Usai Tertekan, IHSG Berpeluang Positif

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bervariasi dengan kecenderungan menguat pada Kamis pekan ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 14 Sep 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2017, 06:30 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bervariasi namun cenderung menguat. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG berada pada support 5.833 dan resistance 5.868.

IHSG tertekan cukup dalam pada perdagangan saham kemarin. IHSG susut 0,40 persen atau sebanyak 26,64 poin ke level 5.848,97.

IHSG terpuruk karena tingginya jual bersih investor asing. Tercatat, jual bersih investor asing mencapai Rp 498,75 miliar.

"Posisi investor asing tercatat net sell Rp 498,75 miliar. Indeks sektor pertambangan terhempas signifikan pada penurunan terendah selama satu hari dalam setahun ini. Rencana pembuatan aturan khusus pada harga batu bara dalam negeri (DMO) oleh pemerintah karena usulan PLN mengenai pembangkit listrik membutuhkan bahan bakar yang harganya efesien," jelas dia. Kamis (14/9/2017).

Hal itu berpotensi menurunkan harga batu bara. Alhasil, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) susut 17,25 persen, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 8,04 persen.

Bursa Asia ditutup variatif. Indeks saham Nikkei naik 0,45 persen, Topix 0,61 persen. Sementara Hangseng turun 0,28 persen dan Kospi turun 0,22 persen.

"Emiten pertambangan memimpin pelemahan karena sebagian besar harga logam industri turun meskipun harga minyak mentah bertahan di atas US$ 48 per barel," ujar dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Sumarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Timah Tbk (TINS).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya