Tower Bersama Infrastructure Catat Pendapatan Tumbuh 15,4 Persen pada Kuartal I 2022

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba bersih selama kuartal I 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Mei 2022, 16:10 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2022, 16:10 WIB
20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Indonesia menargetkan menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia tenggara tahun 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan kinerja positif sepanjang kuartal I 2022. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (26/5/2022), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk meraih pendapatan Rp 1,64  triliun selama tiga bulan pertama 2022. Pendapatan perseroan tumbuh 15,42 persen jika dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 1,42 triliun.

Jika kuartal ini disetahunkan, total pendapatan dan EBITDA Perseroan mencapai Rp 6,56 triliun dan Rp5,73 triliun.

Beban pokok pendapatan perseroan naik 20,7 persen menjadi Rp 405,71 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 336,02 miliar.

Dengan demikian, laba kotor perseroan menguat 13,7 persen menjadi Rp 1,23 triliun selama tiga bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,08 triliun. Beban usaha bertambah 5,6 persen dari Rp 104,85 miliar pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 110,74 miliar.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk mencatat laba bersih periode berjalan Rp 430,19 miliar, atau tumbuh 51,40 persen pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 284,14 miliar.

Dengan demikian, perseroan mencatat laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk sebesar Rp 19,91 selama tiga bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,75.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pertumbuhan Organik

20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Pemerintah akan terus mendorong perluasan akses digital di masyarakat di pelosok Tanah Air. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan mencatat ekuitas naik menjadi Rp 10,24 triliun pada kuartal I 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 9,78 triliun. Total liabilitas perseroan turun menjadi Rp 31,91 triliun pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 32,08 triliun.

Perseroan membukukan aset naik menjadi Rp 42,15 triliun pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 41,87 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 719,83 miliar pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 629,12 miliar.

Perseroan memiliki 39.557 penyewaan dan 20.871 sites telekomunikasi per 31 Maret 2022. Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 20.760 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 39.446, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,90x.

"Dengan senang hati kami melaporkan kuartal yang kuat lagi untuk pertumbuhan organik, dengan penambahan 764 penyewaan kotor yang terdiri dari 377 sites telekomunikasi dan 387 kolokasi. Penambahan penyewaan bersih dari Group lebih rendah untuk kuartal ini terutama karena penghentian sewa dari Sampoerna Telecom,”  ujar CEO Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong, dakan keterangan tertulis.

 

 

Total Pinjaman

Melihat Perawatan Tower Telekomunikasi di Kepulauan Seribu
Petugas PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) melakukan perawatan rutin tower di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT TBIG memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Per 31 Maret 2022, total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang USD yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp27.730 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp4.211 miliar.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp720 miliar, total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp27.010 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp3.491 miliar. Menggunakan EBITDA kuartal pertama 2022 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,7x.

CFO Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso menuturkan, pada Maret 2022, perseroan mengakses pasar obligasi Rupiah melalui program Obligasi Rupiah Berkelanjutan V dan mengumpulkan total Rp2,2 triliun obligasi lokal.

"Mengakses pasar obligasi Rupiah dan USD memungkinkan kami untuk meningkatkan proporsi utang dengan bunga tetap kami, dan setelah penerbitan obligasi terakhir, lebih dari 85 persen  utang kami adalah obligasi berbunga tetap dengan mata uang lokal dan asing, yang diukur pada akhir kuartal pertama,” ujar dia.

Adapun perseroan mempertahankan struktur utang konservatif  yang sepenuhnya dilindung nilai, dengan sumber pendanaan yang terdiversifikasi, dan ketersediaan komitmen yang cukup besar.

Belanja Modal 2022

Melihat Perawatan Tower Telekomunikasi di Kepulauan Seribu
Sebuah tower terlihat di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 3 triliun pada 2022. 

Direktur Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman mengatakan, belanja modal akan dialokasikan untuk pertumbuhan organik perseroan.

"Capex yang kita anggarkan untuk 2022 berkisar Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun. Alokasi kami akan fokuskan pada pertumbuhan organik,” kata Helmy dalam paparan publik perseroan, Senin (23/5/2022).

Adapun pertumbuhan organik yang dimaksud terdiri dari pembangunan menara baru maupun berdasarkan pesanan dari operator. Belanja modal tahun ini juga akan dialokasikan untuk kolokasi dan fiber optik.

"Jadi tiga hal itu yang jadi mayoritas spending capex kita di 2022,” imbuhnya.

Adapun untuk ekspansi organik, perseran menargetkan penambahan atau pembangunan 3.500 tenan. Rinciannya, 1.200 merupakan tower baru dan sisanya 2.300 merupakan kolokasi. Saat ini perseroan telah memiliki sekitar 40 ribu tower.

Sementara kontribusi dari penambahan tenant baru maupun kolokasi terhadap pendapatan perseroan akan bergantung pada waktu realisasi tower-tower tersebut.

"Saat ini kita memiliki sekitar 40.000 tenan. Dengan penambahan 3.500 tenan itu setara kurang lebih 8-9 persen penambahan tenant kami. Tapi impact terhadap pendapatan tergantung pada tenant-tenant tersebut kami dapatkan. Apakah awal tahun, tengah tahun, atau akhir tahun,” beber Helmy.

Meski begitu, perseroan juga menjajal ekspansi secara anorganik melalui akuisisi. "Untuk anorganik sepanjang ada target dengan valuasi yang menurut kami visible dan baik maka kami akan berminat. Tapi kita sangat disiplin dalam melakukan akuisisi,” ujar dia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya