Wall Street Tertekan, Indeks S&P 500 Alami Kinerja Terburuk Sejak Maret 2020

Wall street melemah pada perdagangan Kamis, 30 September 2021 seiring kekhawatiran kenaikan imbal hasil, inflasi dan pasar properti China.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Okt 2021, 06:10 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2021, 06:10 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Kamis, 30 September 2021 waktu setempat. Wall Street mencatat kinerja buruk pada September 2021.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 1,59 persen ke posisi 33.843,92. Indeks S&P 500 susut 1,19 persen menjadi 4.307,54. Indeks Nasdaq tergelincir 0,4 persen menjadi 14.448,58.

Pelemahan wall street terjadi pada hari terakhir September 2021 seiring kekhawatiran kenaikan imbal hasil, inflasi dan pasar properti China yang mengguncang saham.

Indeks S&P 500 turun 4,8 persen, dan mendorong indeks acuan alami bulan terburuk sejak Maret 2020. Pada saat itu, bursa saham alami aksi jual besar-besaran. Indeks acuan juga ditutup lima persen di bawah rekor tertinggi untuk pertama kali pada 2021.

Indeks Nasdaq susut 5,3 persen dan membukukan kinerja buruk sejak Maret 2020. Indeks Dow Jones turun 4,3 persen, alami bulan terburuk pada 2021.

“September sesuai dengan reputasinya dan pengembangan portofolio saham yang lesu, tetapi tidak terlalu buruk,” ujar Ed Yardeni dari Yardeni Research.

Ia menambahkan, ada banyak kekhawatiran upah, harga energi dan biaya transportasi lebih tinggi akan membebani pendapatan untuk sisa 2021 dan hingga 2022. “Ini tentu sesuatu yang kami telusuri. Namun sejauh ini, para analis tetap relatif optimistis,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Kekhawatiran tentang inflasi dan masalah rantai pasokan terus menekan wall street pada Kamis pekan ini. Saham Bed Bath & Beyond turun 22,1 persen. Saham tersebut turun setelah perseroan mengatakan, kekhawatiran inflasi dan rantai pasokan menekan kinerja kuartal II 2021.

Saham Wall Greens Boots Alliance dan Home Depot masing-masing turun 3,4 persen dan hampir 2,6 persen dan mencatat kinerja terburuk di Dow Jones.

Saham energi dan keuangan yang telah menjadi salah satu saham yang membukukan kinerja terbaik dalam beberapa pekan terakhir, alami pelemahan pada Kamis pekan ini. Saham Goldman Sach turun 1,7 persen, sementara JPMorgan susut 1,3 persen.

Saham teknologi mencetak kinerja positif. Akan tetapi, indeks Nasdaq masih turun selama sesi lima berturut-turut. Saham-saham teknologi telah terpukul oleh lonjakan baru-baru ini dan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun yang menembus di atas 1,567 persen pada awal pekan ini.

Wall Street Melemah Sepanjang September 2021

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Bursa saham AS yang melemah selama September juga menyebabkan  pasar saham lesu selama kuartal III 2021. Selama kuartal III 2021, indeks Dow Jones turun 1,9 persen, sedangkan indeks Nasdaq tergelincir 0,4 persen. Indeks S&P 500 mempertahankan kenaikan moderat dan masih naik hampir 15 persen pada 2021.

Sementara itu, Oktober 2021 memiliki reputasi sejumlah aksi jual yang ‘kejam’ tetapi secara keseluruhan biasanya merupakan awal dari kinerja musiman yang lebih baik untuk saham. Rata-rata indeks S&P 500 naik 0,8 persen, berdasarkan the Stock Trader’s Almanac.

Investor juga mengawasi Washington saat Kongres meloloskan RUU yang akan mendanai pemerintah hingga awal Desember 2021. RUU itu akan mencegah penutupan pemerintah tetapi Kongres masih belum menaikkan plafon utang yang menurut Menteri Keuangan AS Janet Yellen akan tercapai 18 Oktober 2021.

Yellen dan Ketua the Fed Jerome Powell bersaksi di depan Komite Jasa Keuangan DPR pada Kamis pekan ini. Yellen mengulangi seruannya kepad Kongres untuk menaikkan pagu utang, dengan mengatakan kegagalan untuk melakukannya akan menjadi ‘bencana’.

Dari sisi data, klaim pengangguran awal untuk pekan sebelumnya berada di 362.000. Ekonomi berharap klaim pengangguran awal 335.000. Laporan pekerjaan Oktober, yang dipandang sebagai indikator kunci untuk langkah Federal Reserve selanjutnya akan rilis pada 8 Oktober 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya