 09:20 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2017, 09:20 WIB
 IHSG masih berpotensi melanjutkan pelemahan yang dibukukan di awal pekan kemarin.
IHSG masih berpotensi melanjutkan pelemahan yang dibukukan di awal pekan kemarin.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis pada awal pekan ini. IHSG masih berpotensi melanjutkan pelemahan yang dibukukan pada awal pekan kemarin. 

Pada pra-pembukaan perdagangan saham, Selasa (8/8/2017), IHSG naik 5,75 poin atau 0,10 persen ke level 5.755,04. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG masih menguat 12,93 poin atau 0,23 persen ke level 5.763,08. Indeks saham LQ45 menguat 0,27 persen ke level 957,78. Seluruh indeks saham acuan menghijau.

Ada 94 saham menguat sehingga mendorong kenaikan IHSG. Sementara itu, 30 saham melemah dan 79 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.769,54 dan terendah 5.755,05.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 6.641 kali dengan volume perdagangan 126 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 128,8 miliar. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 1,27 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.312.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Hanya sektor perkebunan dan sektor industri dasar yang tertekan 0,14 persen dan 0,07 persen. Penguatan dibukukan oleh sektor pertambangan, yaitu 0,59 persen dan mencetak penguatan terbesar. Disusul sektor saham bahan konsumsi yang naik 0,58 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 0,44 persen.

Saham-saham yang membukukan top gainers antara lain saham NASA naik 34,86 persen ke level Rp 236 per saham, saham PADI melonjak 16,75 persen ke level Rp 1.105 per saham, dan saham BIKA mendaki 6,06 persen ke level Rp 350 per saham.

Sedangkan, saham-saham yang tertekan antara lain saham SUGI turun 34,21 persen ke level Rp 75 per saham, saham ALTO melemah 13,60 persen ke level Rp 216 per saham, dan saham ERTX tergelincir 6,42 persen ke level Rp 131 per saham.

Dalam riset DBS, pada perdagangan kemarin IHSG ditutup turun 0,49 persen, sedangkan LQ45 turun 0,47 persen. Investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 347,04 miliar di seluruh pasar dan mencatatkan jual bersih Rp 198,18 miliar di pasar regular.

Setelah dirilisnya pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 di angka 5,01 persen, lebih rendah dari konsensus di 5,08 persen, para ekonom memprediksikan kemungkinan bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga menjadi semakin besar.

Kontributor utama dari pertumbuhan ekonomi yang melambat adalah rendahnya belanja pemerintah. Namun, pada semester kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia diekspektasikan akan kembali naik seiring dengan rencana pembelanjaan negara yang lebih agresif.

Analis teknikal PT Mandiri Sekuritas, Hadiyansyah, menjelaskan, IHSG pada akhir pekan kemarin ditutup turun, melanjutkan penurunan sejak awal Juli yang memberikan indikasi IHSG berada dalam kondisi bearish divergence.

Jika dilihat secara jangka pendek, IHSG sudah memasuki tren bearish. "Pergerakan IHSG hari ini kami estimasi akan turun dengan rentang perdagangan berada di 5.728 sampai dengan 5.800," jelas dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya