Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada Selasa pekan ini. Penguatan IHSG dibutuhkan untuk kembali cetak rekor baru.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG sedang berusaha untuk kembali ukir rekor baru yang wajib dipertahankan hingga akhir 2017. Apabila terjadi koreksi, menurut William hal itu dapat jadi peluang untuk akmulasi beli.
"IHSG berpotensi melaju di zona hijau," kata dia, dalam ulasannya, Selasa (28/11/2017).
Advertisement
Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG akan bervariasi dengan kecenderungan tertekan. IHSG akan bergerak di kisaran 6.038-6.075.
Baca Juga
"Pergerakan IHSG secara teknikal kembali terkonsolidasi usai tertahan pada level 6.059 sebagai support dekat. Kemudian sentuh level support moving average 20 harian," jelas Lanjar.
Pada penutupan perdagangan saham Senin pekan ini, IHSG melemah tipis 2,55 poin ke posisi 6.064,59 usai sempat tertekan hingga 0,4 persen. Sektor industri dasar memimpin pelemahan. Akan tetapi, pelemahan itu ditahan sektor barang konsumsi. Investor asing pun melakukan aksi beli Rp 245,78 miliar. Saham PT Bank Mandiri Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Astra International diburu investor asing.
Untuk rekomendasi saham, Lanjar memilih saham PT AKR Corpindo Tbk (AKRA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) untuk dicermati pelaku pasar.
Sedangkan William memilih saham INDF, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
IHSG Melemah Terbatas Kemarin
Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Senin pekan ini. Namun pelemahan IHSG menjadi terbatas.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin 27 November 2017, IHSG turun tipis 2,55 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.064,58. Indeks saham LQ45 naik 0,09 persen ke posisi 1.019,65. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Ada sebanyak 151 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 214 saham melemah sehingga menekan IHSG. 107 saham lainnya diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.072,48 dan terendah 6.035,92.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 338.423 kali dengan volume perdagangan 8,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,8 triliun. Investor asing pun mencatatkan aksi jual Rp 249,70 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 13.508.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham aneka industri turun 2,63 persen, dan catatkan pelemahan terbesar. Disusul sektor saham pertanian melemah 0,82 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,50 persen. Sedangkan sektor saham barang konsumsi naik 1,17 persen, dan catatkan penguatan terbesar.
Sementara itu, saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham CTTH naik 18,31 persen ke posisi Rp 84, saham BRMS menguat 9,59 persen ke posisi Rp 80, dan saham WAPO melonjak 6 persen ke posisi Rp 106 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham INKP melemah 14,19 persen ke posisi Rp 4.870 per saham, saham MBSS merosot 12,90 persen ke posisi Rp 675 per saham, dan saham META tergelincir 11,67 persen ke posisi Rp 212 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,60 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 1,44 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,24 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai turun 0,94 persen, indeks saham Singapura melemah 0,09 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,95 persen.
"Harga komoditas ditambah minim sentimen (pengaruhi IHSG). Sekaligus pekan pendek," ujar Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement