Wall Street Perkasa Terdorong Kenaikan Indeks Nasdaq 2 Persen

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melompat 2,08 persen ke posisi 14.490,37.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Feb 2022, 06:47 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2022, 06:47 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 9 Februari 2022. Wall street naik seiring saham teknologi memimpin reli sehingga memulihkan kondisi yang sempat melemah sejak awal 2022.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melompat 2,08 persen ke posisi 14.490,37. Indeks S&P 500 naik 1,5 persen menjadi 4.587,18. Indeks Dow Jones bertambah 305,28 poin atau 0,86 persen menjadi 35.768,06.

Saham yang menguat pada Rabu waktu setempat sama dengan sejumlah saham yang unggul selama lockdown pada 2020. Saham e-commerce Shopify naik lebih dari lima persen. Saham Etsy bertambah 3,8 persen. Saham DocuSign dan Zoom Video masing-masing melonjak 5,2 persen dan 4,8 persen.

Saham induk Facebook Meta yang telah merosot dramatis setelah mengeluarkan panduan yang mengecewakan pada pekan lalu mencatat kenaikan 5,4 persen.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, indeks Nasdaq naik dalam dua hari berturut-turut. Indeks Nasdaq bertambah lebih dari 8 persen sejak penutupan terendah pada 27 Januari.

“Anda memiliki banyak konstituen yang berbeda di pasar akhir-akhir ini. Trader akan transaksi dalam jangka  pendek, dan jelas banyak saham yang berkaitan dengan melakukan aktiivtas di rumah yang terpukul selama beberapa bulan terakhir berada pada level yang jauh lebih rendah, dan membuatnya menarik,” ujar Chief Investment Officer MissionSquare Retirement, Wayne Wicker dilansir dari CNBC, Kamis (10/2/2022).

Di sisi lain, investor yang lebih berorientasi fundamental dapat menawarkan saham yang diuntungkan dari ekonomi yang kuat. "Pandemi menjadi tidak terlalu mengkhawatirkan konsumen seperti saham perjalanan,” ujar Wicker.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gerak Saham di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Saham Norwegian Cruise Line Holdings naik 4,3 persen, dan Delta Air Lines menguat hampir 3 persen apda Rabu pekan ini karena kekhawatiran tentang omicron memudar dari pasar. Negara bagian New York mengumumkan mencabut mandat masker dalam ruangan.

Di sisi pendapatan, Chipotle naik lebih dari 10 persen didukung oleh angka kuartalan yang kuat. Sementara itu, Lyft naik 6,8 persen meski memiliki lebih sedikit pengendara aktif dari pada kuartal sebelumnya.

Saham Enpase Energy melonjak 12 persen setelah perusahaan mengalahkan perkiraan pendapatan dan laba bersih pada kuartal IV dan memberikan panduan optimistis. Selain itu, saham SolarEdge Technologies melonjak hampir 7 persen.

Pada bel pembukaan perdagangan Rabu pekan ini, sekitar 60 persen dari semua perusahaan S&P 500 melaporkan pendapatan kuartal keempat dan sekitar 77 persen telah melampaui perkiraan pendapatan wall street, menurut FacSet.


Menanti Data Inflasi

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Investor juga menanti rilis data indeks harga konsumen pada Kamis waktu setempat. Data ekonomi tersebut akan memberikan pembaruan tentang gambaran inflasi.

The Federal Reserve atau bank sentral AS mengisyarakat kebijakan moneter untuk mengatasi kenaikan harga yang tinggi secara historis. Data inflasi diperkirakan menunjukkan harga naik 0,4 persen pada Januari, dan naik 7,2 persen dari tahun lalu, menurut Dow Jones.

"Jika Anda bertanya kepada saya pekan lalu, saya akan menjawab dengan baik, angka lebih rendah apsar akan bergejolak karena pasar sudah jenuh jual. Sekarang saya pikir risiko dan imbal hasilnya seimbang,” ujar Direktur Pelaksana Morgan Stanley Investment Management.

Sementara itu, imbal hasil obligasi sedikit turun setelah lonjakan dramatis pada 2022. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun dekati 1,94 setelah sentuh 1,97 persen.

Permintaan hipotek turun 10 persen dalam sepekan seiring kenaikan imbal hasil dalam beberapa bulan terakhir telah mengurangi permintaan di antara pembeli rumah. Imbal hasil telah meningkat seiring sikap yang lebih agresif dari the Federal Reserve.

Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic menuturkan, kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali dimungkinkan pada 2022 tetapi bank sentral tidak terkuncri pada jalur apapun dan akan melihat bagaimana ekonomi merespons. Sedangkan Presiden the Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan bank sentral akan siap menaikkan suku bunga pada pertemuan apapun.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya