7 Emiten Indonesia Masuk Jajaran Perusahaan Terbesar di Dunia versi Forbes Global 2000

Tujuh emiten asal Indonesia masuk 2.000 perusahaan terbesar di dunia versi Forbes.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mei 2022, 13:41 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2022, 13:41 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Tujuh emiten Indonesia masuk jajaran Forbes Global 2000 atau daftar 2.000 perusahaan terbesar di dunia versi majalah Forbes. Dari tujuh emiten tersebut, sebagian besar emiten bank.

Mengutip Forbes.com ditulis Senin (23/5/2022), tujuh emiten asal Indonesia yang masuk 2.000 perusahaan terbesar di dunia antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang masuk peringkat 349. Disusul PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di peringkat 489, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di peringkat 517.

Selanjutnya PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berada di peringkat 745, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di peringkat 1.153. Kemudian PT Bayan Resources Tbk (BYAN) berada di posisi 1.750 dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) di posisi 1.867.

Forbes menyampaikan terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19, perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung dan pasar yang tidak dapat diprediksi, perusahaan publik terbesari di dunia mampu meningkatkan penjualan dan laba pada 2021.

Laporan laba rugi sehat, bagaimana pun menutupi realitas ekonomi baru yang tanpa stimulus pemerintah dan mendorong valuasi saham lebih rendah karena inflasi dan perubahan pasar yang bearish telah meredam pemulihan ekonomi.

Adapun Forbes Global 2000 memberi peringkat perusahaan terbesar di dunia memakai empat metrik antara lain penjualan, laba, aset dan valuasi pasar.

Turbulensi pasar telah menekan valuasi pasar minimum yang harus dipertimbangkan untuk daftar 2022 menjadi USD 7,6 miliar dibandingkan 2021 sebesar USD 8,26 miliar. Nilai minimum untuk semua metrik lainnya naik dari tahun lalu.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Berkshire Hathaway Berada di Urutan Pertama

Ini 10 Daftar Orang Terkaya Dunia Tahun 2017 Versi Forbes
Peringkat kedua diikuti oleh pemilik Berkshire Hathaway, Warren Buffett. Kekayaan pria 86 tahun ini mencapai US$ 75,6 miliar atau sekitar Rp 1.005 triliun. (NYC)

Berkshire Hathaway berada di posisi pertama untuk pertama kali sejak Forbes mulai menerbitkan Global 2000 pada 2003. Berkshire Hathaway menggeser posisi Industrial and Commercial Bank of China yang turun ke posisi 2. Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) berada di posisi teratas dalam sembilan tahun berturut-turut.

Harga minyak menguat berdampak terhadap peringkat sejumlah perusahaan. Peringkat ExxonMobil di posisi 15 pada 2022 dari posisi 317 pada 2022. Kemudian  Shell di posisi 16 pada 2022 dari posisi 324. Dua perusahaan mencatat keuntungan setelah rugi tahun lalu.

Sebagai grup, perusahaan pada global 2000 menyumbang pendapatan USD 47,6 triliun dan laba USD 5 triliun. Selain itu, aset USD 233,7 triliun dan kapitalisasi pasar USD 76,5 triliun. Ada 58 negara yang terwakili dalam daftar 2022.

Amerika Serikat memiliki banyak perusahaan yang masuk daftar tersebut yang mencapai 590 perusahaan. Diikuti China/Hong Kong sebanyak 351 dan Jepang ada 196 perusahaan. Adapun Forbes memakai data keuangan 12 bulan terakhir untuk hitung metrik yang digunakan.


Tujuh Emiten Masuk Jajaran 2.000 Perusahaan Terbesar di Dunia

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tujuh emiten masuk daftar Forbes Global 2000:

1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

Penjualan: USD 12,77 miliar

Laba: USD 2,17 miliar

Aset: USD 117,74 miliar

Valuasi pasar: USD 50,14 miliar

 

2.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

Penjualan: USD 9,53 miliar

Laba: USD 1,96 miliar

Aset: USD 121,09 miliar

Valuasi pasar: USD 26,88 miliar

 

3.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Penjualan: USD 6,1 miliar

Laba: USD 2,26 miliar

Aset: USD 87,69 miliar

Valuasi pasar: USD 67,62 miliar

 

4.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)

Penjualan: USD 10,02 miliar

Laba: USD 1,73 miliar

Aset: USD 19,45 miliar

Valuasi pasar: USD 31,88 miliar

 

5.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Penjualan: USD 4,82 miliar

Laba: USD 762,4 juta

Aset: USD 67,7 miliar

Valuasi pasar: USD 12,13 miliar

 

6.PT Bayan Resources Tbk (BYAN)

Penjualan: USD 2,85 miliar

Laba: USD 1,21 miliar

Aset: USD 2,43 miliar

Valuasi pasar: USD 9,82 miliar

 

7.PT Saratoga Investama Sadaya Tbk (SRTG)

Penjualan: USD 123 juta

Laba: USD 1,74 miliar

Aset: USD 4,29 miliar

Valuasi pasar: USD 3,38 miliar


BRI Jadi Perusahaan Publik Terbesar di Indonesia versi Forbes Global 2000

Gedung BRI (Dok: Istimewa)
Gedung BRI (Dok: Istimewa)

Sebelumnya, tujuh perusahaan asal Indonesia masuk dalam daftar 2.000 perusahaan terbesar di dunia versi majalah Forbes. Kinerja positif yang ditorehkan perusahaan-perusahaan dari Indonesia mencatatkan prestasi gemilang di dunia internasional.

Salah satunya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang dinobatkan menjadi perusahaan publik terbesar di Indonesia dalam pemeringkatan Forbes 2022 Global 2000 World’s Largest Public Companies in Indonesia.

Adapun secara internasional, BRI menempati ranking ke-349 dunia atau naik peringkat dari urutan ke-362 pada tahun lalu.

Mengutip situs resmi Forbes, terdapat 7 perusahaan publik di Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut, dan 4 di antaranya adalah perusahaan BUMN.

Dengan pencapaian ini, BRI menempati peringkat tertinggi di Indonesia untuk 8 tahun berturut-turut.Untuk meraih posisi bergengsi tersebut, terdapat 4 aspek yang dinilai oleh Forbes, yakni dari aspek sales, profit, aset, dan market value.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan prestasi tersebut merupakan bukti bahwa pihaknya mampu menjaga kinerja positif yang berkelanjutan dengan manajemen risiko yang sangat terukur.

“Hal ini tentu menjadi prestasi bagi perseroan, karena kendati ekonomi dihadang krisis akibat pandemi Covid-19, BRI tetap mampu menjaga kinerja positif. Hal tersebut diraih BRI dengan kembali fokus pada pemberdayaan dan penyelamatan segmen UMKM di masa sulit, serta menjadi mitra strategis Pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional. Oleh karena itu, sangat layak jika prestasi tersebut didedikasikan bagi seluruh nasabah BRI dan Insan BRILiaN (pekerja BRI) di seluruh Indonesia,” ujar dia.

Mengutip data Forbes, tercatat volume sales BRI mencapai USD 12,77 miliar. Adapun profit mencapai USD 2,17 miliar, aset senilai USD 117,74 miliar dan market value sebesar USD 50,14 miliar.


Sistem Penyaringan

Gedung BRI
Gedung BRI

Dalam penilaian tersebut, Forbes menggunakan data dari sistem FactSet Research untuk menyaring 2.000 perusahaan publik terbesar di seluruh dunia yang dilihat dari empat aspek tersebut. Terdapat pula banyak faktor yang digunakan untuk melakukan pemeringkatan oleh Forbes.

Seperti ketepatan waktu pengumpulan data, kebijakan pelaporan perusahaan, kebijakan pelaporan khusus negara, dan jeda waktu antara saat perusahaan merilis data keuangannya dan ketika database Forbes memverifikasinya untuk pemeringkatan.

Forbes pun memeriksa kualitas data keuangan yang diunduh menggunakan sumber data lain dan laporan keuangan perusahaan yang tersedia. Dalam proses penilaiannya, Forbes membuat empat daftar terpisah dari 2.000 perusahaan terbesar di masing-masing aspek.

Setiap aspek penilaian memiliki syarat minimum yaitu sales senilai USD 5,5 miliar, profit sebesar USD 493 juta, aset senilai USD 13,7 miliar dan market value sebesar USD 7,6 miliar.

Sebuah perusahaan setidaknya harus memenuhi satu aspek agar memenuhi syarat untuk peringkat akhir Forbes Global 2000.Di tengah kondisi ekonomi yang terus bangkit dan beranjak pulih dari pandemi, BRI mampu melanjutkan kinerja cemerlangnya pada tahun ini.

“Dimana pada kuartal pertama tahun 2022, dalam tiga bulan pertama tahun 2022, BRI berhasil mencatatkan laba Rp.12,22 triliun atau tumbuh 78,13 persen secara year on year.

Sementara untuk aset, pada akhir Maret 2022 tercatat asset BRI Group tumbuh sebesar 8,99 persen yoy menjadi Rp.1.650,28 triliun,” ungkapnya.

“Terbukti, melalui kinerja perseroan yang positif kami mampu mempertahankan peringkat teratas di Indonesia serta mampu naik peringkat di skala internasional. Ini membuktikan bahwa keberadaan perusahaan BUMN kian diapresiasi oleh dunia luar. Ke depan kami akan terus berkomitmen untuk meng-create value, baik ekonomi maupun sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia,” pungkas Sunarso.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya