Saham Teknologi Ditinggalkan Bawa Wall Street Merosot

Aksi jual meningkat setelah kelompok pengawas teknologi melaporkan bahwa Apple Inc (AAPL.O) menghadapi penyelidikan perlindungan konsumen di berbagai negara.

oleh Nurmayanti diperbarui 24 Jul 2020, 06:32 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2020, 06:17 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta Wall Street merosot pada penutupan perdagangan Kamis, dipicu investor meninggalkan saham teknologi usai keluarnya laporan pendapatan dengan hasil beragam.

Alasan lain, tanda-tanda meningkatnya pandemi virus corona kian memburuk, yang dapat memperburuk resesi ekonomi semakin dalam.

Aksi jual meningkat setelah kelompok pengawas teknologi melaporkan bahwa Apple Inc (AAPL.O) menghadapi penyelidikan perlindungan konsumen di berbagai negara.

Melansir laman Reuters, tercatat indeks Dow Jones Industrial Average .JJI turun 353,51 poin, atau 1,31 persen menjadi 26.652,33. Kemudian S&P 500 .SPX kehilangan 40,36 poin, atau 1,23 persen menjadi 3.235,66 dan Nasdaq Composite  turun 244,71 poin, atau 2,29 persen menjadi 10.461,42.

Dari 11 sektor utama di S&P 500 Wall Street, 8 ditutup di zona merah, dengan saham teknologi. SPLRCT mencatat penurunan persentase terbesar.

indeks S&P 500 tergelincir lebih dari 1 persen, menghentikan kenaikan beruntunnya selama 4 hari dengan penurunan persentase harian terbesar sejak 26 Juni.

Musim pelaporan kuartal kedua berjalan lancar, dengan 113 konstituen S&P 500 telah melaporkan. Data refinitiv menunjukkan bahwa 77 persen dari mereka telah mengalahkan ekspektasi yang sangat rendah.

Ketiga saham utama AS rata-rata melemah, seiring kejatuhan saham Apple, Microsoft Corp (MSFT.O) dan Amazon.com (AMZN.O).

"Ada perbedaan nyata antara pertumbuhan dan nilai dan penyempitan telah dimulai," kata Stephen Massocca, Wakil Presiden Senior di Wedbush Securities di San Francisco. 

 

Tonton Video Ini

Saham Naik dan Turun

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Di sisi lain, klaim pengangguran AS secara tak terduga naik lebih tinggi menjadi 1,416 juta pada minggu lalu, menurut Departemen Tenaga Kerja. Jumlah tersebut tidak termasuk penerima Pandemi Unemployment Assistance, yang akan berakhir pada 31 Juli.

Kongres terus bekerja untuk memberikan stimulus baru sebelum batas waktu itu berlanjut, dengan Senat Republik mengumumkan bahwa mereka dapat mempresentasikan versi RUU mereka kepada Demokrat sedini minggu ini.

Adappun total kasus virus korona AS mencapai 4 juta, dengan rata-rata hampir 2.600 kasus setiap jam, menurut penghitungan Reuters.

Pada perdagangan kali ini, saham yang naik dan turun seperti Microsoft Corp (MSFT.O)  4,3 lebih rendah, setelah melaporkan bisnis cloud computing Azure mencatat pertumbuhan kuartalan di bawah 50 persen, pertama kalinya.

Tesla Inc (TSLA.O) melaporkan laba untuk kuartal keempat berturut-turut, menyiapkan perusahaan untuk dimasukkan dalam S&P 500. Tetapi saham perusahaan turun 5 persen karena analis mempertanyakan apakah harga saham produsen mobil listrik cocok dengan kinerjanya.

Saham American Airlines Group Inc (AAL.O) melonjak 3,7 persen setelah mengumumkan akan memikirkan kembali jumlah penerbangan yang akan ditambahkan pada Agustus dan September. Perusahaan melaporkan kerugian yang disesuaikan per saham sebesar USD 7,82.

Saham Twitter Inc (TWTR.N) naik 4,1 persen setelah melaporkan pertumbuhan pengguna harian tahunan tertinggi.

Pada perdagangan kali ini, volumenya mencapai 10,77 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,14 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya