PTBA Ungkap Faktor Laba Melambung 176 Persen hingga Kuartal III 2021

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat kenaikan harga juga batu bara mendukung kinerja perseroan hingga kuartal III 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Okt 2021, 18:02 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2021, 18:02 WIB
FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 4,77 triliun hingga kuartal III 2021. Realisasi laba itu naik 176 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,73 triliun.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Suryo Eko Hadianto menjelaskan, kenaikan laba ini tak lepas dari tren kenaikan harga jual batu bara. Di sisi lain, Suryo mengatakan Perseroan juga melakukan sejumlah efisiensi, sehingga mencatatkan laba yang naik signifikan.

"Tidak bisa dipungkiri, salah satu parameter kenaikan laba adalah kenaikan indeks harga batu bara. Di luar itu, juga program efisiensi yang dilakukan Bukit Asam untuk kendalikan biaya," kata dia dalam konferensi pers laporan keuangan kinerja Kuartal III PT Bukit Asam Tbk, Senin (25/10/2021).

Eko mengatakan, Perseroan juga mencatatkan peningkatan produksi dan penjualan dibandingkan tahun lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Bukit Asam Tbk, Farida Thamrin, menyebutkan kenaikan produksi Perseroan mencapai 18 persen pada 2021.

"Kita bisa mencapai laba yang signifikan karena angka produksi kita yang naik cukup signifikan. Secara tahunan (yoy), kita naik kurang lebih 18 persen dibandingkan tahun lalu,” kata dia.

Farida menambahkan jika kenaikan harga jual batu bara memang mendukung kinerja Perseroan hingga kuartal III 2021. Pada kuartal tersebut, kata Farida, mencatatkan kenaikan harga jual batu bara tertinggi hingga mencapai Rp 1 juta per ton.

"Kenaikan harga batu bara ini secara tahunan naik 34 persen dibandingkan tahun lalu. Kenaikan signifikan terjadi di triwulan III. Di mana pada triwulan I harga baru mencapai Rp 669 ribu per ton, triwulan II Rp 885 ribu per ton dan triwulan III mencapai Rp 1 juta per ton,” ujar dia.

Sementara dari sisi efisiensi biaya, dapat dilihat dari angka cash cost yang meningkat hanya 6 persen dibandingkan tahun lalu. “Jadi kita jaga cost supaya lebih efisien,” ujar dia.

Hingga September 2021,  PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pencatatan pendapatan sebesar Rp 19,28 triliun. Naik 50,84 persen dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 12,85 triliun.

Merujuk laporan keuangan Perseroan periode sembilan bulan yang berakhir pada September 2021, pendapatan tersebut berasal dari segmen batu bara senilai Rp 19,13 triliun dan lainnya sekitar Rp 1,58 triliun. Kemudian eliminasi sebesar Rp 1,33 triliun. Sehingga total pendapatan tercatat Rp 19,28 triliun.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham PTBA

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan Senin, 25 Oktober 2021, saham PTBA naik 2,62 persen ke posisi Rp 2.740 per saham. Saham PTBA dibuka naik 160 poin ke posisi Rp 2.830 per saham.

Saham PTBA berada di level tertinggi Rp 2.850 dan terendah Rp 2.720. Total frekuensi perdagangan 9.975. Volume perdagangan 636.886. Nilai transaksi Rp 176,3 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya