Liputan6.com, Jakarta - PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang semester I 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba selama semester I 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk mencatat pendapatan usaha USD 2,59 miliar atau sekitar Rp 38,63 triliun (asumsi kurs Rp 14.897 per dolar AS). Pendapatan itu naik 176,64 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 13,96 triliun.
Baca Juga
Beban pokok penjualan tercatat USD 1,46 miliar hingga Juni 2022. Beban pokok penjualan bertambah 160,46 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 561,33 juta. Dengan demikian, laba kotor tercatat USD 1,13 miliar selama semester I 2022. Laba kotor melambung 200,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 376,23 juta.
Advertisement
Perseroan mencatat beban usaha menguat 81,96 persen menjadi USD 349,24 juta pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 191,92 juta. Beban penjualan naik menjadi USD 188,22 juta pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 120,73 juta. Beban umum dan administrasi bertambah menjadi USD 160,59 juta pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 70,74 juta.
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk pun meraih laba usaha USD 782,38 juta hingga Juni 2022. Laba usaha perseroan bertambah 324,50 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 184,30 juta.
Perseroan membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 251,58 juta hingga semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 43,92 juta.
Perseroan mencatat laba bersih per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 0,33 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,06.
Total ekuitas tercatat USD 2,82 miliar pada semester I 2022 dari periode Desember 2021 sebesar USD 1,75 miliar. Total liabilitas tercatat melonjak menjadi USD 3,69 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 1,25 miliar.
Aset perseroan melonjak menjadi USD 6,52 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 3,01 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara USD 1 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 521,35 juta.
DSSA Tambah Kepemilikan Saham FREN Melalui OWK
Sebelumnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menambah kepemilikan saham di PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) melalui obligasi wajib konversi (OWK).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang disampaikan pada 13 Juli 2022, dikutip Rabu (27/7/2022), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk melalui entitas anak perseroan PT DSSE Energi Mas Utama (EMU) telah konversi OWK PT Smartfren Telecom Tbk yang dimilikinya menjadi saham. Saham hasil konversi ini telah tercatat di BEI pada 11 Juli 2022.
“Dengan konversi ini, kepemilikan saham perseroan dan EMU dalam Smartfren menjadi sektiar 23 persen,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra dalam keterbukaan informasi BEI.
Manajemen Dian Swastatika Sentosa menyatakan, investasi ini akan dicatatkan dalam laporan posisi keuangan perseroan. Dengan demikian, perseroan melalui anak usaha memiliki 72.591.193.000 saham FREN atau setara 23 persen setelah transaksi OWK. Sebelumnya perseroan memiliki 67.591.193.000 atau setara 21,8 persen kepemilikan saham dalam FREN.
Mengutip data RTI, saham FREN turun 1,02 persen ke posisi Rp 97 per saham pada penutupan perdagangan sesi pertama.
Saham FREN dibuka naik tipis satu poin ke posisi Rp 99 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 101 dan terendah Rp 93 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 30.398 kali dengan volume perdagangan 29.693.408 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 286,2 miliar.
Koreksi saham FREN terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuatif. IHSG naik terbatas 0,08 persen pada sesi pertama perdagangan 27 Juli 2022. IHSG menguat ke posisi 6.877,28. Indeks LQ45 naik tipis 0,12 persen ke posisi 969,67.
Saham FREN dibuka naik tipis satu poin ke posisi Rp 99 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 101 dan terendah Rp 93 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 30.398 kali dengan volume perdagangan 29.693.408 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 286,2 miliar.
Advertisement
DSSA Melalui Stanmore Selesaikan Akuisisi Tambang di Australia
Sebelumnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melalui entitas tidak langsung Stanmore Resources Limited (Stanmore) menyelesaikan pengambilalihan 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd pada Selasa, 3 Mei 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/5/2022), perseroan mengumumkan Stanmore melalui Stanmore SMC Holdings Pty Ltd (SMC) telah merampungkan rencana transaksi pengambilalihan atau akuisisi 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd.
Hal ini juga merujuk pada keterbukaan informasi perseroan pada 21 Februari 2022, 16 Maret 2022 dan 30 Maret 2022.
"Pengambilalihan ini didanai antara lain dengan dana kas internal Stanmore setelah penawaran penerbitan hak pro-rata saham biasa Stanmore dan penarikan fasilitas pembiayaan pengambilalihan senilai USD 625 juta," tulis Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra dalam keterbukaan informasi BEI.
Perseroan menyatakan dengan penyelesaian transaksi pengambilalihan ini, Stanmore melalui SMC telah efektif memiliki 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd yang merupakan pemilik 80 persen saham BHP Mitsui Coal Pty Ltd.
"Pengambilalihan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambang jangka panjang bagi seluruh pemegang saham perseroan," tulis Susan.
Pada 21 Februari 2022, Dian Swastatika Sentosa mengumumkan pengambilalihan saham Dampier dari BHP oleh SMC, entitas anak GEAR dengan harga pembelian hingga USD 1,35 miliar.
Pendanaan untuk rencana pengambilalihan salah satunya berasal dari penerimaan fasilitas pembiayaan akuisisi sebesar USD 625 juta oleh SMC dari sindikasi lembaga pembiayaan.
Adapun pendanaan untuk pengambilalihan saham tersebut melalui kombinasi dari penawaran hak pro-rata saham biasa Stanmore, yang ketentuannya akan diawasi oleh komite direksi independen Stanmore hingga USD 600 juta, fasilitas pembiayaan akuisisi USD 625 juta dan pendanaan internal.
Alasan Akuisisi
Perseroan menyatakan pengambilalihan saham Dampier ini untuk memperkuat posisi perseroan sebagai pemain dalam bisnis batu bara metalurgi di Asia dan Oseania yang dapat memberikan dampak positif bagi pemegang saham perseroan.
BMC memiliki aset batu bara metalurgi yang berlokasi di Queensland, Australia yang terdiri dari tambang South Walker Creed dan Poitrel dengan produksi gabungan sekitar 10 juta ton per tahun dan total cadangan 171 juta ton. Ini termasuk proyek batu bara Wards Well yang belum dikembangkan.
Aset tersebut terletak di dekat aset Stanmore yang saat ini telah ada, yang akan meningkatkan operasio kegiatan bisnis utama Stanmore di sektor pertambangan batu bara metalurgi.
"Hal ini sejalan dengan strategi investasi Stanmore untuk memperluas operasi yang ada dan memaksimalkan sinergi geografis dari infrastruktur yang ada," tulis perseroan.
Dengan demikian, perseroan dan Stanmore berharap rencana pengambilalihan ini akan meningkatkan produksi, total cadangan, rata-rata tertimbang umur tambang, dan arus kas Stanmore secara material.
"Kehadiran aset BMC juga akan diversifikasi produk dan pembeli ke dalam portofolio Stanmore dan meningkatkan keberadaan Stanmore dalam pasar dengan pertumbuhan utama seperti India," tulis perseroan.
Advertisement