IPO, Saham Satria Antaran Prima Melonjak 49,6 Persen pada Pencatatan Perdana

PT Satria Antaran Prima Tbk (SAP) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi ini (03/10/2018).

oleh Bawono Yadika diperbarui 03 Okt 2018, 09:20 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2018, 09:20 WIB
PT Satria Antaran Prima Tbk (SAP) resmi melantai perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (03/10/2018). (Bawono/Liputan6.com)
PT Satria Antaran Prima Tbk (SAP) resmi melantai perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (03/10/2018). (Bawono/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Satria Antaran Prima Tbk (SAP) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi ini (03/10/2018). Perusahaan dengan kode SAPX tersebut merupakan emiten ke-38 yang menawarkan saham perdana atau Innitial Public Offering (IPO) di bursa tahun ini.

Direktur Utama Satria Antaran Prima Budiyanto Darmastono mengatakan, IPO merupakan momen bersejarah sekaligus awal bagi perusahaan untuk berkomitmen penuh sebagai perusahaan yang terus tumbuh kedepannya.

"Terima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bursa Efek dan seluruh stakeholder yang membantu perusahaan untuk bisa IPO dan juga investor sekalian. Usianya yang baru 4 tahun menjadi penting bagi perusahaan untuk Go Public," tuturnya di Gedung BEI, Rabu.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna berharap, perusahaan dapat membangun hubungan yang baik dengan seluruh stakeholder yang ada.

"Ini perusahaan ke-38 yang tercatat di BEI. Ini spesial momen bagi perusahaan dari private company menjadi public company. Ini perlu komitmen dan visi yang jelas bagi perusahaan kedepanya. Semoga terus bisa berinovasi," ujarnya.

Pada pencatatan perdana ini, saham perseroan naik 124 poin atau 49,6 persen ke level Rp 374 dari harga IPO Rp 250. Saham SAPX ditransaksikan sebanyak 1 kali dengan volume sebanyak 1 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 37,4 juta.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pelunasan Pinjaman

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada IPO ini, perusahaan akan menggunakan 61,5 persen dana IPO untuk membayar pinjaman perusahaan yaitu obligasi konversi yang diterbitkan pada 2016. Perusahaan akan melunaskan pinjaman tersebut meski jatuh tempo pada 2021.

Adapun, sisa dana IPO sebesar 38,5 persen akan digunakan perusahaan untuk modal kerja. Hingga 2019 mendatang perseroan berencana membangun 1.000 outlet baru yang sebagian besarnya akan dibangun di Jawa. Saat ini, perusahaan sudah memiliki 200 outlet yang tersebar di seluruh provinsi.

Pada 2018, perusahaan menargetkan pendapatan hingga Rp 250 miliar, dengan banyaknya pelanggan baru dari ecommerce seperti JD.ID dan Zalora. Perseroan juga menargetkan kenaikan pendapatan yang lebih besar dari Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).

Dalam aksi korporasi ini, perusahaan menunjuk PT RHB Sekuritas Indonesia PT Artha Sekuritas Indonesia, PT KGI Sekuritas Indonesia, PT NH Korindo Sekuritas Indonesia serta PT Onix Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya