Liputan6.com, Jakarta PT Lautan Luas Tbk (LTLS) mengumumkan kinerja keuangannya untuk tahun 2024. LTLS mencatatkan total pendapatan tahun 2024 sebesar Rp7,72 triliun dan laba bersih Rp220,36 miliar.
Lautan Luas mencatatkan pendapatan sebesar Rp7,72 triliun meningkat 5,53% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih Perseroan juga mengalami pertumbuhan mencapai 36% dari Rp161 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp220 miliar pada 2024.
Baca Juga
Sebagian besar penjualan LTLS didominasi oleh industri makanan minuman, pakan ternak, kecantikan dan kosmetik serta kimia dasar di Indonesia. Selain itu pada tahun 2024, LTLS telah melunasi hutang obligasi tahun 2021 - Seri A sebesar Rp315 miliar pada November 2024.
Advertisement
Peningkatan kinerja keuangan ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk diversifikasi produk dan pertumbuhan pasar domestik. Perseroan juga menyiapkan strategi bisnis yang berorientasi pada penguatan daya saing dan ekspansi pasar pada tahun 2025.
"Kami berharap dengan strategi bisnis yang solid dan inovasi berkelanjutan, Lautan Luas (LTLS) akan terus tumbuh dan memberikan kontribusi positif bagi berbagai industri di Indonesia dan pasar global," kata Investor Relation & Corporate Communication Manager PT Lautan Luas Tbk Eurike Hadijaya dalam keterangan tertulis, Selasa (11/3/2025).
Untuk tahun 2025, Lautan Luas telah menyiapkan berbagai strategi bisnis, di antaranya pada segmen bisnis manufacturing, anak usaha Perseroan yang bergerak di bidang food ingredients akan fokus mengembangkan produk untuk customer HoReCa (hotel, restoran, dan kafe), serta meningkatkan efisiensi rantai pasok guna memenuhi permintaan yang terus berkembang.
“Sementara itu, anak usaha yang bergerak di industri pengolahan air (water treatment) akan memperluas pangsa pasar global dengan berpartisipasi dalam AQUATECH Amsterdam 2025 di Belanda pada 11-14 Maret 2025. Anak usaha ini juga terus berfokus pada pengembangan solusi air minum (drinking water solution) melalui brand Pureve dan Murni sepanjang tahun 2025,” lanjut Eurike.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Perseroan terus berinvestasi dalam inovasi dan keberlanjutan. Lautan Luas berkomitmen untuk menjalankan praktik bisnis yang ramah lingkungan, termasuk pengurangan emisi karbon dan peningkatan efisiensi energi.
Pada kuartal II/2025, Lautan Luas akan menanam 10.000 pohon bakau di kantor cabang Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program penanaman 10.000 pohon bakau di Kampung Lautan Luas, Mauk, Tangerang, pada 2024.
Genjot Efisiensi Pasar Surat Utang, BEI Resmi Luncurkan Transaksi Repo
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan transaksi Repurchase Agreement (Repo) dalam Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA). Langkah ini menjadi bagian dari upaya BEI untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan likuiditas perdagangan surat utang serta pasar uang di Indonesia.
"Hari ini, SPPA kembali menorehkan sejarah dengan menghadirkan transaksi Repo. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memberikan solusi perdagangan yang lebih terintegrasi dan efisien bagi para pelaku pasar surat utang dan pasar uang di Indonesia," ujar Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik dalam konferensi pers, Senin (10/3/2025).
Berbeda dengan transaksi outright, Repo merupakan transaksi berbentuk kontrak jual atau beli efek dengan janji beli atau jual kembali pada waktu dan harga yang telah disepakati. Saat ini, jenis transaksi Repo yang dapat dilakukan di SPPA adalah Repo dengan underlying surat utang negara (SUN).
Menurut Jeffrey, implementasi transaksi Repo di SPPA mencakup berbagai fitur utama yang meningkatkan efisiensi perdagangan. Jenis transaksi yang tersedia adalah Repo klasik atau standar dengan menggunakan surat utang negara sebagai jaminan dalam sistem single collateral. Untuk penentuan haircut, SPPA mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Sementara itu, harga pembelian dalam transaksi Repo merujuk pada referensi yang diberikan oleh PHEI (Indonesia Bond Pricing Agency). Dalam hal perhitungan, sistem ini mengikuti metode yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia maupun standar internasional yang digunakan secara global, seperti ICMP.
"Dengan transaksi Repo di SPPA, proses perdagangan menjadi lebih efisien dan terotomasi, mulai dari pre-trade hingga post-trade. Hal ini memberikan kemudahan bagi bank, BPD, sekuritas, dan money broker dalam melakukan transaksi di pasar surat utang dan pasar uang melalui satu platform yang sama," imbuh Jeffrey.
Advertisement
Peningkatan Transaksi SPPA hingga 76%
Sejak diluncurkan, SPPA terus menunjukkan perkembangan signifikan. Pada tahun 2024, total nilai transaksi di platform ini mencapai Rp 246,1 triliun, mengalami peningkatan lebih dari 76% dibandingkan tahun 2023. Dari sisi market share, pangsa pasar inter-dealer di SPPA kini mencapai 16% dari transaksi OTC, naik 77% dari tahun sebelumnya yang hanya 9%.
Saat ini, terdapat 39 pengguna jasa aktif SPPA dengan rata-rata nilai transaksi harian lebih dari Rp 1 triliun. Dengan kehadiran transaksi Repo, jumlah ini diharapkan terus meningkat.
"Kami akan terus melakukan sosialisasi dan membangun sinergi dengan para pelaku pasar, termasuk bank, sekuritas, money broker, serta regulator, untuk memperluas segmen pengguna SPPA," ungkap Jeffrey.
SPPA sebagai Platform Liquidity dan Monitoring Pasar
Jeffrey menegaskan, ke depan, SPPA dapat menjadi "pool of liquidity" bagi perdagangan surat utang di Indonesia. Selain itu, SPPA juga berpotensi menjadi platform monitoring harga bagi OJK, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan fiskal dan moneter.
"Kami berharap SPPA dapat menjadi preferred platform bagi pelaku pasar surat utang dan pasar uang. Dengan sistem yang efisien, aman, dan berkelanjutan, kami optimistis SPPA akan memainkan peran strategis dalam mendukung ekosistem keuangan di Indonesia," ujar Jeffrey Hendrik.
