Ada Pembatasan Kegiatan di Jawa dan Bali, Begini Prediksi Laju IHSG dan Saham Pilihan

IHSG berpotensi menguat terbatas dengan diselingi aksi ambil untung dari pelaku pasar di tengah penerapan pembatasan kegiatan mulai 11 Januari-25 Januari 2021.

oleh Agustina MelaniPipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Jan 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2021, 06:30 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pembatasan kegiatan di Jawa dan Bali mulai 11 Januari-25 Januari 2021 dinilai tidak terlalu berdampak signifikan terhadap laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini.

IHSG berpotensi menguat terbatas dengan diselingi aksi ambil untung dari pelaku pasar. Pengamat pasar modal menuturkan, hal tersebut lantaran IHSG sudah naik signifikan 4,6 persen selama sepekan ke posisi 6.275.

"Pembatasan sosial tidak akan berpengaruh signifikan karena psikologis market. Warga sudah biasa sesuaikan dengan kebiasan baru. Pembatasan sosial ini berbeda dengan sebelumnya karena pembatasan di lingkungan kerja 25 persen, dan itu hal wajar, dan sudah terbiasa dengan itu. Industri mulai bangkit berbeda dengan kuartal I dan II 2020,” ujar Riska saat dihubungi Liputan6.com, Senin (11/1/2021).

Riska menambahkan, mal juga masih bisa buka meski operasional hingga pukul 19.00 WIB.  Pembatasan kegiatan yang diterapkan, menurut Riska akan berpengaruh ke sektor ritel tetapi tidak signifikan pada 2020.  Di sisi lain, sektor konstruksi juga berjalan 100 persen dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, menurut Riska dapat menjadi penahanan penurunan IHSG.

Riska menambahkan, IMF merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 6,1 persen menjadi 4,8 persen pada 2021. Meski revisi prediksi pertumbuhan ekonomi tersebut turun, menurut Riska hal itu masih positif karena pemulihan di negara berkembang lebih cepat dibandingkan negara maju.

"Pemerintah dan Bank Indonesia perkirakan sekitar 4-5 persen untuk pertumbuhan ekonomi. Kadin prediksi 3-4 persen, artinya ada pemulihan ekonomi Indonesia 2021,” ujar dia.

Sedangkan dari sentimen luar negeri, Riska menilai, Presiden AS Donald Trump akan lakukan transisi pemerintahan dengan Joe Biden pada 20 Januari 2021 juga berdampak positif.

Dengan melihat kondisi itu, Riska perkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 6.150-6.320.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Emiten Perdagangan dan Manufaktur Terkena Dampak

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, hampir semua lini bisnis manufaktur dan emiten perdagangan cukup terimbas.

Namun, ia juga mempertimbangkan sejumlah poin pengecualian agar kegiatan ekonomi tetap berjalan. Seperti konstruksi dan konsumsi yang masih boleh dijalankan dengan ketentuan waktu operasional.

"Hampir semua lini bisnis manufaktur akan terkena dampak, dan emiten sektor perdagangan. Tetapi PSBB kali ini ada beberapa poin pengecualian untuk mengurangi dampak,” ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat, 8 Januari 2021.

Founder Emtrade & Ellen May Institute, Ellen May  menuturkan, ada pembatasan kegiatan kali ini tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pergerakan IHSG.

Sebab, pelaku pasar dinilai sudah mulai memahami situasi dan justru memanfaatkan momentum ini untuk kembali masuk pada perdagangan. Ellen menuturkan, pergerakan IHSG ditopang sentimen positif dari program vaksinasi pada 2021.


Saham Pilihan

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun untuk sektor saham dapat dicermati pelaku pasar, Riska memilih sektor saham konstruksi, pertambangan dan perkebunan untuk dikoleksi pada kuartal I 2021. “Ada potensi profit taking. Buy on weakness untuk saham tambang, bank, perkebunan. Lebih baik buy on weakness,” kata dia.

Untuk saham pilihan dari sektor konstruksi tersebut itu antara lain saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).  Sedangkan saham perkebunan antara lain PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatra Tbk (LSIP), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Sedangkan saham bank antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT BRI Syariah Tbk (BRIS).”Kalau BRIS ada kekhawatiran profit taking jadi nanti dulu,” kata dia.

Saham konstruksi yang jadi pilihan antara lain saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). "Lalu ada saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Astra International Tbk bisa diperhatikan. Mulai cicil portofolio dan masuk pelan-pelan ketika ada dana,” tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya