Bursa Saham Asia Menguat di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu (23/2/2022). Hal ini berlawanan dengan wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Feb 2022, 09:10 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2022, 09:10 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu pagi (23/2/2022) di tengah investor melanjutkan memantau krisis di Ukraina.

Indeks Korea Selatan Kospi menguat 0,63 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Australia ASX 200 menguat 0,23 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang mendaki 0,11 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Rabu (23/2/2022).

Presiden AS Joe Biden mengatakan, Rusia telah memulai “invasi” ke Ukraina dan mengumumkan sanksi terhadap bank-bank Rusia. Pengumuman Biden datang menyusul persetujuan parlemen Rusia atas permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memakai kekuatan militer di luar perbatasan negara.

Di wall street, indeks S&P 500 turun 1,01 persen menjadi 4.304,76. Indeks Dow Jones tergelincir 482,57 poin atau 1,42 persen menjadi 33.596,61. Indeks Nasdaq merosot 1,23 persen menjadi 13.381,52.

Indeks dolar AS berada di posisi 96,025 setelah berada di posisi 96,2. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 115,12 per dolar AS.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penutupan Wall Street pada 22 Februari 2022

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak melemah pada perdagangan Selasa, 22 Februari 2022. Indeks S&P 500 tergelincir dan ditutup di wilayah koreksi seiring meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 482,57 poin menjadi 33.596,61 terseret tekanan saham Home Depot 8,9 persen. Indeks Dow Jones melemah  dalam empat hari berturut-turut. Indeks S&P 500 merosot 1 persen menjadi 4.304,76. Indeks Nasdaq tergelincir 1,2 persen menjadi 13.381,52.

Namun, indeks utama melemah pada akhir perdagangan. Pada sesi terendahnya, indeks Dow Jones merosot lebih dari 700 poin.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan sanksi terhadap bank Rusia VEB dan bank militernya. Inggris juga mulai menargetkan sanksi ekonomi terhadap lima bank Rusia dan tiga orang kaya.

Langkah itu dilakukan sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan akan mengakui kemerdekaan dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina yang berpotensi melemahkan pembicaraan damai dengan Biden. Putin juga memerintahkan pasukan ke dua wilayah yang memisahkan diri.

“Situasi Ukraina dan Rusia tetap sangat cair, dan ketegangan tetap tinggi, dan dalam jangka pendek itu akan tetap menjadi angin pada saham,” ujar Pendiri Sevens Report, Tom Essaye, dilansir dari CNBC, Rabu (23/2/2022).

Pada Minggu, 20 Februari 2022, Gedung Putih menuturkan, Biden telah menerima “pada prinsipnya” untuk bertemu dengan Putin dalam upaya lain untuk mengurangi situasi Rusia-Ukraina melalui diplomasi. Gedung Putih menyatakan pertemuan puncak antara kedua pemimpin akan terjadi setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Sergey Lavrov.

ETF VanEck Rusia yang berinvestasi di perusahaan top Rusia turun 8,9 persen. Harga minyak naik yang ditunjukkan dari West Texas Intermediate (WTI) berjangka melonjak 1,5 persen menjadi USD 92,27 per barel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya