Bursa Saham Asia Bervariasi, Investor Menanti Hasil Pertemuan Bank Sentral Australia

Bursa saham Asia beragam pada perdagangan Selasa, 2 November 2021. Investor menanti hasil pertemuan bank sentral Australia.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 02 Nov 2021, 08:39 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2021, 08:39 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa pagi (2/11/2021). Bank sentral Australia akan umumkan keputusan suku bunga.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,55 persen. Indeks Topix tergelincir  0,28 persen. Indeks Korea Selatan Kospi menguat 0,83 persen. Bursa saham Australia berada di zona negatif. Indeks ASX 200 merosot 0,24 persen. Bank sentral Australia akan umumkan keputusan suku bunga acuan pada Selasa siang.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menanjak 0,04 persen. Di wall street, indeks S&P 500 menguat 0,18 persen ke posisi 4.613,67. Indeks Dow Jones melambung 94,28 poin ke posisi 35.913,84. Indeks Nasdaq bertambah 0,63 persen ke posisi 15.595,92.

Indeks dolar Amerika Serikat berada di posisi 93,92 setelah sentuh posisi di atas 94. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 114,07 per dolar AS.

Harga minyak merosot pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent berjangka turun 0,19 persen menjadi USD 84,55 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat susut 0,11 persen menjadi USD 83,96 per barel.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penutupan Wall Street pada 1 November 2021

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan pertama November 2021, tepatnya Senin, 1 November 2021. Wall street naik ke rekor baru setelah pasar berhasil bangkit dari periode musiman yang sulit secara historis.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 94,28 poin menjadi 35.913,84. Indeks Dow Jones menguat didorong kenaikan saham Boeing dan Dow Inc. Indeks S&P 500 naik hampir 0,2 persen menjadi 4.613,67, level tertinggi sepanjang masa. Indeks Nasdaq mendaki 0,6 persen menjadi 15.595,92 dan juga tembus rekor.

Indeks kapitalisasi kecil Russell 2000 menguat 2,6 persen, dan catat performa terbaik sejak 27 Agustus 2021.

Akan tetapi, indeks saham acuan juga menutup pada rekor tertinggi pada akhir Oktober 2021. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat bulan terbaik sejak November 2000. Sepanjang Oktober 2021, indeks Dow Jones naik 5,8 persen. Indeks S&P 500 menanjak 6,9 persen dan indeks Nasdaq bertambah hampir 7,3 persen. Sepanjang 2021, indeks S&P 500 naik lebih dari 22 persen.

Dalam beberapa tahun terakhir, indeks S&P 500 naik lebih dari 20 persen dalam 10 bulan pertama 2021. Pada sisa 2021 selalu positif, berdasarkan Bespoke Investment Group.

Musim pendapatan perusahaan mendominasi sentimen pada Oktober di tengah hasil laba yang solid bahkan dengan kekhawatiran rantai pasokan global. Sekitar setengah dari perusahaan S&P 500 telah melaporkan hasil kuartalan dan lebih dari 80 persen dari perseroan mengalahkan perkiraan pendapatan darn analis Wall Street, menurut Refinitiv.

Pelaku pasar bersiap pada pekan ini untuk rilis kinerja keuangan, pertemuan penting the Federal Reserve dan laporan pekerjaan pada Oktober 2021.

Investor juga akan memantau pertemuan dua hari the Federal Reseve pada Selasa dan Rabu. Bank sentral akan mengumumkan rencana mulai kurangi pembelian obligasi dan akhiri program sepenuhnya pada pertengahan tahun depan.

Investor Cermati Komentar The Fed

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Investor juga akan mencermati komentar the Federal Reserve tentang kenaikan harga karena inflasi yang telah mencapai level tertinggi dalam 30 tahun.

“The Fed adalah bagian dari langkah global untuk hapus akomodasi, dan pasar bergerak melewati itu,” ujar Bleakley Advsiory Group CIO Peter Bookckvar, dilansir dari CNBC Selasa, 2 November 2021.

Ia menambahkan, satu sisi, pasar saham dipengaruhi  dengan pergerakan inflasi, suku bunga dan respons dari bank sentral.

Di sisi lain, indeks Manufaktur Institute for Suppy Management (ISM) pada Oktober turun menjadi 60,8 dari 61,1. Ekonom memperkirakan indeks ke posisi 60,3. Setiap angka di atas 50 dinilai ekspansi.

Selain itu hal lainnya yang akan pengaruhi pasar yaitu laporan tenaga kerja pada Oktober 2021 pada Jumat pekan ini yang dapat menunjukkan sejumlah peningkatan dalam perekrurtan karena kasus COVID-19 yang terus menurun.

“Kunci dari laporan itu berapa banyak kenaikan inflasi upah dan apakah tingkat partisipasi angkatan kerja akhirnya meningkat setelah begitu banyak tunjangan pengangguran baru ini datang,” ujar Chief Investment Strategis for the Leuthold Group, Jim Paulsen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya