Intip Rahasia Sukses Mark Zuckerberg saat Awal Bangun Facebook

Mark Zuckerberg juga mengaku, menghabiskan waktu di perguruan tinggi merupakan keputusan paling penting baginya.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Mar 2022, 23:24 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2022, 23:24 WIB
Mark Zuckerberg
CEO Facebook Mark Zuckerberg dan sang istri, Priscilla Chan (Photo by [Peter Barreras]/Invision/AP)

Liputan6.com, Jakarta - CEO Meta, Mark Zuckerberg belum lama ini mengungkapkan alasan kemampuan awalnya untuk meluncurkan Facebook pada 2004. Rupanya, ia mengaku karena hubungan pribadi yang dibangunnya saat masih duduk di bangku kuliah dan bukan karena putus kuliah ataupun mengabaikan minat lainnya.

Hal tersebut diungkapkannya dalam salah satu podcast “Lex Fridman Podcast” yang dipandu langsung oleh  ilmuwan komputer MIT Lex Fridman. 

Kemudian, Zuckerberg juga mengaku, menghabiskan waktu di perguruan tinggi merupakan keputusan paling penting baginya. 

“Saya pikir mungkin orang juga, secara umum, fokus pada tujuan, dan mungkin tidak cukup fokus pada hubungan dan orang-orang yang pada dasarnya membangun hubungan [bersama],” kata Zuckerberg, dilansir dari CNBC, Minggu (20/3/2022).

Sementara itu, Zuckerberg bertemu dengan co-founder Facebook-nya Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, Chris Hughes dan Andrew McCollum. Mereka berlima merupakan mahasiswa yang berkuliah di Universitas Harvard pada awal 2000-an. 

Lalu, bisnis mereka kemudian merevolusi media sosial dan menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia. Meta memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD 582,58 miliar, pada Jumat sore.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Selanjutnya

Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg, Founder sekaligus CEO Facebook, banyak disalahkan sebagian pihak karena membiarkan penggunanya membagikan tautan berita hoax di Facebook. (Doc: Wired)

Meskipun demikian, Zuckerberg masih mencoba memprioritaskan hubungan di atas tujuan hari ini. Rupanya, itu juga berlaku terutama dalam perekrutan, ia menambahkan, ketika evaluasi kandidat pekerja, dia membayangkan bagaimana rasanya bekerja untuk orang itu, alih-alih menjadi bos mereka.

"Saya hanya akan mempekerjakan seseorang untuk bekerja untuk saya jika saya bisa melihat diri saya bekerja untuk mereka,” ungkapnya. 

 Zuckerberg mengatakan strategi tersebut menciptakan lingkungan kerja yang lebih kohesif dan lebih produktif.

Tak hanya itu, ia juga sebut jika bekerja dengan orang-orang yang berbagi nilai-nilai kemanusiaan, kemungkinan besar akan mencapai tujuan kerja bersama dengan lancar. Zuckerberg juga mengatakan, semua tentang menemukan kecocokan pribadi,  dan sama halnya seperti memilih teman atau pasangan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya