SCMA Raup Pendapatan Rp 3,16 Triliun pada Semester I 2022

PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) catat kenaikan pendapatan 7,34 persen pada semester I 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Agu 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mengumumkan kinerja perusahaan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2022.

Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 7,34 persen menjadi Rp 3,16 triliun dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,95 triliun.

Merujuk laporan keuangan perseroan, Kamis (11/8/2022) yang disampaikan dalam keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan itu utamanya berasal dari iklan sebesar Rp 3,29 triliun. Sementara pendapatan lain-lain andil Rp 504,9 miliar dengan potongan penjualan tercatat sebesar Rp 635,2 miliar.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan beban program dan siaran sebesar Rp 1,62 triliun, serta beban usaha Rp 906,46 miliar. Bersamaan dengan itu, pendapatan operasi lainnya tercatat sebesar Rp 157,3 miliar dan beban operasional lainnya Rp 10,26 miliar.

Dari rincian tersebut, perseroan membukukan laba usaha Rp 785,72 miliar, turun 18,67 persen dibandingkan semester I 2022 sebesar Rp 966,04 miliar. Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan keuangan sebesar Rp 12,85 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 565,72 miliar, turun 24,35 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 747,78 miliar.

Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 616,44 miliar, turun 15 ,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 727,38 miliar. Sehingga laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 9,75 dari sebelumnya Rp 11,5.

Dari sisi aset Surya Citra Media sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 11,09 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 9,91 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 7,72 triliun dan aset tidak lancar Rp 3,37 triliun.

Liabilitas sampai dengan Juni 2022 relatif sama atau naik tipis menjadi Rp 2,49 triliun dibanding possi akhir tahun lalu sebesar Rp 2,45 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 1,78 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 704,55 triliun.

Sementara ekuitas per 30 Juni 2022 naik menjadi Rp 8,61 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 7,46 triliun.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tebar Dividen 2021

Paparan publik PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), Rabu (29/6/2022) (Foto: Liputan6.com/Agustina Melani)
Paparan publik PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), Rabu (29/6/2022) (Foto: Liputan6.com/Agustina Melani)

Sebelumnya, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 2,5 per saham.

Pembagian dividen itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Surya Citra Media, Rabu, 29 Juni 2022. RUPST juga menyetujui pembentukan program kepemilikan saham manajemen dan karyawan atau management and employee stock ownership program/MESOP) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 260 juta lembar saham atau 0,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.

“Dividen sebesar Rp 2,5 per lembar saham, lalu persetujuan keputusan untuk pengalihan sebagian saham treasuri untuk MESOP dengan jumlah sebanyak-banyaknya 260 juta atau 0,35 persen dari modal disetor dan ditempatkan penuh perseroan,” ujar Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk Sutanto Hartono, saat paparan publik, Rabu, 29 Juni 2022.

Sebelumnya, perseroan mencatat pendapatan Rp 5,93 triliun pada 2021. Pendapatan tersebut naik 16,25 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 5,1 triliun.

Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 17,3 persen menjadi Rp 1,34 triliun dari Rp 1,18 triliun pada 2020. Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 21,32 naik dari sebelumnya Rp 16,20.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Belanja Modal

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk belanja modal atau capital expenditure 2022, perseroan menyiapkan dana Rp 350 miliar yang berasal dari kas perseroan. Belanja modal tersebut meningkat dari realisasi 2021 sekitar Rp 200 miliar. Sutanto mengatakan, dana belanja modal digunakan untuk fasilitas produksi konten dan infrastruktur. Hingga kini, belanja modal tersebut sudah diserap sekitar 50 persen.

“Terutama pengembangan dua hal fasilitas produksi konten dan kedua infrastruktur dibutuhkan untuk migrasi ke digital. Bahwa undang-undang mensyaratkan sebelum akhir tahun akan terjadi analog switch off, haruskan seluruh televisi persiapkan platform digital dan saat ini kami sudah lakukan itu,” ujar dia.

Adapun dari total 49 area, 44 area sudah beroperasional secara digital sejak ASO fase pertama dan dunia. Perseroan pun telah distribusikan 34.337 set to box (STB) kepada rumah-rumah keluarga kurang mampu di seluruh Indonesia per 19 Juni 2022.

"Tinggal lima lagi masih tunggu alokasi frekuensi tetapi secara infrastruktur sudah siap. Itu membutuhkan dana cukup besar untuk pengembangan tetapi ini program sudah dicanangkan dan kita dukung program pemerintah,” kata dia.

Hingga kuartal I 2022, perseroan mencatat pendapatan naik 9,3 persen menjadi Rp 1,53 triliun jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,40 triliun. Adapun laba periode berjalan turun 25 persen menjadi Rp 261,67 miliar selama tiga bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 349,07 miliar.

Total aset naik 2,3 persen menjadi Rp 10,14 triliun hingga Maret 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 9,91 triliun. Perseroan mencatat liabilitas turun 2,4 persen menjadi Rp 2,39 triliun hingga 31 Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 2,45 triliun. Total ekuitas perseroan naik 3,9 persen menjadi Rp 7,75 triliun hingga Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 7,46 triliun.

Alihkan Saham Treasuri untuk Program MESOP

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) berencana melaksanakan program kepemilikan saham manajemen dan karyawan (management and employee stock ownership program/Program MESOP).

Dalam program tersebut, perseroan akan memberikan saham secara cuma-cuma melalui pengalihan sebagian saham treasuri dengan jumlah sebanyak-banyaknya 260 juta lembar saham atau 0,35 persen dari saham ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.

Rencana untuk pengalihan sebagian saham treasuri melalui MESOP tersebut akan dimintakan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Surya Citra Media yang akan diselenggarakan pada 29 Juni 2022.

"Program MESOP ditujukan untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap Perseroan, sehingga akan meningkatkan kinerja masing-masing peserta program MESOP yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja Perseroan,” ungkap manajemen Surya Citra Media Tbk dalam keterbukaan informasi bursa, ditulis Selasa (24/5/2022).

Perseroan menetapkan harga pelaksanaan untuk mengambil bagian dari saham treasuri, sekurang- kurangnya dengan harga rata-rata perolehan saham hasil buyback perseroan, yakni Rp 272 per saham. Total saham treasuri perseroan saat ini berjumlah 10.763.194.120 saham yang merupakan 14,55 persen dari total saham ditempatkan dan disetor perseroan.

Program MESOP akan dilaksanakan dalam jangka waktu lima tahun setelah Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan menyetujui Program MESOP ini.

Apabila dianggap relevan oleh Direksi perseroan, setiap saham yang dibagikan kepada peserta program MESOP akan memiliki waktu tunggu (vesting period) selama empat tahun. Saham akan diterbitkan 25 persen setiap tahunnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya