Bursa Saham Asia Menguat Usai Bank Sentral Selandia Baru Dongkrak Suku Bunga

Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada Rabu, 25 Mei 2022 setelah bank sentral Selandia Baru naikkan suku bunga acuan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 25 Mei 2022, 16:46 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2022, 10:06 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu pagi (25/5/2022) di tengah bank sentral Selandia Baru mengumumkan menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps).

Di Hong Kong, indeks Hang Seng melonjak 0,64 persen, sementara itu indeks Shanghai menguat 0,6 persen. Indeks Shenzhen menanjak 0,20 persen. Indeks Jepang Nikkei 225 melemah, dan indeks Topix sedikit berubah.

Di sisi lain, indeks Korea Selatan Kospi bertambah 0,84 persen. Indeks Australia ASX 200 menanjak 0,77 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,65 persen.”Sentimen pasar masih rapuh dan bursa saham Asia konsolidasi,” ujar Analis OCBC Treasury mengutip dari CNBC, Rabu (25/5/2022).

Reserve Bank of New Zealand pada Rabu, 25 Mei 2022 mengumumkan keputusannya untuk menaikkan suku bunga resmi sebesar 50 basis poin menjadi dua persen, keputusan yang diharapkan oleh sebagian besar ekonom yang disurvei oleh Reuters.

“Peningkatan yang lebih besar dan awal dalam suku bunga mengurangi risiko inflasi menjadi persisten, sementara juga memberikan lebih banyak fleksibilitas kebijakan ke depan mengingat lingkungan ekonomi global yang sangat tidak pasti,” tulis RBNZ.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham Teknologi Tertekan

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Saham teknologi yang tercatat dual listing di Hong Kong di bawah tekanan. Saham teknologi melemah pada perdagangan Rabu pekan ini dengan saham Alibaba turun 0,7 persen. Sementara itu, saham JD.com dan Baidu masing-masing susut 0,94 persen dan 1,62 persen.

Koreksi terjadi setelah komentar dari pejabat Komisi Sekuritas dan bursa Amerika Serikat pada Selasa pekan ini seiring waktu hampir habis dalam negosiasi antara otoritas Amerika Serikat dan China mengenai inspeksi audit.

Baidu dan JD.com di antara perusahaan China yang ditempatkan oleh SEC pada daftar perusahaan yang hadapi potensi delisting di Amerika Serikat.

“Meskipun pasti ada kemajuan dalam diskusi tentang inspeksi audit di China dan Hong Kong, masalah signifikan tetap ada dan waktu cepat habis,” ujar Direktur SEC, YJ Fischer.

 

Indeks Dolar AS

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Ia menuturkan, bahkan jika kesepakatan diteken antara Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik dan Otoritas Tiongkok itu hanya akan menjadi langkah pertama.

“The PCAOB harus dapat peroleh kerja sama dan persetujuan yang memadai otoritas China sehingga dewan PCAOB dapat memutuskan bahwa ia dapat memeriksa dan menyelidiki sepenuhnya di China dan Hong Kong,” ujar dia.

Indeks dolar Amerika Serikat berada di posisi 101,91 dari sebelumnya di level 102,2. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 126,85 per dolar Amerika Serikat. Dolar Australia berada di posisi 0,7101. Harga minyak menguat pada jam perdagangan di Asia.

Harga minyak Brent berjangka naik 1,17 persen ke posisi USD 114,89 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat naik 1,19 persen ke posisi USD 111,08 per barel.

Penutupan Bursa Saham Asia pada 24 Mei 2022

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik cenderung tertekan pada perdagangan Selasa sore, 24 Mei 2022. Bursa saham China turun tajam seiring investor mempertimbangkan langkah Amerika Serikat yang berencana pangkas tarif barang China.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng turun hampir dua persen. Indeks Hang Seng teknologi melemah lebih dari tiga persen. Saham Alibaba turun 2 persen dan Tencent tergelincir 2,48 persen.

Saham produsen kendaraan listrik Xpeng anjlok hampir 9 persen setelah melaporkan rugi bertambah menjadi 1,7 miliar yuan pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya 786,6 juta.

Sementara itu, indeks Shanghai turun 2,41 persen ke posisi 3.070,93. Indeks Shenzhen melemah 3,34 persen menjadi 11.065,92. Indeks Jepang Nikkei 225 turun 0,94 persen ke posisi 26.748,14. Indeks Topix tergelincir 0,86 persen ke posisi 1.878,26.

Indeks Korea Selatan Kospi melemah 1,57 persen ke posisi 2.605,87. Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,28 persen menjadi 7.128,80. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 1,3 persen.

Indeks dolar AS berada di posisi 101,82 melemah dari level sebelumnya 102. Yen Jepang diperdagangkan 127,43 per dolar AS. Harga minyak melemah pada jam perdagangan di Asia.

Harga minyak Brent bejrangka turun 1 persen menjadi USD 112,30 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat susut hampir 1 persen menjadi USD 109,23 per barel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya