Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah sepanjang perdagangan saham Rabu pekan ini. Analis menilai tekanan yang terjadi lantaran ada lelang Surat Utang Negara (SUN).
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (3/1/2018), IHSG melemah 87,75 poin atau 1,38 persen ke posisi 6.251,47. Indeks saham LQ45 susut,83 persen ke posisi 1.056,52. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Ada sebanyak 210 saham turun sehingga menekan IHSG. Sedangkan 142 saham menguat. 119 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
IHSG sempat berada di level tertinggi 6.342 dan terendah 6.220. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 335.824 kali dengan volume perdagangan saham 9,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,8 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 71,80 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.462.
Baca Juga
Secara sektoral, seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham barang konsumsi melemah alami penurunan paling tajam. Sektor barang konsumsi susut 2,51 persen. Disusul sektor saham manufaktur tergelincir 2,11 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 1,9 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham PSSI naik 34,46 persen ke posisi Rp 199, saham SMDR melonjak 16,92 persen ke posisi Rp 456, dan saham MBSS mendaki 10,57 persen ke posisi Rp 680 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham TARA melemah 5,63 persen ke posisi Rp 755, saham BRPT merosot 4,89 persen ke posisi Rp 2.140 per saham, dan saham IIKP tergelincir 4,58 persen ke posisi Rp 292 per saham.
Bursa saham Asia pun sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,15 persen, indeks saham Shanghai melonjak 0,62 persen, dan indeks saham Singapura menanjak 0,99 persen, dan indeks saham Taiwan menanjak 0,85 persen.
Analis PT Binaarta Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG melemah lantaran pemerintah targetkan menjual SUN Rp 17 triliun pada Rabu pekan ini. "Target pemerintah itu salah satu yang sebabkan pasar ekuitas tertekan. Karena ada money moving ke pasar SUN seiring dengan adanya lelang SUN hari ini," ujar Reza.
Reza menambahkan, tekanan IHSG masih wajar. Apalagi IHSG sudah naik sejak akhir tahun lalu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Melemah pada Perdagangan Kemarin
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bervariasi pada perdagangan saham perdana di awal 2018. Namun, IHSG berbalik arah ke zona merah usai cetak level tertinggi 6.400 pada sesi pertama.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin 2 Januari 2018, IHSG melemah 16,41 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.339,23. Indeks saham LQ45 susut 0,29 persen ke posisi 1.076,22. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 177 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 191 saham tertekan. 91 saham lainnya diam di tempat.
Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.445,91 dan terendah 6.326,09. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 265.160 kali dengan volume perdagangan saham 8,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,5 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 401,99 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.505.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham industri dasar naik 1,72 persen, sektor saham tambang menguat 1,31 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 0,19 persen.
Sedangkan sektor saham perdagangan, aneka industri masing-masing turun 1,03 persen. Sementara itu, sektor saham infrastruktur melemah 0,67 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham PSSI naik 34,55 persen ke posisi Rp 148, saham LEAD melonjak 13,92 persen ke posisi Rp 90, dan saham APLN mendaki 10,48 persen ke posisi Rp 232 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham JMAS melemah 12,80 persen ke posisi Rp 715, saham CAMP merosot 12,66 persen ke posisi Rp 1.035 per saham, dan saham IIKP tergelincir 7,27 persen ke posisi Rp 306 per saham.
Bursa saham Asia pun sebagian besar bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,99 persen, indeks saham Shanghai melonjak 1,24 persen, dan indeks saham Singapura menanjak 0,80 persen, dan indeks saham Taiwan menanjak 0,64 persen.
Sebelumnya, Analis PT OSO Securities Riska A menuturkan optimisme pelaku pasar terhadap pasar saham Indonesia mendorong penguatan IHSG. Selain itu data makro ekonomi juga turut mendukung dengan rilis data inflasi 2017 yang terkendali dan penerimaan bea cukai.
Akan tetapi, Riska menilai, IHSG rawan aksi ambil untung. Apalagi IHSG sudah menguat sejak akhir 2017. "Potensi aksi ambil untung pada pekan ini," kata dia.
Advertisement