Menimbang Prospek Rights Issue Emiten Konstruksi Pelat Merah

Beberapa emiten yang telah mengumumkan rencana rights issue di antaranya ada dua emiten karya pelat merah.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Agu 2022, 06:27 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2022, 06:27 WIB
IHSG Ditutup Melemah ke 6.023,64
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpampang di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor saham berada di zona merah. Pelemahan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan berencana gelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Analis menilai aksi itu bisa menjadi katalis bagi perusahaan. Asumsinya, dengan peningkatan modal maka kinerja juga kian membaik.

"Secara umum rights issue akan memberikan sentimen positif karena dengan adanya tambahan dana segar, diharapkan kinerja perusahaan akan membaik, baik dari sisi neraca yang menjadi lebih sehat karena utang berkurang, maupun dari sisi operasional untuk modal kerja dapat mendukung ekspansi,” kata Analis Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei kepada Liputan6.com, Rabu, 24 Agustus 2022.

Beberapa emiten yang telah mengumumkan rencana rights issue di antaranya ada dua emiten karya pelat merah, yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, emiten konstruksi masih menarik untuk jangka panjang. Namun bukan berarti tanpa catatan.

"Untuk jangka panjang sektor ini menarik. Tapi secara cash flow masih berat,” kata Wawan.

Beratnya arus kas emiten konstruksi lantaran sistem pembayaran yang biasanya dilakukan usai konstruksi rampung. Kondisi itu, kata Wawan, menjadi salah satu biang kerok emiten properti membutuhkan pendanaan besar di awal dan tak jarang mengganggu kas perusahaan.

Di sisi lain, baru-baru ini pemerintah mengalokasikan anggaran infrastruktur dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2023 sebesar Rp 392 triliun. Angka itu naik 7,8 persen dari proyeksi realisasi anggaran infrastruktur tahun ini sebesar Rpm 363,8 triliun.

Bagi emiten konstruksi, alokasi dana tersebut setidaknya dapat memberikan kepastian dari isi penjualan. Namun, dari sisi aliran kas, Wawan mengatakan masih ada PR.

Dalam rangka rights issue, Wawan menekankan perlunya mencermati tujuan perusahaan melakukan aksi tersebut. Apakah untuk modal, membayar utang, atau untuk ekspansi. Selain itu, perlu juga dicermati berapa harga pelaksanaan yang dipatok.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Adhi Karya Rights Issue 7,12 Miliar Saham, Cek Jadwalnya

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) akan segera melaksanakan penambahan modal melalui penawaran umum terbatas (PUT) II dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dalam aksi tersebut, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 7.121.658.184 lembar saham baru seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Pelaksanaan rights issue ini sehubungan dengan penyertaan modal negara (PMN) oleh pemerintah selaku pemilik saham Adhi Karya dengan porsi 51 persen. Dalam aksi tersebut, pemerintah akan melakukan penyertaan sebesar paling banyak Ro 1,98 triliun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2022.

Perseroan telah mendapatkan persetujuan rencana rights issue melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada 7 April 2022.

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil PUT II baik dari pemegang saham pengendali maupun dana publik, sekitar Rp 1,4 triliun akan dialokasikan untuk proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo. Lalu sekitar Rp 0,4 triliun untuk proyek Tol Yogyakarta-Bawen, dan sekitar Rp 0,2 triliun untuk SPAM Karian-Serpong (Timur).

Jika terdapat sisa dana hasil PUT II, akan dialokasikan untuk penyertaan dan modal kerja konstruksi Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Non PSN di antaranya Proyek Jalan Tol, Preservasi Jalan Lintas, SPAM, Pengelolaan Limbah dan Proyek Infrastruktur lainnya.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Jadwal Rights Issue

Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jadwal rights issue PT Adhi Karya (Persero) Tbk:

- Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST): 7 April 2022  

- Tanggal efektif pernyataan pendaftaran HMETD dari OJK: 7 Oktober 2022  

- Tanggal terakhir pencatatan (recording date) untuk memperoleh HMETD: 19 Oktober 2022

- Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD (cum-right)

Pasar reguler dan pasar negosiasi: 17 Oktober 2022

Pasar tunai: 19 Oktober 2022

-Tanggal mulai perdagangan saham tanpa hmetd (ex-right)

Pasar reguler dan pasar negosiasi: 18 Oktober 2022

Pasar tunai: 20 Oktober 2022

-Tanggal distribusi HMETD: 20 Oktober 2022

-Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia: 21 Oktober 2022

-Periode perdagangan HMETD: 21–31 Oktober 2022

-Periode pendaftaran, pembayaran dan pelaksanaan HMETD: 21–31 Oktober 2022

-Periode penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD: 25 Oktober — 2 November 2022

-Tanggal terakhir pembayaran pemesanan saham tambahan: 2 November 2022

-Tanggal penjatahan: 3 November 2022

-Tanggal pengembalian uang pemesanan atas pemesanan saham tambahan: 7 November 2022

 

 

 

Rights Issue Waskita Karya

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue melalui penawaran umum terbatas (PUT) III. Dalam aksi tersebut, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 8.722.695.331 lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham

Rencana penambahan modal dengan HMETD ini akan dilakukan secara tunai. Jumlah seri B yang akan diterbitkan akan disesuaikan dengan keperluan dana perseroan. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (19/8/2022), Waskita Karya akan meminta restu atas aksi tersebut kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 26 September 2022.

Dana hasil PUT III utamanya akan digunakan untuk penyelesaian proyek jalan tol, modal kerja dan indirect cost (bunga, pajak, dan biaya administrasi) proyek konstruksi serta investasi pengembangan entitas anak perseroan.

Aksi ini merupakan bagian dari 8 streams strategi penyehatan keuangan yang dilakukan secara menyeluruh untuk mendukung pemulihan kinerja dan kondisi keuangan akibat dampak dari pandemi Covid-19.

Selain itu, dalam rangka restrukturisasi keuangan perusahaan, Perseroan fokus pada percepatan strategic partnership konsesi jalan tol yang dimiliki oleh entitas anak Perseroan, yaitu PT Waskita Toll Road.

Kini, perseroan memiliki 14 konsesi jalan tol dengan 3 ruas telah beroperasi secara penuh. Sementara 11 ruas sisanya beroperasi secara parsial maupun dalam tahap pembangunan. Perseroan fokus pada penyelesaian konstruksi ruas yang tersisa guna mendukung proses strategic partnership.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya