Melihat Prospek Sektor Komoditas Batu Bara

PT Mirae Asset Sekuritas menilai, Indonesia hingga Australia diuntungkan seiring Jepang hingga negara lain cari pasokan energi selain Rusia.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 12 Jul 2022, 20:11 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2022, 20:11 WIB
FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Ekspor batu bara menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai 70,33 persen dan kenaikan hingga 168,89 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Research Analyst Mirae Asset Sekuritas, Juan Harahap mengungkapkan, dengan tren laju inflasi yang bertambah cepat serta usaha bank sentral untuk meredamnya dengan kenaikan suku bunga sudah berdampak pada nilai tukar rupiah. 

Tekanan rupiah tersebut,  ia menilai akan menguntungkan bagi perusahaan berorientasi ekspor, terutama eksportir batu bara. 

Bahkan, faktor rupiah tersebut juga akan ditambah faktor positif dari kenaikan harga batu bara yang kembali menguat dan akan bertahan di atas kisaran USD 300 per ton, dengan faktor utama dari larangan impor batu bara Rusia oleh negara-negara Eropa.

"Jadi cukup menarik kalau dilihat dari perkembangan batu bara dan juga terkait Rusia dan Ukraina,” kata Juan dalam Media Day, Selasa (12/7/2022).

Dia mengatakan, akan terjadi disrupsi pada semester II. Pemerintah Eropa setuju untuk melarang batu bara Rusia mulai Agustus 2022 sebagai bagian dari babak baru sanksi terhadap negara tersebut. 

Selain itu, Jepang juga sudah bergerak  untuk menangguhkan perdagangan batu bara Rusia baru untuk pengguna akhir Jepang. Selanjutnya, Rusia melangkah meningkatkan ketegangan geopolitik dengan lebih lanjut memotong pengiriman gas alam melalui yang pipeline terbesar ke Eropa.

"Dari sisi Jepang dan Eropa pasti akan mencari destinasi baru untuk bisa aman terkait pasokan energi,” katanya.

Juan menambahkan, pada saat semester II terjadi musim dingin, Jepang dan Eropa terpaksa harus lebih cepat melakukan antisipasi kondisi tersebut.

"Kita juga tahu pada saat second half (semester II) musim dingin, jadi mereka terpaksa harus mengantisipasi event tersebut,” ujar dia.

Pasokan batu bara yang diperoleh dari Rusia mencapai 15 persen. Bahkan, Jepang juga termasuk salah satu yang terbesar dari destinasi tersebut. Dia juga menyebutkan, Indonesia dan Australia termasuk bagian produsen batu bara terbesar.

“Kita melihat nanti yang akan diuntungkan, Indonesia, Australia dan Afrika,” kata Juan.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Mirae Asset Sekuritas Ubah Target IHSG Jadi 7.400 pada 2022

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengubah target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari 7.600 menjadi 7.400 pada 2022. Hal ini seiring pengetatan kebijakan moneter secara global dengan menaikkan suku bunga.

Di tengah perubahan target itu, Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai, IHSG menjadi indeks saham acuan yang masih  positif di Asia Pasifik di tengah pasar saham Amerika Serikat (AS) tertekan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja IHSG berada di posisi pertama di ASEAN dan Asia Pasifik. IHSG tumbuh 2,14 persen secara year to date ke posisi 6.722,15 hingga posisi perdagangan Senin, 11 Juli 2022. Selain IHSG, kinerja indeks acuan yang positif lainnya yaitu indeks Singapura dengan tumbuh 0,24 persen.

"Sekarang IHSG menjadi indeks yang positif di Asia Pasifik yang lain itu adalah negatif karena kenapa? Karena US market yang bearish,” kata Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya dalam acara Media Day, Selasa (12/7/2022).

Dia menambahkan, terjadi perubahan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)dari 7.600 menjadi 7.400. Perubahan tersebut karena pertimbangan kenaikan suku bunga di tengah pengetatan kebijakan moneter di seluruh dunia.

"Untuk indeks akhir tahun, dari yang 7.600 menjadi 7.400 we apply lower JCI’s P/E target,” ujar dia.


Aksi Jual

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hariyanto mengatakan, investor asing mulai keluar dari Indonesia yang sebelumnya masuk sejak awal 2022 karena melihat sektor komoditas yang baik. Hingga perdagangan Senin, 11 Juli 2022, aksi beli saham oleh investor asing Rp 58,33 triliun. Namun, ia menuturkan, investor asing mulai keluar sejak Mei 2022.

"Kita melihat bahwa yang awal tahun foreign masuk Indonesia mulai Mei outflow dan terus berlanjut yang tadinya mereka masuk melihat komoditi Indonesia bagus. Sekarang hanya komoditi batu bara yang survive yang tinggi yang lain udah kembali normalize. Sehingga mereka outflow dari Indonesia,” ujar dia.

Sementara itu, sektor strategis 2022 adalah consumer non-cyclicals, batu bara, keuangan, dan sektor industrial. 

Untuk saham pilihannya, Hariyanto memilih saham antara lain, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Selain itu, saham PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).


Kinerja IHSG Semester I 2022

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada pekan ini. Pada Kamis, 30 Juni 2022, IHSG ditutup turun 33,77 poin atau 0,44 persen ke posisi 6.911,58. IHSG dibuka pada posisi 6.949 dan menciptakan level tertinggi pada posisi 6.990.

Sepanjang paruh pertama 2022 IHSG telah naik 5 persen dari posisi awal tahunnya yaitu di 6.581. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 5,02 persen sepanjang semester I 20222 ke posisi 6.911 pada Kamis, 30 Juni 2022. Di sisi lain, indeks LQ45 melonjak 6,5 persen secara year to date (ytd) ke posisi 991,94 pada Kamis, 30 Juni 2022.

Adapun IHSG menciptakan kinerja yang cukup baik kendati terdapat berbagai sentimen global, seperti kenaikan suku bunga The Fed, kenaikan harga komoditas, hingga inflasi.

“Di tengah pasar modal global yang bergejolak, kenaikan ini bisa dikatakan cukup baik. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan Nikkei yang terkoreksi 8,3 persen pada periode yang sama,” ujar Analis BNI Sekuritas, Maxi Liesyaputra kepada Liputan6.com, dikutip Jumat (1/7/2022).

Maxi mencermati, IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian global saat ini. Bahkan saat bursa Amerika Serikat, wall street juga terkoreksi, bursa dalam negeri relatif masih stabil. Menurut dia, kondusivitas pasar dalam negeri salah satunya pengendalian inflasi oleh otoritas terkait sepanjang paruh pertama 2022.

"Bursa AS gonjang ganjing luar biasa. Dua pekan lalu, IHSG naik. IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian,” kata dia.


Sektor Saham

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menilai pergerakan IHSG pada semester I 2022 dipengaruhi oleh  pergerakan harga komoditas dan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve.

“Semester I dipengaruhi pergerakan harga komoditas dan suku bunga the fed,” ujar Agus Pramono kepada Liputan6.com, Selasa, 26 Juni 2022.

Dia menuturkan, terdapat sentimen yang mempengaruhi penguatan IHSG selama semester I 2022 pada sektor energi dan transportasi. 

“Kalau energi di semester I ya karena coal harganya naik. Transportasi saya melihat penyelesaian hutang GIAA akan membawa sentimen yang positif walau untuk saham transportasi lain didorong naiknya penggunaan ecommerce,” kata Agus.

Sepanjang semester I 2022, indeks sektor saham energi memimpin penguatan. Indeks sektor saham IDXenergy melonjak 43,76 persen. Disusul indeks sektor saham transportasi dan logistik menanjak 23,46 persen, dan indeks sektor saham IDX industri melambung 16,76 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXteknologi memimpin koreksi selama enam bulan pertama 2022. Indeks sektor IDXtechnology susut 12,33 persen. Disusul indeks sektor saham properti dan real estate atau IDXproperty and real estate turun 12,18 persen, diikuti indeks sektor saham IDXsector keuangan merosot 5,86 persen. Sepanjang 2022, investor asing mencatat aksi beli bersih saham mencapai Rp 61,13 triliun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya