Liputan6.com, Jakarta - PT Citra Tubindo Tbk (CTBN) mengincar pendapatan baru dari sektor energi baru terbarukan (EBT). Direktur Utama Citra Tubindo, Fajar Wahyudi mengatakan, pengembangan usaha ke sektor energi baru terbarukan dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi perseroan selain industri hulu migas.
“Demi mendukung ekspansi di sektor panas bumi, kami memiliki kemampuan dan kapasitas memproduksi pipa dengan karakteristik dan standar tinggi yang dibutuhkan pada sektor panas bumi,” kata Fajar Wahyudi, dalam Papan Publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Citra Tubindo di Jakarta, Jumat (24/6/2022).
Baca Juga
Perseroan merupakan salah satu mitra PT Geo Dipa Energi (Persero) untuk mendukung pengembangan energi geothermal atau panas bumi di Indonesia. Fajar menjelaskan, CTBN terbuka untuk kesempatan di area segmen geothermal karena perusahaan melihat sektor ini berkembang sangat pesat dan prospektif.
Advertisement
Ditambah, saat ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga berencana menggabungkan tiga BUMN di bidang panas bumi menjadi Holding BUMN Geothermal. Di industri migas sendiri, harga minyak diprediksi bakal terus naik, kecuali jika fundamental pasar berubah dan investasi global meningkat.
“Kami meyakini dapat melanjutkan pertumbuhan berkelanjutan karena telah mendapatkan beberapa proyek infrastruktur hulu migas sifatya tahun jamak atau multiyears project,” ujar dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penutupan IHSG Jumat 24 Juni 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan Jumat, 24 Juni 2022. Di tengah penguatan IHSG, investor asing melakukan aksi jual yang signifikan.
Pada penutupan perdagangan, IHSG melompat 0,64 persen ke posisi 7.042,93. Indeks LQ45 bertambah 0,57 persen ke posisi 1.018,98. Sebagian besar indeks acuan kompak menghijau. IHSG berada di level tertinggi 7.067,74 dan terendah 6.998,88. Sebanyak 307 saham menguat sehingga angkat IHSG. 198 saham melemah dan 183 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 1.204.091 kali dengan volume perdagangan 25 miliar saham. Nilai transaksi Rp 17,8 triliun. Investor asing jual saham Rp 1,08 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.822.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXhealth turun 1,35 persen dan indeks sektor saham IDXindustry tergelincir 0,04 persen. Indeks sektor saham IDXtechno catat penguatan terbesar dengan naik 1,88 persen.
Diikuti indeks sektor saham IDXsiklikal menanjak 1,28 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur melompat 1,03 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal bertambah 0,94 persen, indeks sektor saham IDXenergi naik 0,86 persen.
Bursa saham Asia kompak menguat jelang akhir pekan. Indeks Hang Seng naik 2,09 persen, indeks Korea Selatan Kospi bertambah 2,26 persen, indeks Jepang Nikkei menanjak 1,23 persen, indeks Thailand bertambah 0,59 persen. Kemudian indeks Shanghai menguat 0,89 persen, indeks Singapura naik 0,52 persen dan indeks Taiwan naik 0,84 persen.
Di Hong Kong, saham SenseTime naik 4,74 persen dan saham Xpeng bertambah 7,32 persen. Indeks Hang Seng teknologi naik 4,05 persen. Sementara itu, saham perusahaan logistik GoGoX turun saat penutupan perdagangan di posisi 16,72 dolar Hong Kong setelah sentuh 23,15 dolar Hong Kong. Indeks MSCI Asia Pasifik naik 1,32 persen.
Advertisement
Indeks Dolar AS
Harga konsumen inti di Jepang naik 2,1 persen pada Mei dibandingkan dengan tahun sebelumnya sesuai dengan perkiraan, menurut Reuters. Itu di atas target Bank of Japan dari inflasi dua persen. Namun, harga konsumen hanya naik 0,8 persen jika makanan segar dan energi dikeluarkan.
Indeks dolar AS yang melacak greenback terhadap mata uang lainnya di 104,27. Yen Jepang menguat menjadi USD 134,49 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi 0,6901.
“Penggerak utama untuk pasar mata uang saat ini adalah bagaimana bank sentral menangani risiko resesi,” ujar APAC FX and macro strategist USB Global Wealth Management Tan Teck Leng dilansir dari CNBC, Jumat pekan ini.
Harga minyak berjangka AS melemah ke posisi USD 104,26 per barel saat jam perdagangan di Asia. Harga minyak mentah Brent turun 0,11 persen menjadi USD 109,93 per barel.
Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham RICY melonjak 35 persen
-Saham IGAR melonjak 25 persen
-Saham HOPE melonjak 21,35 persen
-Saham ALTO melonjak 14,57 persen
-Saham INDR melonjak 12,53 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham ASHA melemah 7 persen
-Saham PNSE melemah 6,92 persen
-Saham NICK melemah 6,92 persen
-Saham KBLM melemah 6,90 persen
-Saham UFOE melemah 6,83 persen
Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:
-Saham ADRO senilai Rp 35,4 miliar
-Saham TLKM senilai Rp 28 miliar
-Saham BMRI senilai Rp 21,8 miliar
-Saham SIDO senilai Rp 19,7 miliar
-Saham UNTR senilai Rp 18,5 miliar
Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:
-Saham BBCA senilai Rp 59,3 miliar
-Saham ASII senilai Rp 57,1 miliar
-Saham CPIN senilai Rp 44,8 miliar
-Saham BBRI senilai Rp 39,3 miliar
-Saham MYOR senilai Rp 31,3 miliar
Advertisement