Jelang Putusan The Fed, IHSG Bakal Perkasa

Laju Indeks Harga Saham Gabungan IHSG bergerak di zona merah pada perdagangan saham Selasa kemarin.

oleh Bawono Yadika diperbarui 19 Des 2018, 06:20 WIB
Diterbitkan 19 Des 2018, 06:20 WIB
IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan saham Rabu (19/12/2018). IHSG diperkirakan melaju positif dengan diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.002-6.355.

Meski investor kini tengah menanti hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed, Analis memprediksi IHSG akan berada di zona hijau. Itu diperkuat dimana dalam jangka panjang, IHSG masih menunjukan pola uptrend (naik).

"Jadi jika terjadi momentum koreksi, hal ini masih bisa dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka panjang. Adapun IHSG berpeluang naik di kisaran 6.002-6.355," jelas Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya di Jakarta.

Sementara itu, dari sisi eksternal, investor kini kecewa pada pidato Presiden Tiongkok Xi Jinping yang tidak menawarkan komitmen baru untuk membuka dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Investor pun diperkirakan masih akan menunggu hasil pertemuan rapat The Fed hingga esok hari.

"Terutama hasil pertemuan The Fed mengenai outlook pertumbuhan ekonomi dan sikap pada suku bunga guna mengimbangi inflasi yang lebih cepat," sambung Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat.

Di sisi lain, Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin J. Sebayang menyarankan agar investor lebih antisipatif pada pekan ini. Hal ini terutama terkait kemungkinan Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan menaikan suku bunga acuannya merespon keputusan The Fed.

"Jadi dalam rangka memperkecil defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD), investor harus antisipasi bahwa ada kemungkinan besar BI menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bpt) kembali pada 20 Desember ini," kata dia.

Oleh sebab itu, saham-saham bervaluasi besar menurut Edwin masih menjadi rekomendasi untuk dibeli investor. Itu antara lain PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Sedangkan William menyarankan saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), serta PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP).

Adapun Lanjar memilih saham PT JAPFA Tbk (JPFA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).

 

Transaksi Saham Rp 10 Triliun, IHSG Melemah Terbatas

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Namun, pelemahan IHSG itu terbatas di tengah maraknya aksi jual investor asing.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (18/12/2018), IHSG melemah tipis 7,43 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.081,86. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,04 persen ke posisi 970,73. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 216 saham melemah sehingga menekan IHSG. 168 saham menguat dan 140 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.081,86 dan terendah 6.014,79.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 367.630 kali dengan volume perdagangan 14,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,3 triliun.

Investor asing lepas saham Rp 860,38 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.511.

Sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham tambang turun 1,16 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi susut 1,13 persen, dan sektor saham keuangan merosot 0,40 persen.

Sementara itu, sektor saham aneka industri naik 0,77 persen, sektor saham industri dasar mendaki 0,75 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,32 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham GLOB menanjak 24,82 persen ke posisi Rp 352 per saham, saham AGRS mendaki 24,35 persen ke posisi Rp 286 per saham, dan saham KICI naik 18,52 persen ke posisi Rp 320 per saham.

Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham SDRA turun 11,76 persen ke posisi Rp 750 per saham, saham POLL susut 11,93 persen ke posisi Rp 1.550 per saham, dan saham ETWA melemah 8,86 persen ke posisi Rp 72 per saham.

Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,05 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,43 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,82 persen.

Selain itu, indeks saham Thailand turun 1,1 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,82 persen, indeks saham Singapura susut 1,9 persen dan indeks saham Taiwan terpangkas 0,70 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya