Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana untuk mengantarkan anak usahanya untuk menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Diketahui, salah satu entitas anak usaha Kalbe Farma yang direncanakan gelar Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat yakni PT Sanghiang Perkasa, pemilik merek dagang Kalbe Nutritionals.
Berkaitan dengan rencana tersebut, Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius mengungkapkan, pihaknya masih akan mempertimbangkan fluktuasi pasar modal saat ini.
Advertisement
“Kita monitoring pergerakan pasar ya. Karena kita lihat pasar modal kita masih berfluktuasi. Jadi kita tidak ‘memaksakan diri’. Jadi kami akan mempersiapkan diri saja sebaik-baiknya,” kata dia dalam konferensi pers usai RUPS, Kamis (27/5/2021).
Vidjongtius menuturkan, aktivitas Kalbe Farma di pasar modal tidak hanya berkutat pada produk nutrisi. Namun, juga dari sisi transportasi dan logistik. Untuk itu, ia berharap kondisi pasar modal dalam negeri kian membaik ke depan.
"Tidak hanya nutrisi saja, tapi kami juga siapkan juga beberapa lainnya. Karena kami melihat peluangnya masih ada. Jadi kami siapkan ke situ dan mudah-mudahan ada yang nyantol,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penyerapan Belanja Modal pada Kuartal I 2021
Sebelumnya, PT Kalbe Farma (KLBF) telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 110 miliar pada kuartal I-2021 dari yang disiapkan perseroan Rp 1 triliun.
Manajemen perseroan mengatakan besaran capex tersebut sama seperti pada 2020, dan akan berlanjut hingga 2023. Adapun tujuan capex tersebut untuk menyelesaikan infrastruktur perusahaan yang sedang berjalan. Baik berupa bangunan maupun teknologi sebagai prasarananya.
"Untuk capex memang target kita di 2021 itu sebesar Rp 1 triliun. Sampai dengan Maret 2021 kita baru spend sekitar Rp 110 miliar,” kata Direktur KLBF, Bernadus Karmin Winata dalam konferensi usai RUPS, Kamis (27/5/2021).
Karmin menuturkan, alokasi capek kuartal I-2021 lebih banyak untuk pemeliharaan. Sebab sebagian besar capex yang berkaitan dengan pembangunan pabrik telah dirampungkan tahun lalu.
"Jadi untuk tahun 2021 yang kita spend itu kebanyakan hanya untuk maintenance. Seperti mengganti kendaraan untuk distribusi yang memang saatnya diganti. Kemudian renovasi gudang,” kata dia.
Untuk proyek terakhir, Karmin menyebutkan ada pembangunan pabrik di kawasan industri Deltamas di Cikarang, Jawa Barat. Hal itu sudah termasuk yang berkaitan dengan produk herbal dan vitamin. Sehingga tidak ada lagi belanja modal yang dialokasikan untuk herbal dan vitamin.
"Jadi sudah tidak ada lagi capex yang secara khusus kita alokasikan untuk herbal. Kita tinggal mendorong secara bisnis dan memetik hasil investasi dari yang kita lakukan,” ujar Karmin.
Advertisement