Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mennyatakan telah terjadi peningkatan harga saham PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK) yang di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA).
Meski demikian, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan ada pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di pasar modal.
Mengutip data RTI, saham BANK menguat 280,58 persen ke posisi Rp 392 per saham selama periode 1-5 Februari 2021. Saham BANK sempat berada di level tertinggi Rp 392 dan terendah Rp 139 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 495 kali dengan nilai transaksi Rp 31,9 miliar.
Advertisement
Pada penutupan perdagangan saham, Senin, 8 Februari 2021, saham BANK menanjak 25 persen ke posisi Rp 490 per lembar saham. Saham BANK sempat di level tertinggi dan terendah 490 per saham. Total frekuensi perdagangan 183 kali dengan nilai transaksi Rp 12,6 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, informasi terakhir mengenai perusahaan tercatat adalah informasi pada 29 Januari 2021 yang dipublikasikan melalui BEI terkait pencatatan saham dari penawaran umum. Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham BANK tersebut, BEI sedang mencermati perkembangan transaksi saham BANK.
Oleh karena itu, para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.
Lalu mengkaji kembali rencana aksi korporasi perusahaan tercatat apabila rencana itu belum mendapatkan persetujuan RUPS, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penutupan IHSG pada 8 Februari 2021
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham Senin, 8 Februari 2021. Meski demikian, investor melakukan aksi jual pada awal pekan ini.
Mengutip data RTI, IHSG naik 0,93 persen atau 57,13 poin ke posisi 6.208,86. Indeks saham LQ45 menguat 0,42 persen ke posisi 957,56. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menguat.
Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.224,41 dan terendah 6.180,73. Sebanyak 334 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 169 saham melemah dan 149 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 1.483.437 kali dengan volume perdagangan 17,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 15,3 triliun. Investor asing jual saham Rp 221,55 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 13.986. Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham barang konsumsi turun 0,50 persen.
Sektor saham konstruksi naik 2,6 persen dan memimpin penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang naik 1,95 persen, sektor saham industri dasar menguat 1,32 persen.
Saham-saham yang catat penguatan terbesar atau top gainers antara lain saham POLA naik 34,59 persen, saham ZBRA mendaki 34 persen, saham MINA naik 34 persen, saham JAST menguat 27,37 persen dan saham PTDU menanjak 25 persen.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BBSI melemah 7 persen, saham SAPX merosot 6,92 persen, saham POLU susut 6,92 persen, saham WMUU turun 6,82 persen dan saham AIMS tergelincir 6,77 persen.
Di tengah aksi jual investor asing, ada sejumlah saham yang dibeli investor antara lain saham UNTR sebesar Rp 65,7 miliar, saham BBRI sebesar Rp 55,7 miliar, saham BBCA sebesar Rp 55,4 miliar, saham UNVR sebesar Rp 17,4 miliar, dan saham TLKM sebesar Rp 17,1 miliar.
Sedangkan saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham MEDC sebesar Rp 77,1 miliar, saham INCO sebesar Rp 52 miliar, saham INDF sebesar Rp 28,9 miliar, saham ICBP sebesar Rp 25,8 miliar, dan saham EXCL sebesar Rp 21,2 miliar.
Bursa saham Asia sebagian besar menguat kecuali indeks saham Korea Selatan Kospi turun 0,77 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,11 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 2,12 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks saham Thailand naik 1,1 persen, indeks saham Shanghai menguat 1,03 persen dan indeks saham Singapura menanjak 1,02 persen.
Advertisement