Liputan6.com, Jakarta - Woori Card Co Ltd, perusahaan asal Korea Selatan kini menjadi pengendali baru di PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI). Hal ini setelah PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) melepas kepemilikan sahamnya di BPFI.
Dalam laporan PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), disebutkan perseroan sebagai penjual dan Woori Card Co Ltd selaku pembeli telah melakukan crossing di bursa atau pengalihan hak kepemilikan atas 1.658.927.126 saham BPFI.
Baca Juga
Jumlah saham itu setara 62,039 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor dalam PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.
Advertisement
Rincian crossing saham pada 31 Agustus 2022 itu antara lain sebanyak 1.361.465.218 saham dengan harga Rp 655 per saham dan sebanyak 297.461.908 saham dengan harga Rp 654 per saham. Nilai transaksi penjualan saham tersebut Rp 1,08 triliun.
Dalam keterbukaan informasi BEI yang dikutip Minggu, (4/9/2022), Direktur Utama PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk, Rudi Setiadi menuturkan, tujuan transaksi untuk meningkatkan performa keuangan perseroan.
“Dengan melakukan penjualan dan pengalihan hak kepemilikan atas saham yang dijual, perseroan akan menggunakan dana hasil transaksi untuk diinvestasikan apda berbagai instrument keuangan yang dapat memberikan tambahan pendapatan dari hasil investasi bagi perseroan,” tulis dia.
Selain itu, perseroan dapat lebih fokus pada pengembangan usaha pada entitas anak perseroan pada bidang usaha manajer investasi, asuransi umum dan jasa transportasi serta melihat potensi usaha baru yang dapat meningkatkan nilai perseroan ke depan.
“Dampak transaksi ini adalah terjadinya perubahan pengendali terhadap BPFI dari pengendali yang lama yaitu perseroan menjadi Woori Card Co Ltd sebagai pengendali yang baru,” tulis dia.
BPII Kini Genggam 12,18 Persen Saham Batavia Prosperindo Finance
Adapun transaksi penjualan dan pengalihan hak kepemilikan atas saham yang dijual tidak memiliki dampak yang merugikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan.
Woori Card Ltd suatu perusahaan yang didirikan dan tunduk berdasarkan hukum negara Republik Korea, Seoul, Republik Korea. Perseroan dan Woori Card Ltd tidak memiliki hubungan afiliasi sebagaimana diatur menurut ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku di pasar modal.
Setelah transaksi tersebut, PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk genggam 12,18 persen saham BPFI atau setara 325.630.744 saham.
Berdasarkan data RTI, pemegang saham BPFI per 31 Juli 2022 antara lain Batavia Prosperindo Internasional sebesar 74,22 persen, masyarakat sebesar 12,32 persen, Suzanna Tanojo sebesar 7,43 persen, UOB Kay Hian Pte Ltd sebesar 6,03 persen.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 2 September 2022, saham BPFI stagnan di posisi Rp 750 per saham. Saham BPFI berada di level tertinggi Rp 770 dan terendah Rp 720 per saham. Total frekuensi perdagangan 49 kali. Total volume perdagangan 545.747 lot saham. Nilai transaksi Rp 50,7 miliar.
Advertisement
Batavia Prosperindo AM Gandeng BCA Luncurkan Reksa Dana Batavia Technology Sharia Equity USD
Sebelumnya, perusahaan jasa pengelola dana (aset management), PT Batavia Prosperindo Asset Management meluncurkan Reksa Dana Batavia Sharia Equity USD (BTSEU), suatu reksa dana berbasis dollar Amerika Serikat, dengan menggunakan prinsip syariah.
Hal tersebut disampaikan oleh CEO PT Batavia Prosperindo Asset Management Lilis Setiadi dalam acara Virtual Launching Reksa Dana BTSEU, Senin, (7/2/2022).
Seperti halnya produk berbasis saham lain, BTSEU juga mengandung risiko karena reksa dana ini berbasis saham juga berdenominasi dollar. Selain risiko valuta asing, juga ada risiko likuiditas, meskipun hampir sebanyak 50 persen underlyingnya di saham-saham mega caps (berkapitalisasi besar).
"Ini adalah reksa dana saham berdenominasi dollar, risiko harus di-highliht itu forex, di saham-saham luar negeri, ada risiko kenaikan harga saham yang diinvestasikan, nilai saham bisa naik turun dari waktu ke waktu atau risiko pasar. Risiko likuiditas selalu ada, mega caps, hampir 50 persen megacaps, kalau di bursa AS. Ada regulation risk, karena kita investasi di perusahaan berdomisili di negara lain," kata dia.
Namun di sisi lain, reksa dana ini diuntungkan karena basis sektoralnya yang mengusung sektor teknologi yang saat ini tumbuh pesat. Terutama karena COVID-19 sektor teknologi mengalami akselerasi pertumbuhan karena segala Sesuatu dilakukan secara digital, dengan kebutuhan akan teknologi yang lebih tinggi.
Investor Harus Pahami Risiko
Untuk itu, Lilis mengedukasi, investor yang ingin berinvestasi di produk reksa dana BTSEU ini sebaiknya sudah memahami risiko investasinya.
Pada prinsipnya peluang profit dengan risiko berjalan beriringan. Karena itu, investor yang disasar pun lebih ke investor atas dengan profil dana cukup untuk diversifikasi, dan memiliki pemahaman dan kesiapakan akan fluktuasi dan risiko-risiko yang bisa timbul.
"Risiko fluktuasi bisa cukup dalam kalau ada berita tertentu. Itu perlu dipahami investor, ini akan memberikan nilai tambah dalam jangka menengah-panjang," kata dia.
Advertisement