Pakuwon Jati Siapkan Belanja Modal Rp 2,8 Triliun pada 2022

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) anggarkan belanja modal Rp 2,8 triliun pada 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 07 Jul 2022, 11:50 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2022, 16:54 WIB
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), Rabu, 5 Juli 2022 (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), Rabu, 5 Juli 2022 (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 2,8 triliun pada 2022.

"Capex kita tahun ini sudah kita persiapkan sekitar Rp 2,8 triliun," kata Direktur Pengembangan Bisnis PT Pakuwon Jati Tbk, Wong Boon Siew Ivy dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (5/7/2022).

Belanja modal tersebut akan digunakan sebesar Rp 1 triliun untuk konstruksi dan renovasi di Yogyakarta, Solo dan tempat lainnya.

"Rp 1 triliun itu adalah untuk  konstruksi sama renovasi yang sudah dilakukan di Yogyakarta dan Solo dan tempat lain-lain,” ujar Ivy.

Sedangkan, sisanya sebanyak Rp 1,8 triliun akan digunakan untuk belanja tanah serta operasional aset yang akan dibeli oleh Pakuwon Jati.

"Sisanya, Rp 1,8 triliun itu kita memang stand untuk belanja tanah dan operasional aset yang lagi dibeli,” ia menambahkan.

Direktur Keuangan dan Corporate Secretary Pakuwon Jati, Minarto mengatakan, perseroan telah menggunakan belanja modal untuk konstruksi Bekasi Pakuwon City Mall dan renovasi Yogyakarta-Solo sebesar Rp 165 miliar hingga Maret 2022.

"Rp 165 miliar untuk konstruksi Bekasi, Pakuwon City Mall dan renovasi Yogya-Solo," ujar Minarto.

Terkait kinerja keuangan, Pakuwon Jati meraih pendapatan pada kuartal I 2022 sebesar Rp1,3 triliun, menunjukkan kekuatan pemulihan setelah pandemi COVID-19. Peningkatan pendapatan sebesar 17,1 persen dibandingkan kuartal I 2021

Kemudian, EBITDA kuartal I 2022 sebesar Rp732 miliar dengan ketahanan margin EBITDA 56 persen. Peningkatan EBITDA 28,7 persen dibandingkan kuartal I 2021.

Hingga kuartal I 2022, perseroan meraih marketing sales atau pra penjualan Rp 380 miliar. Selain itu, perseroan  juga melakukan Penandatanganan Perjanjian Manajemen Hotel Aloft Surabaya Kota Pakuwon dengan Marriott International.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sebar Dividen 2021

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Sebelumnya, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) akan membagikan dividen tunai dari tahun buku 2021 sebesar Rp 193 miliar. Jumlah dividen yang dibagikan setara dengan 14 persen dari Rp 1,38 triliun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk.

Dividen tersebut senilai Rp 4 per saham. Pembagian dividen itu menggambarkan komitmen berkelanjutan perseroan kepada para pemegang saham Pakuwon Jati dan momentum kebangkitan ekonomi akibat COVID-19.

Direktur Keuangan dan Corporate Secretary Pakuwon Jati, Minarto mengatakan, selain untuk pembayaran dividen, sebesar Rp 1 miliar dialokasikan untuk dana cadangan dan sisanya diinvestasikan kembali dalam perseroan untuk memperkuat basis pertumbuhan pendapatan recurring maupun development perseroan.

Sementara itu, Pakuwon Jati membukukan pendapatan bersih 2021 Rp 5,71 triliun, naik 43,7 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,97 triliun. Laba bruto tercatat Rp 2,76 triliun, naik 42,4 persen dibanding tahun lalu Rp 1,94 triliun. 

Sedangkan EBITDA sebesar Rp 2,91 triliun, naik 42,4 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 2,05 triliun. Perseroan mencatat laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk Rp 1,38 triliun pada 2021. Laba itu tumbuh 48,67 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 929,91 miliar. Adapun laba bersih per saham (Earning Per Share/ EPS) tumbuh 48,7 persen.

Di sisi lain, pada 19 April 2021 perseroan menerbitkan obligasi sebesar USD 300 juta atau Rp 4,49 triliun (asumsi kurs Rp. 14.989) dan obligasi tambahan pada 17 Mei 2021 sebesar USD 100 juta atau Rp 1,49 triliun dengan bunga 4,875 persen per tahun dengan tenor 7 tahun yang digunakan untuk pelunasan Surat Utang 2024 sebesar USD 250 juta atau Rp 3,74 triliun dan untuk keperluan korporasi umum perseroan.

 

Kinerja Kuartal I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mengumumkan kinerja perseroan selama tiga bulan pertama di 2022. Pada periode tersebut, Pakuwon Jati mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun.

Pendapatan tersebut naik 17,11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,17 triliun.Mengutip laporan keuangan perseroan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (24/5/2022), pendapatan tersebut berasal dari sewa ruangan Rp 340,11 miliar dan pendapatan apartemen servis Rp 15,14 miliar.

Lalu pendapatan dari kontrak dengan pelanggan, di antaranya jasa pemeliharaan Rp 191,69 miliar, penjualan kondominium dan kantor Rp 383,24 miliar, pendapatan hotel Rp 151,5 miliar, penjualan tanah dan bangunan Rp 81,94 miliar, serta pendapatan usaha lainnya Rp 143,56 miliar.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 628,95 miliar. Sehingga diperoleh laba bruto Rp 678,24 miliar, naik 30 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 519,42 miliar.

 

 

Selanjutnya

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Pada periode yang sama, beban penjualan tercatat sebesar Rp 38,46 miliar, beban umum dan administrasi Rp 73,82 miliar, beban keuangan Rp 79,9 miliar, beban pajak final Rp 79,82 miliar.

Kemudian penghasilan bunga Rp 34,46 miliar.Perseroan catat laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp 407,46 miliar.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan manfaat pajak penghasilan sebesar Rp 1,5 miliar. Sehingga laba bersih periode berjalan tercatat sebesar Rp 408,96 miliar. Naik 61,54 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 253,16 miliar.

Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 56,6 persen menjadi Rp 370,60 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 236,7 miliar. Laba per saham dasar menjadi Rp 7,70 dari sebelumnya Rp 4,91.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya