Wall Street Melambung di Tengah Lonjakan Harga Minyak

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 596,40 poin atau 1,79 persen menjadi 33.891,35.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Mar 2022, 06:48 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2022, 06:48 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat tajam pada perdagangan Rabu, 2 Maret 2022. Wall street naik di tengah kenaikan harga minyak dan konflik Rusia dan Ukraina makin memanas.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 596,40 poin atau 1,79 persen menjadi 33.891,35. Indeks S&P 500 bertambah 1,86 persen menjadi 4.386,54. Indeks Nasdaq menanjak 1,62 persen menjadi 13.752,02.

Saham di indeks Dow Jones sebagian besar menguat. Saham Caterpillar naik lebih dari 5 persen. Saham Intel menguat 4,4 persen dan Goldman Sachs naik 2,5 persen.

"Saya pikir ada beberapa kelegaan data ekonomi AS terus tetap solid. Ini tarik menarik antara ketidakpastian yang sedang berlangsung tetapi masih fundamental domestik yang solid,” ujar Investment Strategist Edward Jones, Angelo Kourkafas, dilansir dari CNBC, Kamis (3/3/2022).

Ia menambahkan, dengan pasar turun sekitar 10 persen di wilayah koreksi dan valuasi telah normal, ada beberapa dukungan.

"Namun, situasinya tetap sangat cair yang berarti gejolak kemungkinan akan berlanjut,” kata dia.

Pergerakan wall street di tengah harga minyak menguat. Harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik di kisaran USD 112,51 per barel pada Rabu pagi. Harga minyak pun menjadi di kisaran USD 111. Saham Chevron naik hampir 3 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pernyataan The Fed

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Di sisi lain, saham menguat seiring ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell bersaksi di depan Kongres untuk pembaruan kebijakan moneter tengah tahuannya. Jerome Powell mengatakan, kenaikan suku bunga akan dimulai Maret meski sangat tidak pasti karena dampak perang di Ukraina. The Fed akan membuat kemajuan tetapi tidak menyelesaiakn rencana untuk mengurangi neraca.

"Intinya adalah kami akan melanjutkan, tetapi kami akan melanjutkan dengan hati-hati karena kami belajar lebih banyak tentang implikasi perang Ukraina terhadap ekonomi,” ujar Powell.

Imbal hasil obligasi pemerintah juga menguat pada Rabu pekan ini.  Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik menjadi sekitar 1,9 persen setelah turun di bawha 1,7 persen sehari sebelumnya. Ini pergerakan satu hari terbesar selama 10 tahun sejak 2020. Saham Wells Fargo naik lebih 3,8 persen.

"Kenaikan (suku bunga-red) 25 basis poin adalah peningkatan positif dan dari perspektif pasar ini memberikan visibilitas. Saya pikir apa yang kita lihat hari ini benar-benar pasar diposisikan untuk the Fed yang jauh lebih hawkish,” ujar Tom Lee dari Fundstrat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya