BSI Bidik Pertumbuhaan Pembiayaan hingga 13 Persen

BSI juga menargetkan pertumbuhan laba 25 persen hingga akhir tahun, salah satu pendorongnya dengan ekspansi pertumbuhan pembiayaan 11-13 persen.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 23 Sep 2022, 20:07 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2022, 20:07 WIB
FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Pekerja beraktivitas di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Pada 27 Januari 2021, BSI telah mendapatkan persetujuan dari OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI menargetkan pertumbuhan pembiayaan sekitar 11-13 persen hingga akhir tahun ini.

Sekretaris Perusahaan BSI, Gunawan Arief Hartoyo menuturkan, pihaknya memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan sekitar 11-13 persen.

“Ekspansi pembiayaan sekitar 11-13 persen,” kata Gunawan dalam konferensi pers, Jumat (23/9/2022).

BSI juga menargetkan pertumbuhan laba 25 persen hingga akhir tahun, salah satu pendorongnya dengan ekspansi pertumbuhan pembiayaan 11-13 persen.

"Target laba BSI tumbuh 25 persen hingga akhir tahun. Kami memproyeksikan ada beberapa yang mendukung pencapaian target tersebut, antara lain ekspansi pembiayaan sekitar 11-13 persen,” kata dia.

Selanjutnya, pembiayaan tersebut sehat dan sustainable, maka kualitas pembiayaan dijaga 2,7-2,8 persen. Sedangkan, dana murah atau CASA diproyeksikan mencapai 60 persen

“Kemudian, karena dia sehat dan sustain maka kualitas pembiayaan akan kita jaga 2,7-2,8 persen. Kemudian, dana murah atau CASA kita akan proyeksikan mencapai 60 persen,” ujar dia.

Selain itu, BI akan mengembangkan optimalisasi penghimpunan pendapatan dari fee based income diproyeksikan tumbuh 15 persen.

“Kami akan mengembangkan optimalisasi penghimpunan atau pengumpulan pendapatan dari fee based income tumbuh di atas 15 persen, dari digital kita, kemudian transaksi gadai emas, treasury, dan kemudian termasuk recovery pembiayaan,” kata dia.

Sementara itu, BSI juga diharapkan bisa mendorong ekonomi hijau.

“Kami ingin sampaikan bahwa bsi ini merupakan bagian dari industri keuangan syariah diharapkan bisa mendorong green economy,” imbuhnya.

 

Hasil RUPSLB BSI pada 23 September 2022

RUPSLB Bank Syariah Indonesia (BRIS), Jumat, 23 September 2022 (Foto: Bank Syariah Indonesia)
RUPSLB Bank Syariah Indonesia (BRIS), Jumat, 23 September 2022 (Foto: Bank Syariah Indonesia)

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mendapat persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan aksi korporasi melalui penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (rights issue).

Perseroan melakukan rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 6 miliar saham Seri B Perseroan, dengan nilai nominal Rp 500 per saham (saham baru).

Perseroan akan menggunakan tambahan modal hasil rights issue tersebut ini untuk mendukung ekspansi pertumbuhan BSI secara organik melalui penyaluran pembiayaan murah dan kompetitif bagi masyarakat. Hal tersebut diungkapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BSI.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, untuk mendukung rencana tersebut, BSI membutuhkan tambahan permodalan (ekuitas) agar capital adequacy ratio (CAR) perseroan dapat mencapai di atas 20 persen pada akhir tahun 2025. 

“Penguatan permodalan ini tentunya akan dimanfaatkan BSI untuk mengembangkan bisnis sehingga dapat memberikan profitabilitas yang optimal bagi pemegang saham dengan proyeksi Return On Equity (ROE) di level 18-20 persen dalam jangka waktu menengah hingga panjang,” kata Hery dalam keterangan resminya, Jumat (23/9/2022).

Adapun ringkasan atas keputusan dari agenda rapat yang berlangsung pada saat RUPSLB, Jumat, 23 September 2022 sebagai berikut:

Agenda pertama, persetujuan atas rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I) atau disebut right issue Perseroan sebanyak 6 miliar saham Seri B yang akan dilaksanakan pada kuartal IV  2022.

 

Rombak Pengurus

RUPSLB Bank Syariah Indonesia (BRIS), Jumat, 23 September 2022 (Foto: Bank Syariah Indonesia)
RUPSLB Bank Syariah Indonesia (BRIS), Jumat, 23 September 2022 (Foto: Bank Syariah Indonesia)

Selain itu, agenda kedua, persetujuan atas perubahan 21 ketentuan dalam anggaran dasar Perseroan dan agenda ketiga, persetujuan pemberhentian M. Zainul Majdi selaku Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Perseroan.

Dengan demikian, susunan pengurus BSI menjadi sebagai berikut:

Dewan Komisaris Perseroan :

•      Komisaris Utama/Independen: Adiwarman Azwar Karim

•      Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat

•      Komisaris Independen: Mohamad Nasir

•      Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan 

•      Komisaris: Masduki Baidlowi

•      Komisaris: Imam Budi Sarjito

•      Komisaris: Sutanto

•      Komisaris: Suyanto

•      Komisaris: Nizar Ali

 

Direksi Perseroan:

•      Direktur Utama: Hery Gunardi

•      Wakil Direktur Utama: Bob Tyasika Ananta

•      Direktur Wholesale Transaction Banking: Zaidan Novari

•      Direktur Retail Banking: Ngatari

•      Direktur Sales & Distribution: Anton Sukarna

•      Direktur Information Technology: Achmad Syafii

•      Direktur Risk Management: Tiwul Widyastuti

•      Direktur Compliance & Human Capital: Tribuana Tunggadewi

•      Direktur Finance & Strategy: Ade Cahyo Nugroho

•      Direktur Treasury & International Banking: Moh. Adib

 

Dewan Pengawas Syariah : 

• Ketua : Dr. KH. Hasanudin, M.Ag 

• Anggota : Dr. H. Mohamad Hidayat, MBA, MH 

• Anggota : Dr. H. Oni Sahroni, M.A 

• Anggota : Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, MS

 

Dalam kesempatan yang sama, Hery Gunardi juga menyampaikan, keputusan pemegang saham ini bisa membawa BSI lebih baik.

“Kami meyakini keputusan pemegang saham ini akan menjadikan pengurus perseroan semakin solid dan mampu membawa Bank Syariah Indonesia semakin berperan dalam pertumbuhan perbankan syariah untuk go global,” pungkasnya. 

BSI Incar Dana Rp 5 Triliun dari Rights Issue, Buat Apa Saja?

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Pekerja menghitung uang di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau disebut BSI akan melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. 

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi menuturkan, pihaknya berencana menggunakan dana sekitar Rp 5 triliun dari aksi korporasi tersebut untuk ekspansi bisnis.

"Terkait penggunaan dana rights issue itu rencananya mungkin sekitar Rp 5 triliun, dana itu akan kami gunakan HMETD. Jadi bagi pemegang saham seperti Mandiri, BNI, BRI  punya hak untuk membeli dahulu, misal tidak membeli bisa ditawarkan ke publik,” kata Hery dalam  Komisi VI DPR RI RDP dengan Kementerian BUMN RI, ditulis Rabu, 21 September 2022.

Hery mengatakan, penggunaan dana rights issue ini akan digunakan untuk melakukan ekspansi bisnis Perseroan. 

“Nantinya, Rp 5 triliun ini akan digunakan untuk ekspansi bisnis, karena pertumbuhan pembiayaan kita cukup tinggi targetnya. Kemudian, untuk naikin CAR kita 17 sekian, CAR ke 22  persen, belum mampu ke 25 persen. Tapi, nanti next aksi korporasi akan kejar ke situ,” ujar dia. 

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 16 Agustus 2022 PT Bank Syariah Indonesia Tbk menerbitkan maksimal 6 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 500 per saham.

Perseroan akan memakai dana hasil rights issue untuk penyaluran pembiayaan dalam mendukung pertumbuhan bisnis perseroan. PT Bank Syariah Indonesia Tbk mengharapkan proses rights issue selesai pada kuartal IV 2022.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya